Orang-orang yang Merugi pada Bulan Ramadhan
Oleh Dewi Ayu S.
![]() |
Gambar : Pixabay |
Bagi setiap muslim, bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa, bulan yang senantiasa dinanti-nantikan kehadirannya. Betapa bahagianya setiap muslim, menemuinya. Ibarat seorang kekasih, yang telah lama berpisah dengan kekasih tercinta, ia akan selalu menanti kehadirannya. Segala sesuatu untuk bisa mempertemukan dengan kekasihnya akan ditempuh. Tidak peduli walau harus mendaki gunung yang tinggi atau menyeberangi lautan yang luas, asal sang kekasih dapat tersenyum ceria melihat kesungguhan dan ketulusan hatinya selama ini.
Dalam sebuah hadis dikatakan:
اِذَا دَخَلَ رَمَضَا نَ فُتِّحَتْ اَ بْوَا بُ الْجَنّةِ وَغُلَّقَتْ اَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَا طِيْنَ
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setanpun dibelenggu”. (H.R. Muslim)
Hadis ini menjadi salah satu motivasi bagi setiap muslim untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdiannya kepada Allah Swt. Di bulan Ramadhan, Allah tidak hanya membuka pintu-pintu kebaikan dan memberikan pahala yang berlipat-lipat pada setiap amal kebaikan, tetapi juga menutup atau meminimalisir hambatan dan rintangan yang menghalangi hamba-Nya untuk meraih kebaikan dan pahala, yaitu membelenggu setan baik dari kalangan jin maupun manusa.
Sesungguhnya kabar gembira bulan Ramadhan hanya akan dirasakan muslim yang memiliki tekad kuat untuk menjadikan Ramadhan sebagai lahan menanam amal dan mencurahkan segala keluh kesah kepada Sang Maha Kuasa, sehingga dapat mendekati derajat takwa yang merupakan tujuan akhir puasa ramadhan.
Perlu diketahui, bahwa walaupum setan dibelenggu pada bulan Ramadhan, tetapi setan akan terus menggoda manusia dengan berbagai macam cara termasuk dengan situasi dan kondisi sehari-hari bulan puasa. Walaupun mungkin tidak sampai batal secara hukum, tetapi nilai-nilai esensi yang terkandung dalam puasa akan hilang sehingga puasanya kan sia-sia.
رُبَّ صَا ئِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَا مِهِ اِلاَّ الْجُوْ عُ وَرُبَّ قَا ئِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَا مِهِ اِلاَّ السَّهَرُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa selain lapar, dan berapa banyak orang sholat di tengah malam tidak mendapatkan apa-apa selain begadang”. (H.R. an-Nasa’i)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa tidak semua orang yang menjalankan ibadah puasa akan mendapat apa yang dijanjikan secara sempurna. Semua tergantung dari sejauh mana manusia menunaikan hak-hak puasa itu.
Tiap muslim harus menyadari bahwa puasa adalah momen yang sangat tepat untuk merenungi keberadaannya di dunia ini. Bahwa puasa di bulan ramadhan adalah media yang Allah sediakan bagi setiap muslim untuk meraih iman dan ihtisab dengan cara meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Maka, sungguh sangat merugi bila kita menyia-nyiakan bulan Ramadhan.
Golongan Orang yang Merugi di Bulan Ramadhan
1. Tidak berpuasa dan beribadah dengan maksimal
Perintah berpuasa tertuang dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak di antara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa. Padahal, jika kita menilik pada rukun Islam, bahwa seseorang belum dapat dikatakan Islam jika belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa. Sementara zakat dan ibadah haji diwajibkan bagi yang mampu saja.
Selain itu, ada juga yang berpuasa, namun tidak melakukan amal ibadah dengan maksimal. Puasa hanya sekadar puasa saja, padahal bulan Ramadhan ini menyimpan berbagai potensi. Ibadah sunnah pahalanya dihitung ibadah wajib, dan ibadah wajib dilipatgandakan pahalanya.
2. Tidak menjaga sholat
Shalat adalah ibadah terpenting bagi muslim, karena sholat adalah tiang agama. Dan sebagai amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seseorang hama di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik, maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (H.R. Tirmidzi)
Selain itu, para lelaki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat fardhu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid dikategorikan sebagai golongan orang munafik.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan neraka Jahannam, “Sesungguhnya Allah akan mengumopulkan orang-orang munafik dan kafir d neraka jahannam”. (Q.S. an-Nisa:140)
3. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum sholat witir. Nabi Saw. bersabda: “Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk”. (H.R Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahhamd).
4. Tidak membiasakan membaca Al-Quran
Membaca Al-Quran adalah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan ramadhan maupun bulan lainnya.
Dalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran , maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh pahala. Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al-Quran belum lagi jika dikerjakan pada bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan sampai tak terhingga.
5. Lebih buruk dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan kita tahun ii lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya kita adalah orang-orang yang merugi. Karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu, marilah kta koreksi kualitas ibadah kita, apakah semakin bak atau semakin menurun dari tahun sebelumnya.
6. Menganggap Biasa Bulan Ramadhan
Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, tidak ada yang berbeda seperti bulan-bulan lainnya. Hingga Ramadhan berlalu, tentu sebuah kerugian yang besar yang didapatkannya. Ia tidak menganggap istimewa bulan ramadhan, dan tidak merasakan manfaatnya. Tidak pula segera melakukan kebaikan, padahal segalanya dilipatganakan pahalanya.
7. Sebatas menahan Lapar dan Dahaga
Berpuasa tidak hanya menahan perut dari makan dan minum saja, tetapi juga hawa nafsunya. Seharusnya ia tidak pernah melakukan kemunkaran, menggunjing, menyebar fitnah, menghina, dll, perilaku yang dilakukan di luar bulan Ramadhan. Namun, ketika Ramadhan tiba, kebiasaan buruk itu tak juga berubah, sehingga Ramadhan tidak membawa pengaruh untuk kehidupan sehari-hari.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa)”. (H.R. Bukhari)
Rasulullah Saw bersabda “Puasa itu tidak hanya meninggalkan makanan dan minuman. Akan tetapi, puasa itu ialah meninggalkan perkataan sia-sia dan kotor”. (H.R. Ibnu Hibban).
8. Tetap Maksiat di Bulan Ramadhan
Ini merupakan golongan terburuk yang dilakukan oleh umat yang mengaku muslim. Mereka tidak mengenal Allah, baik di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Golongan ini tetap tidak menjalankan menjalankan sholat dan puasa tanpa udzur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar