Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan
Oleh Firjatul Islamiyati
![]() |
Gambar : Pixabay |
Di bulan
Ramadhan ada amalan sunnah yang bisa dijalani yaitu makan sahur. Amalan ini
disepakati oleh para ulama dihukumi sunnah dan bukanlah wajib, sebagaimana kata
Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 7: 206. Namun amalan ini memiliki
keutamaan karena dikatakan penuh berkah.
Dalam hadits
muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
تَسَحَّرُوا
فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan
sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no.
1923 dan Muslim no. 1095).
Yang dimaksud
barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah
bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia
dan akhirat. Namun patut diketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang
hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.
1.
Keberkahan dalam Makan Sahur
a)
Memenuhi perintah Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaan
mentaati beliau disebutkan dalam ayat,
مَنْ يُطِعِ
الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa’: 80).
Allah Ta’ala
juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
b)
Makan sahur merupakan syi’ar Islam
yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin
Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا
بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan
antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan
sahur.” (HR. Muslim no. 1096). Ini berarti Islam mengajarkan baro’ dari orang
kafir, artinya tidak loyal pada mereka. Karena puasa kita saja dibedakan dengan
orang kafir.
c)
Dengan makan sahur, keadaan fisik
lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan
sahur. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu
semakin menguatkan dan menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarh Shahih
Muslim, 7: 206).
d)
Orang yang makan sahur mendapatkan
shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السُّحُورُ
أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ
مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur
adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan
seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan
sahur.” (HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini
shahih lighoirihi).
e)
Waktu makan sahur adalah waktu yang
diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ
يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ
مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka
wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas
Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan.
Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan
kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).
f)
Waktu sahur adalah waktu utama
untuk beristighfar. Sebagaimana orang yang beristighfar saat itu dipuji oleh
Allah dalam beberapa ayat,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ
بِالْأَسْحَارِ
“Dan
orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.”
(QS. Ali Imran: 17).
وَبِالْأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan selalu
memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. ” (QS. Adz Dzariyat: 18).
g)
Orang yang makan sahur dijamin bisa
menjawab adzan shalat Shubuh dan juga bisa mendapati shalat Shubuh di waktunya
secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan.
Makan sahur
sendiri bernilai ibadah jika diniatkan untuk semakin kuat dalam melakukan
ketaatan pada Allah.
Intinya, makan
sahur punya berbagai keberkahan. Itulah rahasia-rahasia yang mungkin sebagian
kita tidak mengetahuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar