Selasa, 05 November 2019

Keistimewaan Al-Qur'an

Keistimewaan Al-Qur'an

Oleh Dian Kusumaning R
Gambar : Pixabay


Al-Qur’an adalah risalah Allah kepada manusia semuanya. Al-Quran adalah kalam Allah. Sebagaimana dalam firman -Nya:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِلِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
            “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (Q.S. Al-Furqan, ayat: 1)
ALQURAN itu istimewa. Sebagai kitab yang jadi sumber hukum tertinggi dalam Islam, Alquran berisi pedoman hidup bagi seluruh muslim.
            Membaca Alquran merupakan ibadah. Selain dibaca, isi Alquran juga perlu dipelajari dan diamalkan. Sebab, selain aturan berupa perintah dan larangan Allah di dalamnya, Alquran juga punya banyak keistimewaan lainnya
Sebagai manusia, kita tidak pernah lupa kepada Allah. Amalan yang paling mensucikan, yang mengangkat derajat, yang lebih baik dari menafkahkan emas adalah dzikrullah. Dzikrullah terbaik adalah membaca Al-Quran. Karena Al-Quran adalah Kalam Allah.
1.       Keseimbangan kata
Beberapa kata dalam Alquran dan ayatnya, ternyata saling berpasangan dan memiliki jumlah yang seimbang. Contohnya: kata ‘Hayat’ dan ‘maut’ yang berarti hidup dan mati. Kata-kata tersebut diulang-ulang dalam Alquran, masing-masing sebanyak 145 kali.
Selain itu juga ada kata ‘musibah’ dan ‘sukr’ yang artinya bencana dan syukur. Kata-kata tersebut diulang-ulang dalam Alquran sebanyak 75 kali.
Jika direnungkan lebih dalam, keseimbangan kata ini mengandung hikmah, bahwa hidup akan berakhir dengan kematian. Demikian juga dibalik setiap musibah, selalu ada nikmat Allah yang bis adisyukuri.

2.       Jumlah bilangan yang tepat
Beberapa kata dalam Alquran ternyata berkaitan dnegan rumusan matematika loh. Contohnya, terkait penanggalan modern.
Kita tahu dalam 1 tahun terdapat 12 bulan terdiri dari 365 hari. Nah, dalam Alquran, kata ‘syahr’ yang artinya bulan itu jumlahnya ada 12. Sedangkan kata ‘yaum’ ynag artinya hari, jumlahnya ada 365.
Kesamaan itu tentunya bukan kebetulan. Ada perhitungan Allah yang Maha Teliti di sana. Dan, ini membuktikan bahwa Alquran bukanlah buatan manusia, tapi benar-benar kalamullah.

3.       Kitab yang paling mudah dihafal
Alquran yang terdiri dari ribuan ayat dalam 114 surat yang terbagi menjadi 30 juz, ternyata bisa dihafal, ko. Bahkan oleh anak kecil atau lansia sekalipun. Buktinya?
Setiap tahun, ratusan hafiz terlahir dari madrasah Alquran yang tersebar di berbagai negara. Di Iran, ada seorang anak bernama Husein bin Thoba Thoba’i yang mampu menghafal Alquran sejak usia 5 tahun. Lebih dahsyat lagi, seorang anak dari Aljazair bernama Abdurrahman Farih. Dia sudah hafal Alquran sejak umur 3 tahun.

4.       Ilmu Pengetahuan
Alquran banyak menyingkap rahasia tentang persoalan ilmiah yang bahkan masih jadi tanda tanya para ilmuan dunia. Salah satunya tentang gunung.
Allah SWT berfirman:
“Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh sehingga bumi tidak goncang bersama mereka…” (QS Al Anbiya: 31)
Dalam ilmu geologi modern, terungkap bahwa gunung memang berfungsi untuk mencegah goncangan bumi.
Gunung tercipta dari lempengan bumi yang bergerak dan bertabrakan jutaan tahun lalu. Lempengan inilah yang diketahui bisa berfungsi menahan tenaga dari dalam bumi.
Dengan demikian, apa yang disampaikan Allah dalam Alquran itu berkesesuaian dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia melalui metode ilmiah. Sebab, pada dasaranya semua ilmu pengetahuan itu bersumber dari Allah SWT.

5.       Keindahan Alquran
Dalam membaca Alquran ada aturan tajwid yang harus diterapkan. Demikian juga, ada yang disebut qiroaah atau langgam bacaan. Alquran bahkan bisa disuarakan dengan sangat merdu dengan kedua tuntunan tersebut (tajwid dan qiroah).
Bukan hanya merdu, keindahan Alquran juga terdapat dalam tata bahasa yang apik dan tak mungkin bisa ditiru oleh manusia. Buktinya?
Pada masa setelah nabi Muhammad SAW wafat, ada seorang nabi palsu bernama Musailamah Al kazab. Dia berusaha membuat kitab tandingan Alquran. Namun hasilnya, nihil. Kitab yang dibuat Musailamah ini isinya sama sekali tak bermakna, bahkan struktur bahasanya pun sama sekali tidak indah.

6.       Keaslian Alquran
Allah SWT menjamin keaslian Alquran. Dari sejak pertama kali diturunkan, memang ada sebagian orang yang ingin mengubah atau menambahkurangi isi alquran, namun usaha tersebut selalu berhasil digagalkan oleh umat Islam.

7.       Berisi kisah terdahulu dan yang akan datang
Kisah-kisah dalam Alquran ini sifatnya bukan dongeng melainkan kisah yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. Lewat kisah ini, ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik untuk masa depan.

Al-Quran dan Ramadhan

Ramadhan adalah bulannya Al-Quran. Mukjizat Nabi Muhammad yang selalu dapat kita gunakan. Tidak ada umat yang seberuntung kita. Bisa merasakan mukjizat yang diberikan kepada Nabinya. Maka jangan sia-siakan Al-Quran. Dialah yang paling setia, bahkan yang bisa menemani saat kita masuk ke dalam kubur nanti.
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang tidak pernah bisa lupa kepada Allah SWT. Karena amalan terbaik, amalan yang paling mensucikan, amalan yang lebih baik daripada menafkahkan bongkahan emas yaitu adalah dzikrullah. Amalan yang lebih baik daripada mati terbunuh, daripada mati karena jihad, yaitu mengingat Allah. Dzikrullah paling bagus adalah tilawah al-Quran, membaca al-Quran. Memperbagus bacaannya merupakan etika dalam membaca al-Quran.
Ada beberapa kaifiyyat atau etika sebelum dan dalam membaca al-Qur’an yang dianjurkan, berikut rinciannya:
1.      Berada dalam keadaan suci, atau berwudhu’ terlebih dahulu, meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadats.
2.      Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca al-Qur’an.
3.      Ber-siwak atau menggosok gigi, membersihkan mulut sebelum mulai membaca.
4.      Membaca isti’adzah atau ta’awwudz.
5.      Membaca basmallah pada permulaan setiap surat, kecuali surath al-Bara’ah atau at-Taubah.
6.      Memperhatikan ketertiban bacaan (tajwid).
7.      Membaguskan dan menghias bacaan al-Qur’an (tahsin wa tazayyun).
8.      Membaca dengan tartil.
9.      Men-tadabburi bacaan (meresapi, memikirkan ayat-ayat yang dibaca).
10.  Mengeraskan bacaan
11.  Tidak boleh melakukan 5 hal berikut:
a.       Tar’id, yaitu menggeletarkan suara, laksana suara yang menggeletar karena kedinginan atau kesakitan.
b.      Tarqish, yaitu sengaja berhenti pada huruf mati namun kemudian dihentakkannya secara tiba-tiba disertai gerakan tubuh, seakan-akan sedang melompat atau berjalan cepat.
c.       Tathrib, mendendangkan dan melagukan al-qur’an sehingga membaca panjang (mad) bukan pada tempatnya atau menambahnya bila kebetulan tepat pada tempatnya.
d.      Tahzin, yaitu membaca al-Qur’an dengan nada memelas seperti orang yang bersedih sampai hampir menangis disertai kekhusyukan dan suara lembut.
e.       Tardad, yaitu bila sekelompok orang menirukan seorang qari’ (pembaca al-Qur’an) pada akhir bacaannya dengan satu gaya cara-cara di atas.
12.  Bila selesai membaca al-Qur’an mengucapkan Shadaqallahul-‘Adzhim atau Sami’na wa Atha’na Ghhufranaka Rabba wa Ilaikal-Masir.
13.  Bila dalam keadaan shalat maka imam membaca dan ma’mum mendengarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us