Sedikit Demi Sedikit
Oleh Feba
Ayuningtiyas
![]() |
Gambar : Pixabay |
Sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi bukit merupakan sebuah peribahasa yang artinya
usaha/upaya kecil yang terus-menerus pasti akhirnya akan memberikan hasil.
Ketika kita ingin memiliki sebuah barang, kita akan mencari bagaimana caranya
agar memiliki barang tersebut, sedangkan kita tidak mempunyai uang sama sekali
agar bisa membelinya. Terfikirlah cara menabung uang sedikit demi sedikit,
sehingga uang yang terkumpul akan menjadi banyak dan bisa membeli barang
tersebut. Seperti halnya dalam ibadah, ketika seseorang ingin merubah dirinya
menjadi yang lebih baik. Ia tidak bisa langsung/instan dalam berubah, tetapi
perlahan-lahan. Karena ketika ia perlahan-lahan berubah akan membuatnya
terbiasa dan konsisten dalam perubahan yang ia lakukan, sehingga menimbulkan
keistiqomahan.
Kita sebagai
umat Nabi Muhammad ingin beribadah juga seperti Nabi Muhammad, berakhlakur
karimah seperti nabi Muhammad. Setelah diteliti bedanya hanya sedikit. Antara
Nabi Muhammad dan umatnya yaitu kita. Nabi Muhammad sedikit tidur, kita sedikit-sedikit
tidur. Nabi Muhammad sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan, Nabi Muhammad
sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah. Ini untuk mengarahkan kepada kita
bahwa mencontoh Nabi bukan perkara yang mudah. Tetapi bukan berarti kita tidak
bisa untuk mencontoh sedikit demi sedikit perilaku Nabi Muhammad. Inya Allah.
Nah, jadi sedikit demi sedikit dalam meniru perilaku Nabi Muhammad itu seperti
apa ya? Agar betul-betul Sedikit demi sedikit ada 4 hal yang harus dilakukan,
yaitu:
1.
Sebagai umat Muslim yang beriman
harus rajin membaca Al-Qur’an
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa
yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak
mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu
huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan
dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Membaca satu
huruf saja sudah mendapatkan 10 kebaikan, coba 1 halaman ada lebih dari 100
huruf. Berapa yang kita peroleh? Kita sebagai umat Muslim sangat jarang membaca
Al-Qur’an. Coba kita renungkan, saat malas membaca Al-Qur’an katakan pada diri
sendri. “Cobalah membaca Qur’an, 5 menit saja!” bukankah telah banyak waktu
yang terbuang tanpa pahala? Ada metode agar kita membaca Al-Qur’an setiap hari
yaitu: Ba’da maghrib 10 ayat, ba’da shubuh 10 ayat. Kalau dijumlah 1 hari 20
buah ayat, kali 1 bulan 600 ayat. Al-Qur’an hanya 6000 ayat. Berarti 1 tahun
khatam sekali. Bulan ramadhan juga harus sering membaca Al-Qur’an, 1 bulan
harus sudah khatam 1 kali. Berarti 1 tahun khatam 2 kali. Orang yang cinta
kepada Allah sudah pasti akan membaca kalam-Nya, yaitu dengan rajin membaca
Al-Qur’an, tartil bacaannya, dan juga membaca maknanya.
2.
Rajin sholat malam.
Ketika Orang yang mengerjakan sholat
tahajud kemudian berdoa, insya Allah doanya dikabulkan oleh Allah. Apalagi jika
ia melakukannya di sepertiga malam yang terakhir. Nabi Muhammad saw. Bersabda:
“Dan
Shalatlah (pada malam hari) tatkala orang-orang tidur! Niscaya kalian memasuki
surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi No. 2409 dan mengatakan bahwa hadis ini
shahih) Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Ad-Darimi )
Siapa yang tidak mau surga? tentu kita
semua mendambakannya. Rasulullah saw. memberikan kabar gembira berupa
surga yang diperoleh dengan mudah dan selamat kepada kita yang mengerjakan
sholat tahajjud ketika kebanyakan orang terlelap. Aisyah radhiyallahu ‘anha
mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seseorang
bertekad untuk bangun melaksanakan shalat malam, namun ketiduran
mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala shalat malam untuknya dan
tidurnya tadi dianggap sebagai sedekah untuknya.” (HR. An Nasai no. 1784, shahih menurut Syaikh Al Albani).
Jika ada
seseorang yang sudah mempunyai niatan sholat tahajud, tetapi ia malah
ketiduran, sehingga tidak jadi melaksanakan sholat tahajud. Ia tetap
mendapatkan pahala sholat malam dan tidurnya dianggap sedekah. Masya Allah.
3.
Rajin puasa sunah.
Sungguh, puasa
adalah amalan yang sangat utama. Di antara ganjaran puasa disebutkan dalam
hadits berikut,
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh
manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh
ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa.
Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.
Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang
yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia
berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang
yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi” (HR.
Muslim no. 1151).
Adapun puasa
sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Selain itu
pula puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang
terdepan (as saabiqun al muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah seseorang akan
mudah mendapatkan cinta Allah. Tradisikan puasa sunah senin kamis dan 13,
14, 15, tengah bulan. Puasa sunah lebih berat daripada puasa wajib karena puasa
sunah banyak godaannya karena yang lain tidak puasa, kita hanya berpuasa
sendirian. Jika kita puasa senin kamis 1 bulan bisa 8 hari ditambah puasa
tengah bulan ditambah 3 hari. Jadi kita puasa sunah selama 1 bulan adalah 11
hari. Ditambah puasa-puasa yang lain seperti puasa di bulan Sya’ban, 6 hari di
bulan syawal, puasa di awal Dzulhijah, dan ‘asyura. Jika sudah bisa berpuasa
senin kamis dan puasa tengah bulan tiga hari bisa beralihlah ke puasa daud.
4.
Tiada hari tanpa shodaqoh “one day
one thousand”.
Shodaqoh dapat
mendatangkan rizki sebagai balasan langsung dari Allah Swt atas sedekah yang
dikeluarkannya, ini merupakan suatu keberkahan baginya, Rasulullah Saw
bersabda:
اِسْتَÙ†ْزِÙ„ُوا الرِّزْÙ‚َ
بِالصَدَÙ‚َØ©ِ
Turunkanlah
(datangkanlah) rezkimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (HR. Baihaki).
Orang yang
bersedekah akan mendapatkan rizki dari Allah, tetapi banyak orang yang enggan
untuk bersedah karena merasa uangnya akan berkurang dan menjadi miskin, padahal
syaithan lah yang menakut-nakuti agar seseorang tidak bersedakah. Allah swt.
Berfirman:
“Syaitan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan
(kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar