Minggu, 20 Oktober 2019

Kumpulan Kultum Ramadan 1440 H Santri Putri Al-Chudlorie


Bersemilah Ramadan

Penyerahan Buku Kultum Ramadan Santri Putri

Kumpulan Materi Kultum Ramadan 1440H Santri Putri Pesantren Mahasiswa Al-Chudlorie kali ini bertemakan "Bersemilah Ramadan" kumpulan ini dibukukan sebagai kenang-kenangan, berikut adalah materi-materi kultum yang ditulis oleh santri putri :


MENYIKAPI KESALAHAN

Oleh Alayya Indika Bayani

Dalam berinteraksi dengan orang lain  mau tidak mau, suka tidak suka,sengaja atau tidak sengaja pasti akan terjadi singgung menyinggung dan luka melukai perasaaan. Andaikata perasaan kita yang terluka atau dilukai oleh orang lain, maka Islam mengajarkan tida sikap meresponya. Pertama, menahan marah; kedua, memberi maaf; ketiga, membalasnya dengan kebaikan. Sikap yang pertama minimal, yang kedua lebih baik, dan yang ketiga paling baik. Allah SWT berfirman:
Q.S. Ali Imran 3:134
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ 

Arab-Latin: Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn
Terjemah Arti: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

1. Menahan Marah
Marah adalah emosi yang tak terkendali yang mendatangkan damai negatif kemudian disesali. Ketika orang marah lebih banyak dikendalikan oleh emosinya. Sehingga kadang ia berlaku seperti orang bodoh. Tidak berpikir panjang dengan apa akibarnya nanti. BIsa jadi, alat-alat rumah tangga, benda-benda berharga menjadi pelampiasan amarahnya.

Jangan marah bukan berarti tidak boleh marah
Tidak boleh marah bukan membiarkan kesalahan dan kemungkaran atau sering disabut nahi mungkar. Nahi mungkar adalah hal yang baik dan yang dituju nahi mungkar adalah perbuatan tidak benar. Sedangkan yang dituju marah adalah pribadi yang melakukan kesalahan bukan perbuatannya, sehingga orang marah banyak dikendalika oleh emosi.
Andaikata kita tidak bisa menguasai amarah dalam diri, maka ia boleh  menghindar untuk menenangkan diri dan menguasai nafsu amarahnya.

2. Memberi Maaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf kepada orang lain tanpa rasa benci dan keinginan untuk membalas. Dalam Bahasa Arab al’fuwu yang berarti kelebihan atau yang berlebih. Dalam Bahasa Arab al’fuwu yang berarti kelebihan atau yang berlebih, yang berlebihan harusnya di berikan agar keluar. Keluar dalam al’afwu maknanya menjadi menghapus.Dalam konteks bahasa berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati.
Orang yang dapat menahan amarahnya belum tentu dapat memberi maaf pada orang lain. Ketika  memberi maaf harus juga dilakukan sebelum orang lain meminta maaf. Sikap ini ditunjukan kepada orang lain tanpa rasa benci dan keinginan untuk membalas.
Dendam Adalah Lawannya Pemaaf
Dendam adalah menahan rasa permusuhan didalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas. Seorang pendendam tidak ada kata maaf sebelum memdapat kesampatam membalas rasa sakit hatinya. Sifat ini tidak hanya merusak pergaulan tapi juga merusak dirinya sendiri. Energinya banyak terkuras dengan memelihara dan berusaha membalasnya. Ia merasa sakit apa bila melihatnya, ia akan memikirkan segala cara dan  momem yang tepat untuk melampiaskan rasa sakitnya. Orang yang pendendam juga sebenarnya tidak mau mendapat “ampunan” dari Allah Subhanahu wata’ala
Berlapang Dada Beriringan Pemaaf
Dalam bahasa Arab ash-shathu yang etimoiogis berarti lapang dan dapat diartikan kelapagan dada. Berjabat tangan dinamai dengan mushafahah, Karena melakukannya memjadi pertanda kelapangan dada.

Ibarat menulis di selembar kertas, jika terjadi kesalahan tulis dan kesalahan tulis itu akan dihapus dengan alat peng hapus. Namun serapi-rapi meng hapus tentu akan meninggalkan bekas, bahkan bisa kusut. Supaya lebih baik dan lebih rapi, sebaiknya diganti saja kertasnya.
Berdasarkan permisalan itu, menghapus kesalahan disebut memaafkan, sedangkan berlapang dada adalah menukar lembaran kesalahan dengan lembaran yang baru sama sekali. Jadi berlapang dada menuntut untuk membuka lembaran baru. Sehigga hubungan yang ternodai, tidak kusut dan tidak seperti halaman yang dihapus.
3. Berbuat baik
Setelah menahan marah dan memberi maaf, sikap selanjutnya adalah membalasnya dengan kebaikan. Membalasnya dengan kebaikan adalah sikap terbaik dalam merepon kesalahan orang lain. Istilah Al Quran disebut ihsan, orang-orang nya disebut al muhsinin.
Enaknya kalau orang baik kita baik, kalau orang jahat kita juga bisa. Tapi sikap balas-membalas bukan sikap mulia. Jika kita dihina, lalu kita balas menghina maka kita sama-sama hina dengan dia. Kalau kita dimaki, lalu kita balas memakinya maka kita sama-sama tidak terhormat dengan orang itu. Derajat seseorang akan diangkat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala justru saat membalas keburukan dengan kebaikan.
Tidak semua kesalahan bisa dimaafkan dengan tidak melakukan tindakan apapun. Karena kesalahan yang berat atau tindakan pidana tidak semua dapat diselesaikan denagn saling memaafkan. Ada tindakan pidana sekalipun sudah dimaafkan tetap harus diproses secara hukum karena memnyangkut kepentingan publik untuk mendapatkan rasa aman dalam kehidupan masyarakat.

DUA KUNCI SUKSES

Oleh Alfi Nurulrokhimah

Setiap orang pasti ingin berhasil dalam menggapai keinginannya. Setiap mukmin selalu menginginkan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS Al-Qashas:77)
Dan keberhasilan tersebut perlu suatu ujian untuk membuktikan bahwa kita telah berhasil. Hal ini sama seperti seorang murid SD. Agar dapat naik kelas maka perlu mengikuti tes atau yang dikenal denganUjian Akhir Semester. Jika dapat melewati ujian tersebut, maka anak tersebut akan naik kelas. Kehidupan kita tidak jauh beda dengan ujian bagi seorang anak SD. Allah SWT memberikan cobaan dalam setiap langkah kehidupan untuk memastikan hamba mana yang memiliki amal terbaik.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS Al Mulk : 2)
Berikut adalah beberapa hal terkait ujian dalam kehidupan kita.
1.      Waktu Ujian
Ujian dalam hidup dimulai semenjak waktu baligh sampai nanti waktunya berpulang ke Rahmatulloh. Setiap fase umur memiliki cobaan yang berbeda. Seorang remaja harus bisa memilih teman dan pergaulannya. Ketika sudah menikah, seorang suami harus bisa mencari nafkah yang halal dan melindungi keluarganya. Ketika sudah tua, seorang kakek harus sabar dengan penyakit yang dideritanya. Semua ujian tersebut harus dihadapi dengan mengharap ridho Allah SWT.
2.      Bahan Ujian
Bahan ujian itu ada disekitar kita seperti suami/istri, anak, keluarga, teman, dan tetangga. Selain itu, harta kekayaan dapat menjadi bahan ujian kita.
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS 3:14)
3.      Sifat Ujian
Sifat ujian dapat dalam kondisi susah dan senang. Kebanyakan orang mengidentikkan ujian dengan kesusahan. Jika tidak mendapatkan rezeki yang cukup atau sedang ditinggal yang dicintai maka dianggap sebagai ujian dari Allah SWT. Tapi ujian dengan kesenangan sering tidak dipedulikan walau biasanya ujian dengan kesenangan lebih sulit.
Sebagai contoh, orang yang hidupnya pas-pasan, maka dia akan membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pokok seperti beli beras, sayur dan lauk sederhana. Jika orang memiliki uang yang lebih bisa jadi dia akan membeli makanan yang mahal untuk memuaskan nafsu bahkan bisa jadi membeli makanan yang haram. Terkadang yang dibeli adalah keinginan untuk caper saja.
4.      Kunci Jawaban
Kunci jawaban ujian terhadap kehidupan kita hanya terletak pada 2 hal yaitu syukur dan sabar.
 


 “Betapa mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika datang kepadanya kesenangan dia pun bersyukur. Maka hal itu baik baginya. Jika datang kepadanya kesusahan dia pun bersabar. Maka hal itu pun baik baginya. Dan tidaklah hal itu didapatkan kecuali oleh orang mukmin.” (HR. Muslim)
Layaknya hidup seperti perputaran roda, maka ketika Allah SWT memberikan kelonggaran maka selayaknya seorang hamba untuk bersyukur dengan menjaga nikmat yang diberikan dan berbagi dengan orang lain. Hikmah dari bersyukur adalah tidak merasa sombong dengan apa yang dikaruniakan Allah SWT. Segala kesuksesan hanya Allah SWT yang mengatur.

 “Katakanlah:“Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Imran :26)
Sebaliknya, kesusahan dalam hidup harus dihadapi dengan kesabaran dan keyakinan bahwa akan ada hikmah besar dari suatu musibah. Sifat sabar dicerminkan dengan tidak menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesusahan tetapi justru melakukan muhasabah terhadap diri sendiri sebagai penyebabnya. Kesabaran akan dibalas oleh Allah SWT dengan pengampunan atas dosa yang telah lampau. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya” (HR. Bukhari no. 5641).
Inti dari menjalani hidup adalah menghadapi segala ujian yang diberikan Allah SWT. Dan kunci jawabannya adalah selalu bersyukur dan bersabar.

SEDEKAH DI BULAN YANG PENUH BERKAH


Oleh Ari Oktaviani

Sedekah adalah pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya sekedar mengeluarkan dan menyumbangkan harta.
Sedekah yang  paling ringan yaitu senyum, hal tersebut sesuai dengan HR. Tirmizi
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَة
Artinya:” Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu”
Sedekah yang paling utama disisi Allah yaitu sedekah jariah, sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sedekah kepada kerabat. Sedekah jariyah yaitu segala perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang muslim kepada orang lain, pahala dari sedekah akan mengalir secara terus menerus walaupun orang yang bersedekah itu telah ,meninggal dunia. Sedekah sembunyi- sembunyi dilakukan agar menghindari perbuatan riya. Sedekah kepada kerabat lebih diutamankan karena dengan swedekah kepada kerabat itu akan mendatangkan dua pahala sekaligus yaitu pahala sedekah dan pahala bersilaturahmi.
Keutamaan sedekah banyak sekali diantaranya sebagai berikut:
1. Sedekah dapat menghapus dosa. Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits Riwayat Tirmidzi yang berbunyi: والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
Artinya:Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.”
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan dari Allah SWT di hari akhir. Setiap orang pasti akan mengalami kematian dan apabila kita mengaku orang yang beriman kita juga menyakini adanya hari akhir, nahhh di hari akhir itu segala hal yang ada di bumi akan hancur. Namun ada segeolongan orang yang akan mendapatkan naungan di hari akhir diantaranya yaitu orang yang bersedekah, hal tersebut sesuai dengan hadits riwayat Bukhari: رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
Artinya : “Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

4 HAL  YANG DIBERI KEBAIKAN OLEH ALLAH

Oleh Deska Farida

Seringkali kebaikan allah itu kita pandang dari sudutnya yang materi Allah itu baik kalau kita punya harta yang banyak,tanah yang luas,pabrik yang dimana-mana,sementara kalau hanya sekedar itu kebaikan allah , terlalu sedikit orang yang mendapatkannya. padahal kebaikan allah tidak pernah berhenti dan meliputi seluruh makhluk yang hidup ini. Mari kita renungkan sebuah hadist,dimana baginda rasulullah bersabda:
                                                وَالْآخِرَةٍالدُّنْيَاخَيْرَ أُعْطِيَ فَقَدْ أُعْطِيْهِنَّ مَنْ أَرْبَعَةٌ
Ada 4 hal siapa yang oleh allah diberikan kebaikan dunia dan juga akhirat ini:
1.      شَاكِرٌ قَلْبٌ  (Orang yang oleh allah di berikan hati yang pandai bersyukur).
Ada ungkapan My heart  is my home ( Hatiku adalah rumahku) ,kalau luas hati rumah yang kecil besar rasanya. kalau sempit hati rumah yang besar pun kecil jadinya.kalau hati sempit rumah pun kecil kiamat namanya.
Orang yang hatinya pandai bersyukur, bisa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah. Dengan dia bersyukur semakin bertambah nikmat itu kepadanya.
Banyak orang yang kaya harta tapi miskin hati  di zaman kita sekarang ditengah gemerlapnya harta,dan dia tidak tahu mau diapakan harta yang banyak itu
Orang-orang  sufi menjelaskan kaya itu ada 2 macam ada kaya majasi dan kaya hakiki
a)      Kaya hakiki yaitu ilmunya luas, pikirannya lebar,  rendah hatinya, qonaah hidupnya
b)      Kaya majasi yaitu orang yang lahirnya dibaluti harta  tapi hatinya miskin.hidupnya sudah serba ada tapi dia masih merasa kurang.Salah satu contoh :rumahnya sudah di titik air liur orang melihatnya, tapi dia masih merasa belum apa-apa.mobilnya berdecak orang kagum melihatnya, tapi dia rasakan itupun masih belum,maka dia selalu miskin.dalam serba yang cukup tapi dia  masih merasa kurang, maka hidupnya pun selalu kekurangan.
Orang yang diberikan  hati yang kaya sungguh sebuah kebaikan.hati yang kaya merupakan hati yang luas. hati luas ada 2 tanda yaitu bisa mensyukuri nikmat dan tidak mengingkari apa yang allah berikan padanya.tapi orang yang hatinya sempit biasanya tidak pandai mensyukuri nikmat dan tidak senang melihat orang lain mendapatkan  nikmat.contoh orang yang hatinya sempit : Tetangganya beli televisi  dia demam, tetangganya beli sepeda motor dia makin gawat dia masuk rumah sakit, di rumah sakit dengar tetangganya beli mobil meninggal dia.disiksa oleh perasaan sendiri.begitulah orang yang miskin hatinya.
orang yang pandai bersyukur tentunya akan allah beri kebaikan dunia dan sekaligus kebaikan akhirat.
2. ذَاكِرٌ وَلِسَانٌ (Orang yang diberi lidah yang pandai berdzikir menyebut nama allah) .
dalam artian yang seluas-luasnya.tasbih dia berdzikir tahmid dia berdzikir tahlil ia dzikir. Tapi ada fenomena lain melihat apapun yang mengagungkan kembali kepada sang pencipta itu pun dzikir,
Melihat semesta,jagad raya, melihat bintang-bintang bertaburan diangkasa, melihat lautan luas terhampar, melihat gunung menjulang ke angkasa itu semua mengingatkan kepada allah,itu pun dzikir.Orang yang  diberi lidah pandai berdzikir  ia selalu  mengingat allah dalam segala keadaan .
islam mengajarkan seperti dari hal-hal yang paling kecil, memulai pekerjaan “ bismillah”.melihat sesuatu yang hebat “masyaallah’’ melihat sesuatu yang luar biasa ’’ subhanallah’’ terkejut “ astaqhfirullah” berjanji” insyaallah” semua dikaitkan dengan allah inilah dzikir ,Hidup yang larut dalam alur ketuhanan.
3     صابرٌ الْبَلَاءِ عَلَى بَدَنٌوَ (Pribadi fisik /badan yang kuat yang tegar menghadapi ujian dari Allah).
Beruntung orang diberikan kebaikan, kalau dia diberikan badan yang tegar dalam menghadapi bencana, tegar menghadapi cobaan,kuat menghadapi tantangan.
Tantangan itu penting kalau tidak ada tantangan kita akan tidur, cobaan juga kita perlukan tapi kalau kita tidak sanggup menahannya larut oleh cobaan itu kita akan kalah karenanya.orang yang baik di berikan kebaikan dunia akhirat punya badan yang tegar dalam menghadapi cobaan.apa cobaan allah? 2 macam,1 ayat Alqur’an menjelaskan “Kami akan coba kami akan uji kamu dengan yang baik dan yang tidak baik”.Dengan yang enak dan dengan yang tidak enak, dengan yang menyenanngkan dan dengan yang tidak menyenangkan bukan sakit ujian sehat pun ujian, tidak hanya  miskin kaya pun ujian,bukan tidak punya jabatan cobaan naik pangkat pun ujian.kita ini  mengira yang namanya ujian yang tidak enak saja.
Kalau sudah sakit ’’Ya allah sedang diuji” sehat lupa sama allah, miskin “ujian”  setelah kaya lupa bahwa itu juga’’ujian’’. Fenomenanya banyak orang lulus diuji dengan kemiskinan tapi gagal berantakan setelah diuji dengan kekayaan, waktu miskin dia menjadi hamba allah, dan setelah kaya dia menjadi hamba harta.
Belum pernah ada orang mengatakan  ”saya sedang di uji oleh allah” .kenapa? ”uang saya sedang banyak”.Kalau sudah bangkrut, miskin baru merasa diuji.
         رُسُلِهِ مِنْ أَحَدٍ بَيْنَ نُفَرِّقُ لَا
Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lainnya) dari Rasul- rasul. Semua rasul di uji, semuanya tegar seperti batu karang di tengah samudra walau tiap hari di hempas ombak, dihantam gelombang, ia tetap berdiri dengan tegar walaupun ada ujian. lain dengan orang yang loyo sedikit kena kesulitan seperti ayam sampar kerakap tumbuh dibatu. Hidup segan mati pun tak mau. Skeptis Psimis , apa yang bisa kita lakukan kalau dasar hidup kita skeptis psimis tadi. Hidup ini adalah cobaan semakin tinggi kualitas keimanan semakin berat cobaan hidup, semakin kokoh ketaatan pada agama semakin kuat pula cobaan datang menerpa.
4.      صَلِيْحَة وَزَوْجَةٌ (Diberi istri yang sholehah, pendamping).
Tidak ada suami yang sukses jadi apapun dia tanpa peran serta dan dukungan dari istri.
Itu sebabnya rasulluh menikah dengan khotijah,. Apa yang jadi pertimbangan beliau? Menikahi seorang janda yang umurnya 15 tahun lebih tua pula dari beliau, kalau sekedar mengikuti hawa nafsu pastinya tidak khadijah yang dipilih oleh baginda rasul.  Baginda rasul bukan sekedar mencari istri beliau mencari seorang pendamping.
Apa bedanya istri dengan pendamping? Setiap perempuan bisa menjadi istri, tapi tidak setiap istri menjandi pendamping.itu dibuktikan dalam sejarah, orang lain belum beriman khadijah beriman, orang lain memusuhi nabi, khadijah mengorbankan hartanya untuk membantu perjuangan nabi. Saat nabi tertimpa kesulitan khadijah tampil jadi penghibur. Khotijah tampil jadi pembela.
Ketika pertama kali berhadapan dengan malaikat jibril menyampaikan wahyu. Rasulullah gemetar seperti orang demam dan kembali kerumah. Berkata kepada khadijah “ selimuti saya khadijah. Kenapa Baginda?.kata khadijah. Baru saja turun malaikat jibril mengatakan begini-begini.saya khawatir khadijah. Khadijah mengerti suaminya mengalami semacam ketakutan
Seorang pendamping yang baik beliau tampil. Dan berkata jangan khawatir baginda allah tidak akan menyusahkan baginda untuk selamanya. Rumah tangga adalah awal kesuksesan di tempat yang lain, karena itu kalau diberikan istri yang sholeh itu sudah kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.
Seorang penjabat yang jujur, polos,lugu, sederhana, bisa jadi koruptor apabila dirayu oleh istrinya. Seorang istri yang sholehah tentu tidak akan merayu suami untuk berbuat segala hal yang dilarang allah.
            Semoga kita termasuk orang yang diberi kebaikan oleh allah swt baik kebaikan dunia maupun akhirat, semoga kita termasuk orang yang pandai berdzikir dan bersyukur. Dan semoga allah menjauhkan kita dari segala apa yang menimbulkan dosa.aamiin.


ORANG-ORANG YANG MERUGI PADA BULAN RAMADHAN

Oleh Dewi Ayu S.

Bagi setiap muslim, bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa, bulan yang senantiasa dinanti-nantikan kehadirannya. Betapa bahagianya setiap muslim, menemuinya. Ibarat seorang kekasih, yang telah lama berpisah dengan kekasih tercinta, ia akan selalu menanti kehadirannya. Segala sesuatu untuk bisa mempertemukan dengan kekasihnya akan ditempuh. Tidak peduli walau harus mendaki gunung yang tinggi atau menyeberangi lautan yang luas, asal sang kekasih dapat tersenyum ceria melihat kesungguhan dan ketulusan hatinya selama ini.
Dalam sebuah hadis dikatakan:
اِذَا دَخَلَ رَمَضَا نَ فُتِّحَتْ اَ بْوَا بُ الْجَنّةِ وَغُلَّقَتْ اَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَا طِيْنَ
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setanpun dibelenggu”. (H.R. Muslim)
Hadis ini menjadi salah satu motivasi bagi setiap muslim untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdiannya kepada Allah Swt. Di bulan Ramadhan, Allah tidak hanya membuka pintu-pintu kebaikan dan memberikan pahala yang berlipat-lipat pada setiap amal kebaikan, tetapi juga menutup atau meminimalisir hambatan dan rintangan yang menghalangi hamba-Nya untuk meraih kebaikan dan pahala, yaitu membelenggu setan baik dari kalangan jin maupun manusa.
Sesungguhnya kabar gembira bulan Ramadhan hanya akan dirasakan muslim yang memiliki tekad kuat untuk menjadikan Ramadhan sebagai lahan menanam amal dan mencurahkan segala keluh kesah kepada Sang Maha Kuasa, sehingga dapat mendekati derajat takwa yang merupakan tujuan akhir puasa ramadhan.
Perlu diketahui, bahwa walaupum setan dibelenggu pada bulan Ramadhan, tetapi setan akan terus menggoda manusia dengan berbagai macam cara termasuk dengan situasi dan kondisi sehari-hari bulan puasa. Walaupun mungkin tidak sampai batal secara hukum, tetapi nilai-nilai esensi yang terkandung dalam puasa akan hilang sehingga puasanya kan sia-sia.
رُبَّ صَا ئِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَا مِهِ اِلاَّ الْجُوْ عُ وَرُبَّ قَا ئِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَا مِهِ اِلاَّ السَّهَرُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa selain lapar, dan berapa banyak orang sholat di tengah malam tidak mendapatkan apa-apa selain begadang”. (H.R. an-Nasa’i)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa tidak semua orang yang menjalankan ibadah puasa akan mendapat apa yang dijanjikan secara sempurna. Semua tergantung dari sejauh mana manusia menunaikan hak-hak puasa itu.
Tiap muslim harus menyadari bahwa puasa adalah momen yang sangat tepat untuk merenungi keberadaannya di dunia ini. Bahwa puasa di bulan ramadhan adalah media yang Allah sediakan bagi setiap muslim untuk meraih iman dan ihtisab dengan cara meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Maka, sungguh sangat merugi bila kita menyia-nyiakan bulan Ramadhan.
Golongan Orang yang Merugi di Bulan Ramadhan
1.    Tidak berpuasa dan beribadah dengan maksimal
Perintah berpuasa tertuang dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak di antara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa. Padahal, jika kita menilik pada rukun Islam, bahwa seseorang belum dapat dikatakan Islam jika belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa. Sementara zakat dan ibadah haji diwajibkan bagi yang mampu saja.
Selain itu, ada juga yang berpuasa, namun tidak melakukan amal ibadah dengan maksimal. Puasa hanya sekadar puasa saja, padahal bulan Ramadhan ini menyimpan berbagai potensi. Ibadah sunnah pahalanya dihitung ibadah wajib, dan ibadah wajib dilipatgandakan pahalanya.
2.    Tidak menjaga sholat
Shalat adalah ibadah terpenting bagi muslim, karena sholat adalah tiang agama. Dan sebagai amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seseorang hama di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik, maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (H.R. Tirmidzi)
Selain itu, para lelaki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat fardhu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid dikategorikan sebagai golongan orang munafik.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan neraka Jahannam, “Sesungguhnya Allah akan mengumopulkan orang-orang munafik dan kafir d neraka jahannam”. (Q.S. an-Nisa:140)
3.    Tidak mengikuti tarawih hingga selesai
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum sholat witir. Nabi Saw. bersabda: “Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk”. (H.R Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahhamd).
4.    Tidak membiasakan membaca Al-Quran
Membaca Al-Quran adalah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan ramadhan maupun bulan lainnya.
Dalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran , maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh pahala. Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al-Quran belum lagi jika dikerjakan pada bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan sampai tak terhingga.
5.    Lebih buruk dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan kita tahun ii lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya kita adalah orang-orang yang merugi. Karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu, marilah kta koreksi kualitas ibadah kita, apakah semakin bak atau semakin menurun dari tahun sebelumnya.
6.    Menganggap Biasa Bulan Ramadhan
Orang yang menganggap biasa bulan Ramadhan, tidak ada yang berbeda seperti bulan-bulan lainnya. Hingga Ramadhan berlalu, tentu sebuah kerugian yang besar yang didapatkannya. Ia tidak menganggap istimewa bulan ramadhan, dan tidak merasakan manfaatnya. Tidak pula segera melakukan kebaikan, padahal segalanya dilipatganakan pahalanya.
7.    Sebatas menahan Lapar dan Dahaga
Berpuasa tidak hanya menahan perut dari makan dan minum saja, tetapi juga hawa nafsunya. Seharusnya ia tidak pernah melakukan kemunkaran, menggunjing, menyebar fitnah, menghina, dll, perilaku yang dilakukan di luar bulan Ramadhan. Namun, ketika Ramadhan tiba, kebiasaan buruk itu tak juga berubah, sehingga Ramadhan tidak membawa pengaruh untuk kehidupan sehari-hari.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa)”. (H.R. Bukhari)
Rasulullah Saw bersabda “Puasa itu tidak hanya meninggalkan makanan dan minuman. Akan tetapi, puasa itu ialah meninggalkan perkataan sia-sia dan kotor”. (H.R. Ibnu Hibban).
8.      Tetap Maksiat di Bulan Ramadhan
Ini merupakan golongan terburuk yang dilakukan oleh umat yang mengaku muslim. Mereka tidak mengenal Allah, baik di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Golongan ini tetap tidak menjalankan menjalankan sholat dan puasa tanpa udzur.

KEISTIMEWAAN AL-QURAN

Oleh Dian Kusumaning R

Al-Qur’an adalah risalah Allah kepada manusia semuanya. Al-Quran adalah kalam Allah. Sebagaimana dalam firman -Nya:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِلِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
            “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (Q.S. Al-Furqan, ayat: 1)
ALQURAN itu istimewa. Sebagai kitab yang jadi sumber hukum tertinggi dalam Islam, Alquran berisi pedoman hidup bagi seluruh muslim.
            Membaca Alquran merupakan ibadah. Selain dibaca, isi Alquran juga perlu dipelajari dan diamalkan. Sebab, selain aturan berupa perintah dan larangan Allah di dalamnya, Alquran juga punya banyak keistimewaan lainnya
Sebagai manusia, kita tidak pernah lupa kepada Allah. Amalan yang paling mensucikan, yang mengangkat derajat, yang lebih baik dari menafkahkan emas adalah dzikrullah. Dzikrullah terbaik adalah membaca Al-Quran. Karena Al-Quran adalah Kalam Allah.
1.       Keseimbangan kata
Beberapa kata dalam Alquran dan ayatnya, ternyata saling berpasangan dan memiliki jumlah yang seimbang. Contohnya: kata ‘Hayat’ dan ‘maut’ yang berarti hidup dan mati. Kata-kata tersebut diulang-ulang dalam Alquran, masing-masing sebanyak 145 kali.
Selain itu juga ada kata ‘musibah’ dan ‘sukr’ yang artinya bencana dan syukur. Kata-kata tersebut diulang-ulang dalam Alquran sebanyak 75 kali.
Jika direnungkan lebih dalam, keseimbangan kata ini mengandung hikmah, bahwa hidup akan berakhir dengan kematian. Demikian juga dibalik setiap musibah, selalu ada nikmat Allah yang bis adisyukuri.

2.       Jumlah bilangan yang tepat
Beberapa kata dalam Alquran ternyata berkaitan dnegan rumusan matematika loh. Contohnya, terkait penanggalan modern.
Kita tahu dalam 1 tahun terdapat 12 bulan terdiri dari 365 hari. Nah, dalam Alquran, kata ‘syahr’ yang artinya bulan itu jumlahnya ada 12. Sedangkan kata ‘yaum’ ynag artinya hari, jumlahnya ada 365.
Kesamaan itu tentunya bukan kebetulan. Ada perhitungan Allah yang Maha Teliti di sana. Dan, ini membuktikan bahwa Alquran bukanlah buatan manusia, tapi benar-benar kalamullah.

3.       Kitab yang paling mudah dihafal
Alquran yang terdiri dari ribuan ayat dalam 114 surat yang terbagi menjadi 30 juz, ternyata bisa dihafal, ko. Bahkan oleh anak kecil atau lansia sekalipun. Buktinya?
Setiap tahun, ratusan hafiz terlahir dari madrasah Alquran yang tersebar di berbagai negara. Di Iran, ada seorang anak bernama Husein bin Thoba Thoba’i yang mampu menghafal Alquran sejak usia 5 tahun. Lebih dahsyat lagi, seorang anak dari Aljazair bernama Abdurrahman Farih. Dia sudah hafal Alquran sejak umur 3 tahun.

4.       Ilmu Pengetahuan
Alquran banyak menyingkap rahasia tentang persoalan ilmiah yang bahkan masih jadi tanda tanya para ilmuan dunia. Salah satunya tentang gunung.
Allah SWT berfirman:
“Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh sehingga bumi tidak goncang bersama mereka…” (QS Al Anbiya: 31)
Dalam ilmu geologi modern, terungkap bahwa gunung memang berfungsi untuk mencegah goncangan bumi.
Gunung tercipta dari lempengan bumi yang bergerak dan bertabrakan jutaan tahun lalu. Lempengan inilah yang diketahui bisa berfungsi menahan tenaga dari dalam bumi.
Dengan demikian, apa yang disampaikan Allah dalam Alquran itu berkesesuaian dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia melalui metode ilmiah. Sebab, pada dasaranya semua ilmu pengetahuan itu bersumber dari Allah SWT.

5.       Keindahan Alquran
Dalam membaca Alquran ada aturan tajwid yang harus diterapkan. Demikian juga, ada yang disebut qiroaah atau langgam bacaan. Alquran bahkan bisa disuarakan dengan sangat merdu dengan kedua tuntunan tersebut (tajwid dan qiroah).
Bukan hanya merdu, keindahan Alquran juga terdapat dalam tata bahasa yang apik dan tak mungkin bisa ditiru oleh manusia. Buktinya?
Pada masa setelah nabi Muhammad SAW wafat, ada seorang nabi palsu bernama Musailamah Al kazab. Dia berusaha membuat kitab tandingan Alquran. Namun hasilnya, nihil. Kitab yang dibuat Musailamah ini isinya sama sekali tak bermakna, bahkan struktur bahasanya pun sama sekali tidak indah.

6.       Keaslian Alquran
Allah SWT menjamin keaslian Alquran. Dari sejak pertama kali diturunkan, memang ada sebagian orang yang ingin mengubah atau menambahkurangi isi alquran, namun usaha tersebut selalu berhasil digagalkan oleh umat Islam.

7.       Berisi kisah terdahulu dan yang akan datang
Kisah-kisah dalam Alquran ini sifatnya bukan dongeng melainkan kisah yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. Lewat kisah ini, ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik untuk masa depan.

Al-Quran dan Ramadhan

Ramadhan adalah bulannya Al-Quran. Mukjizat Nabi Muhammad yang selalu dapat kita gunakan. Tidak ada umat yang seberuntung kita. Bisa merasakan mukjizat yang diberikan kepada Nabinya. Maka jangan sia-siakan Al-Quran. Dialah yang paling setia, bahkan yang bisa menemani saat kita masuk ke dalam kubur nanti.
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang tidak pernah bisa lupa kepada Allah SWT. Karena amalan terbaik, amalan yang paling mensucikan, amalan yang lebih baik daripada menafkahkan bongkahan emas yaitu adalah dzikrullah. Amalan yang lebih baik daripada mati terbunuh, daripada mati karena jihad, yaitu mengingat Allah. Dzikrullah paling bagus adalah tilawah al-Quran, membaca al-Quran. Memperbagus bacaannya merupakan etika dalam membaca al-Quran.
Ada beberapa kaifiyyat atau etika sebelum dan dalam membaca al-Qur’an yang dianjurkan, berikut rinciannya:
1.      Berada dalam keadaan suci, atau berwudhu’ terlebih dahulu, meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadats.
2.      Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca al-Qur’an.
3.      Ber-siwak atau menggosok gigi, membersihkan mulut sebelum mulai membaca.
4.      Membaca isti’adzah atau ta’awwudz.
5.      Membaca basmallah pada permulaan setiap surat, kecuali surath al-Bara’ah atau at-Taubah.
6.      Memperhatikan ketertiban bacaan (tajwid).
7.      Membaguskan dan menghias bacaan al-Qur’an (tahsin wa tazayyun).
8.      Membaca dengan tartil.
9.      Men-tadabburi bacaan (meresapi, memikirkan ayat-ayat yang dibaca).
10.  Mengeraskan bacaan
11.  Tidak boleh melakukan 5 hal berikut:
a.       Tar’id, yaitu menggeletarkan suara, laksana suara yang menggeletar karena kedinginan atau kesakitan.
b.      Tarqish, yaitu sengaja berhenti pada huruf mati namun kemudian dihentakkannya secara tiba-tiba disertai gerakan tubuh, seakan-akan sedang melompat atau berjalan cepat.
c.       Tathrib, mendendangkan dan melagukan al-qur’an sehingga membaca panjang (mad) bukan pada tempatnya atau menambahnya bila kebetulan tepat pada tempatnya.
d.      Tahzin, yaitu membaca al-Qur’an dengan nada memelas seperti orang yang bersedih sampai hampir menangis disertai kekhusyukan dan suara lembut.
e.       Tardad, yaitu bila sekelompok orang menirukan seorang qari’ (pembaca al-Qur’an) pada akhir bacaannya dengan satu gaya cara-cara di atas.
12.  Bila selesai membaca al-Qur’an mengucapkan Shadaqallahul-‘Adzhim atau Sami’na wa Atha’na Ghhufranaka Rabba wa Ilaikal-Masir.
13.  Bila dalam keadaan shalat maka imam membaca dan ma’mum mendengarkan.

6 AMALAN RINGAN NAMUN BERAT TIMBANGANNYA

Oleh Dina Ratnaningrum

1. Menyempurnakan Wudhu
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ ».
Artinya : “Barang siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, maka akan keluarlah dosa - dosa dari badannya, sampai - sampai ia akan keluar dari bawah kuku - kukunya.”
Keutamaan  wudhu :
Dosa akan mengalir bersama air wudhu, anggota tubuh yang dibasuh air wudhu akan mengeluarkan cahaya di hari kiamat, menghapus dosa, mengangkat derajat, orang yang tidur dalam keadaan berwudhu akan didoakan malaikat, dan jika meninggal dalam keadaan syahid, jika makan diawali dan diakhiri dengan wudhu, maka makanan itu menjadi berkah.
2. Berjalan ke Masjid dan Menunggu Ditegakkannya Sholat
إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
Jika dia berwudlu dengan menyempurnakan wudhunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya.”(HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)
Keutamaan melangkahkan kaki menuju masjid :
Setiap langkah akan ditinggikan derajat dan dihapus dosanya, setiap langkahnya menuju masjid adalah shodaqoh, menjadi tamu istimewa allah di syurga dengan mendapat hidangan khusus setiap pagi dan sore, setiap langkah mendapatkan kebaikan (hasanah / pahala) dan dihapuskan dari keburukan / kejelekan, mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat, langkah pulang ke rumah dari masjid, nilainya sama dengan langkah keberangkatannya ke masjid
3. Berdzikir “Subhanallahi wa bihamdih”
Rasulullah SAW bersabda:
Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai (oleh) Allah Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat “Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil’Adzim”.
(HR Bukhari 7/168 dan Muslim 4/2072).
4. Shalat Dhuha
Keutamaan shalat dhuha : pahalanya seperti bersedekah, dicukupi kebutuhannya, meraih ghanimah atau keuntungan yang lebih cepat, diganjar dengan rumah di surga, mendapat pahala haji dan umrah, menggugurkan dosa, dibuatkan pintu khusus di surga.
Allah akan memberikan kedudukan yang istimewa bagi orang-orang yang melaksanakan sholat dhuha berdasarkan dengan jumlah rakaatnya. Orang yang mengerjakan dua rakaat shalat dhuha akan tercatat sebagai orang yang tidak lalai. Jika empat rakaat tercatat sebagai orang yang muhsinin (berbuat baik). Jika enam rakaaat tercatat sebagai hamba yang taat. Jika delapan rakaat tercatat sebagai hamba yang juara (sukses). Jika dua belas rakaat shalat dhuha akan dibuatkan sebuah rumah yang indah di syurga
5. Membiasakan Membaca Al – Qur’an
Hadis Ibnu Mas’ud juga, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia akan mendapatkan satukebaikan sedangkan satu kebaikan itu (bernilai)sepuluh kali lipatnya, aku tidak mengatakan ‘Alif Laam Miim ‘ sebagai satu huruf, akan tetapi ‘Alif sebagai satu huruf, ‘Laam ‘ sebagai satu huruf dan ‘miim ‘ sebagai satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).
6. Sholat Sunnah 2 Rakaat Sebelum Subuh
رَكْعَتَا اَلْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Beberapa keutamaan shalat sunnah sebelum subuh yaitu memohon petunjuk, menunjukkan rasa taqwa, bentuk doa, diampuni dosa-dosanya, rutinitas mulia, teladan rasulullah, mendisiplinkan waktu shalat, shalat sunnah terbaik, jalan masuk surga, ringan dan berpahala besar, kebaikan di akherat, dilindungi di hari kiamat, mengikuti sunnah rasul, jalan kebaikan.


AMALAN 10 MALAM TERAKHIR DIBULAN RAMADHAN

Oleh : Diyana Lutfiyah

A.WACANA PENCURI RAMADHAN
            Waktu bulan 10 Ramadhan menjadi saat-saat yang paling berharga.Bulan penuh ampunan,berkah dan pahala ini akan segera berakhir.Oleh sebab itu kita harus memanfatkan dengan sebaik-baiknya dan semoga kita semua terhindar dari beberapa wacanan yang dapat pencuri Ramadhan kita.Beberapa wacana tersebut adalah:
·         Memikirkan baju baru
Ingatlah, tujuan ibadah puasa adalah untuk menggapai takwa,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Pakaian takwa itulah yang terbaik dibanding pakaian lahiriyah. Allah Ta’ala berfirman,
يَا بَنِي آَدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS. Al-A’raf: 26).
·         Mudik
·         Sibuk di dapur
B. BEBERAPA AMALAN  DI 10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN
1.I’tikaf di Masjid
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan melakukan ketaatan kepada Allah. Ketika seseorang melakukan i’tikaf maka ia mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, menahan jiwanya untuk bersabar dalam ibadah, memutus hubungan dengan  makhluk untuk berkomunikasi dengan Khaliq–nya, mengosongkan hati dari kesibukan dunia yang menghalanginya dari mengingat Allah Ta’ala dan sibuk beribadah dengan melakukan dzikir, membaca Alquran, shalat, berdoa, bertaubat, dan beristigfar.Hal ini sesuai hadist yang artinya:
 “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-i’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri beliau ber-i’tikaf setelah itu.” (HR. Al-Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172)
Dari hadits tersebut, dapat kita simpulkan bahwa seorang wanita juga dianjurkan untuk melakukan i’tikaf karena dahulu para istri Nabi tetap melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.
  1. Qiyamul Lail
Di antara amalan yang istimewa di 10 hari terakhir Ramadhan adalah bersungguh-sungguh dalam shalat malam, memperlama shalat dengan memperpanjang berdiri, ruku’, dan sujud. Demikian pula memperbanyak bacaan Alquran dan membangunkan keluarga dan anak-anak untuk bergabung melaksanakan shalat malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari no. 1901)
  1. Membaca Alquran
Hendaknya seseorang bersemangat untuk tilawah Alquran karena Ramadhan merupakan waktu turunnya Alquran
  1. Shadaqah
  1. Memperbanyak Doa
Hendaknya seseorang banyak berdoa di 10 hari terakhir Ramadhan karena jika doanya bertepatan dengan malam lailatul qadar maka doanya akan terkabul.
  1. Bertaubat dan Istigfar

RAMADHAN MOVE ON

Oleh Eny Ngesti Utami

Ramadhan sudah datang, bagaimana perasaan anda? Senang kah? Bahagia kah? Atau justru malah sedih?
Bulan ramadhan jadikan sebagai ajang awal kita move on, maksudnya ajang perubahan diri. Banyak orang yang melakukan puasa tapi justru tidak mendapatkan apa apa selain haus dan lapar.
HAL HAL YANG MERUSAK PUASA
1.      Berpuasa tanpa keikhlasan
Padahal jika kita ikhlas maka allah akan menghapus dosa dosanya dimasa lalu, seperti hadist berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Tapi dalam kenyataannya banyak sekali orang yang berpuasa tapi dirinya merasa tidak ikhlas dengan puasanya.
2.      Berpuasa tanpa ilmu
فَقِيهٌ وَاحِدٌ , أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ
seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Seorang yang hendak berpuasa sebaiknya mengetahui ilmu tentang puasa sendiri, jangan hanya yang penting berpuasa tapi tidak tau ilmunya ..
3.      Berpuasa hanya menahan dari makan, minum, dan berjimak saja.
Jika melakukan puasa hanya untuk menahan hal hal tersebut maka hal tersebut bisa merusak puasa meskipun puasanya sah. Banyak hal yang harus kita jauhi atau hindari selagi puasa .
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barang siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya”  (HR Bukhori)
4.      Berpuasa tapi bermalas malasan
“(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan” ( HR Ahmad)
Didalam hadis diatas dijelaskan bahwa ramadhan itu bulan dimana dibukanya pintu pintu syurga, apa kita hanya akan bermalas malasan saat puasa?
5.      Bersemangat hanya diawal saja
“Adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya” (HR Bukhori dan Muslim)
Jadi ketika bulan ramadhan banyak yang bersemangat hanya diawal ramadhan saja, setelah menjelang ramadhan hamper semua orang sibuk dengan persiapan lebaran hingga lupa bahwa ramadhan masih belum berakhir.
RAMADHAN MOMENTUM PERUBAHAN
1.      Ramadhan training ikhlas
Aplikasi :
a.       Meniatkan Setiap Aktifitas untuk Kebaikan dan Mencari Ridho Allah
b.      Merasakan Pengawasan Allah dalam pekerjaan dan tugas, memberikan yang terbaik dan takut bermaksiat
2.      Ramadhan training ihsan
Aplikasi :
a.       Semangat menjalankan tugas dengan optimal dan profesional
b.      Saling berlomba dan berkompetisi menghadirkan yang terbaik untuk umat dan bangsa
3.      Ramadhan training istiqomah
Aplikasi :
a.       Semangat bekerja keras tanpa malas
b.      Mengoptimalkan potensi dengan baik dan terarah
c.       Menuju finishing touch yang khusnul khotimah

SEDIKIT DEMI SEDIKIT

Oleh Feba Ayuningtiyas

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit merupakan sebuah peribahasa yang artinya usaha/upaya kecil yang terus-menerus pasti akhirnya akan memberikan hasil. Ketika kita ingin memiliki sebuah barang, kita akan mencari bagaimana caranya agar memiliki barang tersebut, sedangkan kita tidak mempunyai uang sama sekali agar bisa membelinya. Terfikirlah cara menabung uang sedikit demi sedikit, sehingga uang yang terkumpul akan menjadi banyak dan bisa membeli barang tersebut. Seperti halnya dalam ibadah, ketika seseorang ingin merubah dirinya menjadi yang lebih baik. Ia tidak bisa langsung/instan dalam berubah, tetapi perlahan-lahan. Karena ketika ia perlahan-lahan berubah akan membuatnya terbiasa dan konsisten dalam perubahan yang ia lakukan, sehingga menimbulkan keistiqomahan.
Kita sebagai umat Nabi Muhammad ingin beribadah juga seperti Nabi Muhammad, berakhlakur karimah seperti nabi Muhammad. Setelah diteliti bedanya hanya sedikit. Antara Nabi Muhammad dan umatnya yaitu kita. Nabi Muhammad sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur. Nabi Muhammad sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan, Nabi Muhammad sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah. Ini untuk mengarahkan kepada kita bahwa mencontoh Nabi bukan perkara yang mudah. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa untuk mencontoh sedikit demi sedikit perilaku Nabi Muhammad. Inya Allah. Nah, jadi sedikit demi sedikit dalam meniru perilaku Nabi Muhammad itu seperti apa ya? Agar betul-betul Sedikit demi sedikit ada 4 hal yang harus dilakukan, yaitu:
1.        Sebagai umat Muslim yang beriman harus rajin membaca Al-Qur’an
 “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Membaca satu huruf saja sudah mendapatkan 10 kebaikan, coba 1 halaman ada lebih dari 100 huruf. Berapa yang kita peroleh? Kita sebagai umat Muslim sangat jarang membaca Al-Qur’an. Coba kita renungkan, saat malas membaca Al-Qur’an katakan pada diri sendri. “Cobalah membaca Qur’an, 5 menit saja!” bukankah telah banyak waktu yang terbuang tanpa pahala? Ada metode agar kita membaca Al-Qur’an setiap hari yaitu: Ba’da maghrib 10 ayat, ba’da shubuh 10 ayat. Kalau dijumlah 1 hari 20 buah ayat, kali 1 bulan 600 ayat. Al-Qur’an hanya 6000 ayat. Berarti 1 tahun khatam sekali. Bulan ramadhan juga harus sering membaca Al-Qur’an, 1 bulan harus sudah khatam 1 kali. Berarti 1 tahun khatam 2 kali. Orang yang cinta kepada Allah sudah pasti akan membaca kalam-Nya, yaitu dengan rajin membaca Al-Qur’an, tartil bacaannya, dan juga membaca maknanya.
2.        Rajin sholat malam.
Ketika Orang yang mengerjakan sholat tahajud kemudian berdoa, insya Allah doanya dikabulkan oleh Allah. Apalagi jika ia melakukannya di sepertiga malam yang terakhir. Nabi Muhammad saw. Bersabda:
“Dan Shalatlah (pada malam hari) tatkala orang-orang tidur! Niscaya kalian memasuki surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi No. 2409 dan mengatakan bahwa hadis ini shahih) Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Ad-Darimi )
Siapa yang tidak mau surga? tentu kita semua mendambakannya.  Rasulullah saw. memberikan kabar gembira berupa surga yang diperoleh dengan mudah dan selamat kepada kita yang mengerjakan sholat tahajjud ketika kebanyakan orang terlelap. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Tidaklah seseorang bertekad untuk bangun melaksanakan shalat malam, namun ketiduran mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala shalat malam untuknya dan tidurnya tadi dianggap sebagai sedekah untuknya.” (HR. An Nasai no. 1784, shahih menurut Syaikh Al Albani).
Jika ada seseorang yang sudah mempunyai niatan sholat tahajud, tetapi ia malah ketiduran, sehingga tidak jadi melaksanakan sholat tahajud. Ia tetap mendapatkan pahala sholat malam dan tidurnya dianggap sedekah. Masya Allah.
3.        Rajin puasa sunah.
Sungguh, puasa adalah amalan yang sangat utama. Di antara ganjaran puasa disebutkan dalam hadits berikut,
 “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi” (HR. Muslim no. 1151).
Adapun puasa sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Selain itu pula puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang terdepan (as saabiqun al muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah seseorang akan mudah mendapatkan cinta Allah. Tradisikan puasa sunah senin kamis dan 13, 14, 15, tengah bulan. Puasa sunah lebih berat daripada puasa wajib karena puasa sunah banyak godaannya karena yang lain tidak puasa, kita hanya berpuasa sendirian. Jika kita puasa senin kamis 1 bulan bisa 8 hari ditambah puasa tengah bulan ditambah 3 hari. Jadi kita puasa sunah selama 1 bulan adalah 11 hari. Ditambah puasa-puasa yang lain seperti puasa di bulan Sya’ban, 6 hari di bulan syawal, puasa di awal Dzulhijah, dan ‘asyura. Jika sudah bisa berpuasa senin kamis dan puasa tengah bulan tiga hari bisa beralihlah ke puasa daud.
4.        Tiada hari tanpa shodaqoh “one day one thousand”.
Shodaqoh dapat mendatangkan rizki sebagai balasan langsung dari Allah Swt atas sedekah yang dikeluarkannya, ini merupakan suatu keberkahan baginya, Rasulullah Saw bersabda:
اِسْتَنْزِلُوا الرِّزْقَ بِالصَدَقَةِ
Turunkanlah (datangkanlah) rezkimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (HR. Baihaki).
Orang yang bersedekah akan mendapatkan rizki dari Allah, tetapi banyak orang yang enggan untuk bersedah karena merasa uangnya akan berkurang dan menjadi miskin, padahal syaithan lah yang menakut-nakuti agar seseorang tidak bersedakah. Allah swt. Berfirman:
 “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
Setan menghalangi kita untuk sedekah. Setan menakut-nakuti kita dengan kefakiran. Ketika seorang hamba ingin bersedekah, yang ada dalam benaknya adalah takut dengan berkurangnya harta, takut dia jadi fakir, takut dia jadi miskin. Padahal belum ada catatannya dalam sejarah manusia, orang jatuh bangkrut gara-gara sedekahnya. Allah subhanahu wa ta’ala akan mengganti dengan yang lebih baik dan dalam bentuk harta yang lain. Mari mulai sekarang kita mencoba untuk bersedakah. Belanja di pasar ada atau beli sesuatu yang lain ada kembalianya 1 ribu. Sisihkan uang satu hari satu ribu untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Coba kita hitung, 1 hari 1 ribu, 30 hari berarti 30 ribu. Alhamdulillah kita sudah bershodaqoh 30 ribu perbulan. Mungkin menurut kita ini sepele, tapi semua ini pahalanya begitu besar.

Oleh Firjatul Islamiyati

Di bulan Ramadhan ada amalan sunnah yang bisa dijalani yaitu makan sahur. Amalan ini disepakati oleh para ulama dihukumi sunnah dan bukanlah wajib, sebagaimana kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 7: 206. Namun amalan ini memiliki keutamaan karena dikatakan penuh berkah.
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).
Yang dimaksud barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Namun patut diketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.
1.      Keberkahan dalam Makan Sahur
a)      Memenuhi perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaan mentaati beliau disebutkan dalam ayat,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa’: 80).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
b)      Makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim no. 1096). Ini berarti Islam mengajarkan baro’ dari orang kafir, artinya tidak loyal pada mereka. Karena puasa kita saja dibedakan dengan orang kafir.
c)      Dengan makan sahur, keadaan fisik lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan sahur. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu semakin menguatkan dan menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 206).
d)      Orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).
e)      Waktu makan sahur adalah waktu yang diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145  dan Muslim no. 758).
f)       Waktu sahur adalah waktu utama untuk beristighfar. Sebagaimana orang yang beristighfar saat itu dipuji oleh Allah dalam beberapa ayat,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.”  (QS. Ali Imran: 17).
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. ” (QS. Adz Dzariyat: 18).
g)      Orang yang makan sahur dijamin bisa menjawab adzan shalat Shubuh dan juga bisa mendapati shalat Shubuh di waktunya secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan.
Makan sahur sendiri bernilai ibadah jika diniatkan untuk semakin kuat dalam melakukan ketaatan pada Allah.
Intinya, makan sahur punya berbagai keberkahan. Itulah rahasia-rahasia yang mungkin sebagian kita tidak mengetahuinya.

 CARA MENGHADAPI COBAAN HIDUP

Oleh Istighfarin

Saudara- saudara kaum muslimin rakhimakumullah , didalam surat Al-Ankabut ayat 2 Allah SWT memberikan peringatan
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?( Q.S Al-Ankabut ayat 2)
bahwa mereka tidak  akan dibiarkan saja mengucap aamannaa, dibiarkan kami beriman kepada Allah wahumlayuftanun padahal mereka belum diuji lebih dahulu. Hal ini berarti bahwa seseorang apabila berani mengatakan amanna kami beriman kepada Allah, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menghadapi ujian, setelah ujian datang baru akan nampak nyata kadar dan kualitas keimanan yang dimiliki oleh seseorang.  Dari hal tersebut timbul pertanyaan, mengapa orang yang beriman yang justru diuji oleh Allah SWT, logikanya tentu ringan saja bahwa yang mengikuti ulangan disekolah tentu anak-anak sekolah, kalau tidak sekolah tentu saja tidak perlu ikut ulangan, makin tinggi kelasnya makin berat soal ulangan yang diberikan kepadanya. Demikian pula dalam kehidupan beragama, justru yang beriman yang mendapat ujian dari Allah SWT. Semakin tinggi nilai kualitas keimannnya, akan semakin berat ujian dan cobaan hidup yang diberikan kepadanya. Nabi kita Muhammad SAW pernah pula memperingatkan, beliau bersabda sesungguhnya ujian yang paling berat adalah yang telah diberikan kepada para nabi-nabi, dibawah itu adalah para auliya kemudian para ulama, bertahap kebawah dan kebawah diuji setiap orang menurut keteguhan dan kekuatannya berpegang kepada agamanya. Jadi semakin teguh kita berpegang pada ajaran agama, semakin dekat kita dengan aturan-aturan agama, semakin berat ujian dan cobaan yang menimpa hidup ini. Maka persolan inilah yang akan kita bicarakan pada peretemuan kali ini tentang cobaan-cobaan yang datang menimpa kehidupan kita. Pokok persoalannya adalah QS Al-baqarah ayat 155,  Allah SWT menjelaskan jenis- jenis ujian yang diberikan kepada kita orang-orang yang beriman, dalam surah tersebut Allah SWT menjelaskan
walanabluwannakum bisyay-in mina lkhawfi waljuu'i wanaqshin mina l-amwaali wal-anfusi watstsamaraati wabasysyiri shshaabiriin

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ( Q.S Al-Baqarah 155)
dan tentu dan pasti kata Allah kami akan menguji kamu sekalian kami akan mencoba kamu sekalian dengan sebagian kecil rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Ada lima macam jenis ujian yang dijelaskan dalam surah tersebut.
Yang pertama walanabluwannakum bisyay-in mina lkhawfi, kami uji kamu coba kamu dengan sebagian kecil dari rasa takut, setiap manusia terlahir dengan membawa dua sifat yang kontroversil. Akan disebut apa seseorang bergantung pada sifat mana yang lebih menonjol di dalam dirinya, tiap orang punya rasa berani tiap orang juga punya rasa takut. Kalau beraninya lebih besar daripada takutnya ia dinamakan pemberani, tapi kalau takutnya lebih besar dari pada beraninya ia dinamakan penakut. Tapi yang jelas 2 sifat kontroversil ini memang ada di dalam diri manusia. Akan diuji kamu sekalian dengan sebagian kecil rasa takut, takut yang kadang-kadang tidak beralasan. Yang kaya takut jatuh miskin, yang punya jabatan takut kehilangan jabatan dan pengaruhnya, yang pada akhirnya yang hidup pun menjadi takut mati. Sesuatu yang sungguh tak beralasan dan menimbulkan kegelisahan didalam kehidupan. Mari kita lihat dampak yang ditimbulkan oleh rasa takut ini. Ada orang kaya yang takut jatuh miskin, akibat rasa takutnya ini, pertama iya menumpuk-numpuk harta sebisa-bisanya dengan menghalalkan segala macam cara, tidak peduli halal haram, tidak mengerti haq dan batil, atau haq pantas yang makruf dan munkar tercela, yang penting ia bisa menumpuk-numpuk harta, bisa menimbun-nimbunnya tidak cukup untuk dirinya sendiri, kalau perlu anaknya sudah dipersiapkan untuk jadi orang kaya, cucunya sudah disipakan jdi orang kaya, anak cucunya,cucu cucunya seluruhnya ia takut jatuh miskin. Kemudian akibat dari rasa takut ini, ia pun terjebak kedalam penyakit baqil bin pelit alias kikir. Tidak sedikitpun tergerak hatinya untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada mereka yang memang memerlukannya. Termasuklah ia ke dalam apa yang di peringatkan, orang-orang yang menumpuk-numpuk harta kemudian menghitung-hitungnya, dia menyangka bahwa hartanya akan dapat mengekalkan kehidupannya didunia ini, dia menyangka bahwa hartanya akan dapat mengekalkan kebahagiaannya di dalam kehidupan ini. Maka kerjanya hanya menumpuk dan menumpuk,dan dia sangat takut untuk jatuh miskin. Saudara – saudara kaum muslimin rakhimakumullah  lalu yang kebetulan punya jabatan takut kehilangan kedudukan dan pengaruhnya , maka ia akan melakukan segala cara dan jalan untuk menjaga keamanan dan ketengangan dari jabatan yangs sedang didudukinya, hilang kesadaran bahwa jabatan adalah amanah, hilang pengertian bahwa kedudukan adalah alat untuk berbuat baik dan mengabdi kepada sesamanya, yang ada pikirannya adalah bagaimana menjaga kedudukan dan pengaruhnya agar tetap ada dalam dirinya, segala cara pun dilakukan dan kadang-kadang ia kehilangan kontrolnya,kemudian pada akhirnya manusiapun di landa oleh  perasaan takut mati, sungguh tidak beralasan sama sekali. Karena mati adalah kewajiban bagi semua yang bernama hidup, mati adalah merupakan suatu pintu yang setiap orang akan masuk kedalam pintu itu, bahkan mati sesungguhnya merupakan nasihat di dalam kehidupan kita. Saudara- saudara kaum muslimin rakhimakumullah yang kaya takut miskin, yang punya jabatan takut kehilangan jabatan, kedudukan dan pengaruhnya, dan pada akhirnya hiduppun menjadi takut mati. Sesunggunnya takut-takut yang sungguh tidak beralasan sama sekali, jika orang kaya takut jatuh miskin itu kemudian dia menghalalkan segala macam cara untuk menumpuk kekayaannya yang tidak akan habis selama tujuh turunan kemudian diiringi dengan sifat bakhil, sifat tertutup, sifat berpangku tangan melihat kesulitan dan penderitaan orang lain, maka sesungguhnya ia tidak merasa bahwa harta merupakan titipan dari Allah SWT, bahwa dia merupakan alat dan bukan merupakan tujuan didalam kehidupan ini. Takut miskin merupakan suatu oenyakit yang mengakibatkan orang lupa diri dan lupa daratan, takut kehilangan kedudukan dan pengaruh juga adalah penyakit yang menyebabkan orang menghalalkan segala macam cara untuk menjaga kedudukan dan jabatannya, dan takut mati adalah sesuatu yang tidak beralasan sebab siapa yang berani hidup harus berani pula menghadapi mati, yang takut mati tidak usah hidup saja, karena mati adalah kewajiban bagi semua orang yang hidup, oleh karennya rasa takut yang tidak beralasan sesungguhnya merupakan ujian, untuk menguji nilai-nilai keimananan yang ada di dalam diri seorang hamba. Orang kaya diuji dengan hartanya, pejabat diuji dengan kedudukan dan pengaruhnya,manusia hidup diuji dengan akan datangnya mati yang menjemput kehidupannya.menghadapi ujian-ujian semacam ini, maka marilah kita menyadari yang kaya tidak perlu takut miskin, dari Allah harta itu datang, kepada Allah harta itu akan kembali, yang punya kedudukan dan pengaruh tidak perlu takut kehilangan kedudukan dan pengaruhnya, karena jabatan sesungguhnya merupakan amanah dari Allah  SWT yang harus dianggap sebagai kesempatan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya.
Ujian  yang kedua waljuu'i , akan kami uji kamu dengan rasa lapar, kelaparan belum tentu identik dengan kemiskinan, bahkan didalam surah an-nahl ayat 12 Allah SWT memberikan contoh yang sangat nyata dan  jelas. Allah memberikan contoh, bagaimana keadaan suatu negeri yang makmur, aman, tenang, tentram, rezekinya datang dari segala arah, tapi sayang sekali penduduknya kufur dengan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka, akibatnya Allah timpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan sebagai akibat dari apa yang telah mereka lakukan. Marilah kita melihat contoh-contoh  dalam al quran ini untuk melakukan intropeksi di dalam diri dan kehiduoan kita. Adalah suatu keberuntungan bahwa kita sebagai manusia dijadikan Allah sebagai khalifahnya  dipermukaan bumi ini, yang ditugaskan untuk membudidayakan alam, mengelola dan mengambil manfaatnya bagi sebesar-besar manfaat di dalam kehidupan kita, dijadikannya bumi untuk tempat tinggal kita sebagai hamparan dimana fasilitas dan kebutuhan hidup kita tersedia, tinggal lagi kita pandai-pandai mengelolanya, apalagi buat kita muslim yang tinggal dipersada nusantara Indonesia tercinta ini. Suatu negara yang orang katakan untaian jamrud katulistiwa, yang hijau ranau subur, makmur melahirkan slogan dengan kata gemah ripah lohjinawi, tata tentrem, kerto raharjo. Negara yang demikian subur, negara yang demikian indah, hijau ranau ini, apabila kita terkena penyakit kufur kepada nikmat yang diberikan Allah kepada kita, dia tidak akan mendatangkan ketenangan, dia tidak akan mendatangkan kesejahteraan, bahkan boleh jadi menimbulkan kekacauan ketidaktenangan dan kelaparan ditengah negara yang subur makmur. Inilah yang sangat menyedihkan, kenapa ini semua ini bisa terjadi ? orang kufur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT. Diberikan negara yang indah, subur, makmur, hijau ranau tapi dikelola dengan cara yang brutal dan membabi buta, menguras sumber daya alam melampaui sebagaimana yang seharunya sehingga memperkosa keadaan alam itu sendiri, hutan dan belukar yang ditebang secara liar dan sembarangan akan melahirkan gurun-gurun pasir yang gersang dan tandus, sehingga dengan demikian maka akan mengakibatkan malapetaka bagi kehidupan manusia itu sendiri, begitu juga percobaan-percobaan ilmu pengetahuan yang mengundang dan mengandung reaktor-reaktor nuklir akan memberikan luka kepada alam itu sendiri, yang mengakibatkan akan kembali merugian kepada makhluk bernama manusia. Saudara-saudara kaum muslimin rakhimakumullah jadi dengan demikian di dalam negara yang demikian subur, hijau, ranau, dan makmur bisa saja terjadi kelaparan apabila kita ingkar, tidak mau bersyukur terhadap nikmat Allah yang diberikan kepada kita, kita kelola alam ini seenak perut kita saja dengan tidak memikirkan akibatnya dikelak kemudian hari nanti. Kita ambil satu contoh orang-orang tua kita dulu, pada umur 60 th, 70 th kalau dia menanam kelapa, kalau kita tanya “kek, buat  siapa menanam kelapa? Jawabannya pasti untuk anak-cucu saya dibelakang kemudian hari. Orang yang bisa menanamkan sesuatu untuk generasi yang akan datang itulah orang tua yang bijaksana, tapi orang yang menanam sesuatu hanya untuk kepentingan dirinya sendiri saja, maka itulah orang yang hanya mementingkan diri sendiri atau egois tapi lebih celaka lagi orang yang mau melakukan sesuatu yang akan meninggalkan akibat bagi generasi yang akan datang, akibat yang tidak baik itulah orang yang aniaya, orang yang dzalim dalam kehidupan kita. Bumi tempat kediaman  manusia tinggal bukan satu wujud yang tanpa batas, pernahkah kita membayangkan, hanya satu bumi untuk dihuni oleh 5 milyar lebih dari makhluk bernama manusia, yang kadang-kadang pertumbuhan sarana untuk menunjang kehidupan tidak sepesat pertumbuhan jumlah makhluk bernama manusia itu sendiri. Oleh karena itu kita dituntut untuk pandai-pandai mengelola, membudidayakan alam ini dengan tetap menjaga keseimbangannya sehingga bahaya kelaparan yang merupakan ujian didalam kehidupan Insyaa Allah tidak akan kita temukan di dalam kehidupan kita. Saudara-saudara kaum muslimin rakhimakumullah, hal ini kelaparan dalam artian satu bangsa, bisa juga kelaparan dalam artian dalam kehidupan pribadi daripada manusia. Hidup ini kata orang berjalan bagaikan roda pedati, sekali tempo kita naik keatas, lain saat kita turun kebawah, ada saatnya kita jaya, ada saatnya kita pun mengalami kemunduran, oleh karena itu pasang surut kehidupan ini membuat orang seharusnya sadar, bahwa pasang surut itu tidak harus menyebabkan pasang surutnya Ia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Kelaparan boleh jadi merupakan ujian untuk menguji nilai-nilai keimanan sesorang. Apabila dalam kondisi lapar imannya mantap, imannya teguh , imannya kuat, maka dalam kondisi dimana perutnya tidak lapar, tentu iman itu akan lebih bertambah mantap lagi. Kalu orang perutnya kenyang , berisi penuh lalu imannya stabil kemudian saat kelaparan imannya pun mengalami penurunan. Maka disitu nyata disaat ia diuji dengan kelaparan kualitas imannya ikut menyurut, mundur kebelakang dan mengalami proses degradasi, proses peluncuran dan penurunan. Oelh karenanya marilah kita menyadari  Allah SWT senantiasa memeberikan yang terbaik kepada kita bersama. Kelaparan, apabila kita terima dengan sikap lapang dada,tidak akan menyebabkan kita jadi berbuat nekat, tetapi kita tetap dalam kontrol, dalam keadaan stabil, tidak keluar dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang negatif, bagaimanapun kita ingin membela dan mempertahankan kelangsungan hidup, bagaimanapun juga kita ingin menjaga kelangsungan perut, tapi kita tidak keluar dari norma-norma dan kaidah-kaidah yang telah ditentukan di dalam kehidupan beragama. Inilah cobaan yang kedua yang ada dijelaskan di dalam al baqarah ayat 155 berupa keluparan.
Yang ketiga adalah mina l-amwaali kekurangan harta dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan ujian dari Allah SWT untuk menguji sejauh mana kekuatan iman yang kita miliki di dalam kehidupan, tetapi sesungguhnya kekayaanpun hakikatnya juga merupakan ujian dalam kehidupan. Namun  umumnya manusia akan merasa lebih diuji jika dia miskin dari pada saat diuji dengan jikalau dia menjadi orang kaya. Pada sisi lain kenyataan mengatakan banyak orang lulus diuji ketika diuji dengan kemiskinan, tetapi gagal berantakan ketika diuji dengan kekayaan. Kemiskinan pun apabila kita lihat dari segi kehidupan banyak macam bentuknya, ada kemiskinan dibidang ilmu pengetahuan, kemiskinan dan kebodohan merupakan dua saudara yang seakan-akan sekandung. Kemiskinan bisa mebimbulkan kebodohan, kebodohan bisa menimbulkan kemiskinan, tapi yang paling celaka sudah miskin bodoh pula.yang kedua miskin akhlak, hal ini lebih parah lagi dari miskin ilmu,karena menyebabkan orang kurang hajar, tidak punya budi pekerti, sehingga dengan demikian miskin akhlak lebih bahaya dari pada miskin ilmu. Adapun yang dimaksud dalam ayat ini adalah miskin harta. Imam Ali karamahuwajaha pernah memberikan suatu peringatan boleh jadi kemiskinan mendekatkan orang kepada kekufuran, dengan kata lain kemiskinan biasanay bisa membuat orang nekat, kalau sudah nekat maka bukan hanya harga diri yang dijual, keluarga yang dijual, bukan hanya nilai materi yang dimilkinya yang terjual, bahkan iman dan kenyakinannya, akidah dan pandangan hidupnyapun tidak akan segan-segan digadaikannya dijualnya untuk mengatasi kemiskinan. Padahal selalu diingatkan pandangan dan keyakinan iman sesungguhnya merupakan intan paling mahal , mutiara paling berharga di dalam kehidupan kita. Maka kemsikinan merupakan ujian, banyak orang kebal berhadapan dengan segala macam cobaan, tapi pada saat diuji dengan kemiskinan ia tidak tahan diri, ia tidak sanggup mempertahankan iman dan aqidahnya, maka aqidah yang satu-satunya ikut terjual. Marilah kita menyadari bahwa kemiskinan yang diberikan kepada kita merupakan ujian yang dieberijan Allah kepada kita untuk menguji nilai-nilai keimanan kita.
Yang keempat adalah wal-anfusi, kekurangan jiwa atau kematian, saudara-saudara kaum muslimin rakhimakumullah, yang hidup takut mati, padahal semua makhluk hidup haruslah mati. Bagaiamanapun kita takut mati, bisakah kita menghindarkan diri dari nya? bagaimanapun kita tidak ingin bertemu dengan malaikat maut, bagaimana kita bisa menghindar ? kemana kita akan lari apabila dia sudah datang menjemput nyawa. Karena itu memang ada satu prinsip yang dijelakan oleh para ulama kita  iskariman aumut syahidan, mati dan hidup dua hal yang tak terpisahkan, oleh karenanya kalau memang hidup, hiduplah secara mulia, kalau mati maka matilah secara syahid. Hidup mulia atau mati syahid ! jangan terbalik hidup sia-sia mati konyol. Nilai yang tidak ada artinya, alangkah mulia hidup yang berisi kemuliaaan dan alangkah indahnya mati dalam nilai syahid. Mati sesungguhnya juga merupakan ujian untuk menguji sejauh mana persiapan yang sudah dilakukan dalam kehidupan ini untuk menyambut dan tidak sekedar untuk menyambut tapi juga untuk mengarungi kehidupan sesudah kematian itu sendiri. Sebab kematian bukan akhir dari segalanya, kematian merupakan suatu pintu dimana kita akan masuk didalamnya, akan berjalan kembali menelusuri fase-fase kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Pembicaraan mengenai kematian inipun bisa kita evaluasi, ada yang takut mati usahanya, ada yang takut mati karirnya, ada yang takut mati rezekinya, ada yang takut mati batinnya, ada yang takut mati jasmaninya, dan sebagainya.
Yang kelima watstsamaraati, kekurangan buah-buahan bisa berarti paceklik ini juga bisa diartikan orang kufur kepada nikmat yang diberikan Allah SWT, orang jauh dari petunjuk-petunjuk agama, merasa segala kemampuan bisa dipecahkan dengan otaknya, hilang segala ketergantungannya kepada Allah SWT, maka usahanya bisa berakhir dengan yang tidak diharapkan. Seperti contohnyatanya tikus yang meggarap sawah menyerbu padi, ulat menyerbu pohon jambu, angin topan, puting beliung, gempa bumi. Itu sudah proses diluar kemampuan manusia untuk mendeteksinya bahwa setiap manusia sadar dan berusaha sesuai keterikatannya dengan hukum alam, kepada sunnatullah, maka ia harus punya sandaran vertikal kepada Allah SWT. Agar saat usahanya berhasil ia tidak lupa diri dan daratan, dan apabila usahanya ternyata gagal ia tidak menjadi putus asa, buruk sangka, sempit hati, cupit pandangan. Cobaan datang dari Allah SWT berupa kekurangan buah alias paceklik.
Menghadapi 5 macam cobaan ini, apa konsep dan jalan keluarnya ? kalimat selanjutnya dalam surah tersebut menjelaskan wabasysyiri shshaabiriin.  Menghadapi macam-macam ujian dalam hidup baik rasa takut, kelaparan, kemiskinan, kurang jiwa, dan kekurangan buah-buahan dengan gembirakan orang-orang yang sabar. Siapa orang yang sabar ?


(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".( Q.S Al-Baqarah ayat 156)
Bukan hanya sekedar ucapannya tapi penghayatannya kepada filsafat yang terkandung dalam kalimat tadi. Kalau suatu saat kita akan kehilangan harta yang kita miliki, kenapa tidak berpikir innalillahi wa innalilaihi rojiun, bahwa dulu ketika kita lahir di dunia ini tidak ada harta yang saya bawa, kalau sekarang harta itu hilang maka innalillahi wa innnailahi rojiun. Begitu pula jika kehilangan  jabata dan kedudukannya, keluarga yang meninggal.  Maka jika banyak ujian bertumpu menimpa jika berpegang pada pedoman kalimat tersebut rasanya tidak ada lagi yang membuat kita goyah, karena pondasi yang membuat kita berdiri sudah  demikian kokoh dan kuat. Keyakinan ini akan menanamkan kelapangan jiwa, dari kelapangan jiwa maka akan tertanam ketenangan dan ketentraman dan jauh dari rasa takut. Inilah jalan keluar bahwa segala yang datang dari Allah akan kembali kepada Allah. Semoga dengan sikap ini kita akan lapang dada menghadapi ujian, dan akan semakin tangguh iman dan aqidah kita menghadapi cobaan yang datang menimpa.



BELAJAR TOLERANSI DENGAN PUASA

Oleh: Moca Monica

Ayat yang menjelaskan tentang kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadan, ALLAH bersabda pada QS.Al-Baqarah ayat 183 yang bunyinya
“Ya ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumush shiyamu kama kutiba ‘alal ladzina min qablikum la’allakum tattaqun”
Salah satu aspek dari ayat ini adalah “ kama kutiba ‘alal ladzina min qablikum” yang artinya Berpuasalah kalian sebagaimana orang-orang di wajibkan oleh Allah SWT sebagaimana orang-orang sebelum kalian. Artinya adalah orang-orang sebelum islam itu datang memang sudah di wajibkan untukberpuasa oleh Allah SWT bahkan sejakmanusia pertama di muka bumi ini, nabi adam dikisahkan dalam riwayat ketika melanggar prlanggaran Allah di surge memakan buah khuldi beliau kemudian berpuasa seketika melanggar peraturan Allah, begitu juga nabi nuh ketika beliau terkena musibah berupa banjir yang besardikisahkan dalam riwayat bahwa beliau juga melakukan puasa. Nabi Ibrahim AS kerika kayu-kayu dikumpulkan untuk membakan beliau maka nabi Ibrahim kemudian melakukan ritual puasa juga begitu juga nabi musa dan para nabi-nabi sebelum nabi Muhammad semua melakukan puasa, dalam momentum-momentum tertentu yang secara umum momentum-momentum itu adalah terkena musibah.
Pelajaran pertama adalah bahwa puasa bisa menjadi obat bagi kita ketika kita sedang sedih, sedang terkena musibah. Karenapuasa adalah satu-satunya amalan yang Allah katakan bahwa Allah sendiri yang kemudian mengganjarnya dan itu soal diri kita dan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist yang artinya ketika kita berada dalam kondisi yang sangat buruk terkena musibah maka kita butuh sesuatu untuk kita dekati, untuk kita curhat, untuk menenangkan diri kita jangan kepada manusia karena bias jadi tidak bijaksana dalam menjadi orang yang bias diajak bercurhat. Maka lakukanlah curhat itu dengan berpuasa ketika kitaterkena musibah, sehingga kita ada dalam kondisi yang sangat dekat dengan Allah dan menyebabkan kita berada didalam kedamaian meskipun kita sedang terkena musibah. Sebagaimana dilakukan dan di sunnahkan para nabi sebelum nabi Muhammad, dimana ketika mereka terkena musibah mereka melakukan puasa.
Pelajaran yang kedua dari penjelasan ayat tersebut adalah bahwa puasa ini mengajarkan kepada kita untuk toleran kepada umat-umat agama lain dari para nabi sebelum nabi Muhammad. Ada umat nabi is, yakni orang-orang nasrani. Umat nabi musa yakni orang-orang yahudi dan semua umat dari agama lain. Sebenarnya siapapun manusia itu mereka juga meyakini kebaikan dari puasa itu sehingga ingin menjadi titik bagi kita untuk toleran kepada umat dari agama lain atau siapapun saja karena ada suatu kebaikan bersama yang diyakini oleh kita semua salahsatunya adalah puasa.dimana puasa ini adalah amalan yang bukan hanya dilakukan oleh kita dan diwajibkan kepada umat nabi Muhammad tapi dilakukan oleh umat agama lain dan diwajibkan pada umat dari nabi sebelum nabi Muhammad
Pelajaran ketiga dari puasa ini adalah kita harus membedakan antara kebenaran dan kebaikan. Bahwa kita bias jadi berbeda tentang kebenaran dengan umat-umat agama lain, umat agama lain meyakini kitab suci yang berbeda dari kita meyakini nabi yang berbeda dengan kita, namun soal kebaikan semua obat itu adalah sama yakni bahwa kita harus merasakan rasa lapar yang dirasakan orang yang yang kekurangan itu adalah kebaikan yang diajarkan oleh semua agama bahwa kita harus menahan nafsu kita untuk mencaci orang lain itu adalah kebaikan yang diajarkan oleh semua agama. Artinya dalam hal kebaikan sebenarnya kita dengan agama lain sama-sama dianjutkan untuk berbuat baik.oleh karena itu ini seharusnya menjadi tempat bagi kita untuk bersama-sama dengan agama lain yakni melakukan kebaikan, berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana diperintahkan dalam islam yakni Fastabiqul Khairat, berlomba-lombalah kamu dalam hal kebaikan bukan kebenaran. Biarkan kebenaran itu masing-masing orang, masing masing agama memiliki apa yang mereka yakini dan kita tidak mau memaksakan agama kita kepada siaapun, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an; Laa Ikraha Fiddin “tidak ada paksaan dalam agama” maka puasa mengajarkan kepada kita untuk kemuadian berlomba-lomba dalam kebaikan karena puasa dia bukan hanya kebaikan bagi umat nabi Muhammad tapi kebaikan yang sudah dianjurkan kepada umat-umat terdahulu dari nabi-nabi sebelum nabi Muhammad dan umat islam. Semoga kita menjadikan puasa ini sebagai titik balik kita untuk toleransi dengan umat agama lain dan berangkulan dengan mereka untuk berbuat baik kepada siapa saja. Berbuar baik kepada orang-orang yang membutuhkan kebaikan tanpa melihat perbedaan agama, suku, mazhab, dan perbedaan-perbedaan lain, karena kebaikan bersifat universal, lintas agama, lintas segala-galanya.

PENYAKIT HATI

Oleh Nabila N.O.A

Hati adalah salah satu organ tubuh manusia, dalam islam sendiri hati adalah penentu sifat seseorang. Baik buruknya seseorang berasal dari dalam hatinya. Dalam bahasa Arab, hati disebut dengan Qalbu. Kita sering mendengar betapa pentingnya organ hati tempat lahirnya perasaan tersebut. Bahkan Rasulullah SAW saat masa kecil dibersihkan hatinya dari berbagai kotoran oleh Malaikat JIbril (baca kisah teladan nabi Muhammad SAW dan keutamaan cinta kepada Rasulullah SAW bagi umat islam) .
Hati juga tempat bersemayamnya syaitan dan keburukan yang disebut juga dengan penyakit hati. Lantas apakah sebenarnya penyakit hati dalam islam dan apa bahayanya penyakit ini jika tidak segera diobati? Simak penjelasan berikut ini. (baca juga obat hati dalam islam). Berikut adalah penjelasan mengenai penyakit hati menurut islam :
Pengertian Penyakit Hati
Penyakit hati adalah penyakit atau gangguan yang ada pada hati dan perasaan manusia. Penyakit hati dalam islam bukanlah penyakit hati yang menyangkut kesehatan seperti penyakit liver, chirhosis, dan lain sebagainya. Penyakit yang ada dalam hati setiap orang bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Perihal mengenai penyakit hati ini disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini
وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (QS At Taubah : 125)
Dalam firman tersebut disebutkan bahwa penyakit dalam hati seseorang bisa membwa pada kekafiran dan mati dalam keadaan kafir. Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh setiap muslim manapun. Oleh sebab itu selayaknya sebagai muslim kita harus senantiasa menjaga hati dari berbagai kotoran dan penyakit yang bisa merusak keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT. (baca fungsi iman kepada Allah SWT dan manfaat beriman kepada allah SWT)
Jenis Penyakit Hati
Agar bisa menjaga hati kita dan senantiasa waspada pada penyakit-penyakit hati kita harus mengetahui apa saja penyakit hati tersebut. Berikut ini adalah beberapa penyakit hati yang biasa terjadi pada manusia dan berbahaya jika dibiarkan begitu saja.
Hasad, Iri dan Dengki
Ketiga jenis penyakit ini hampir sama dimana perasaan hasad atau iri adalah orang yang tidak suka jika seseorang mengalami kebahagiaan sementara perilaku atau sifat dengki lebih parah lagi, ia bukan hanya tidak senang jika seseorang mendapatkan kebahagiaan, ia juga akan mendoakan agar kebahagiaan hilang dari orang tersebut dan berpindah pada dirinya. Perintah untuk menjauhi penyakit hati ini terkandung dalam firman Allah ayat berikut
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS An Nisa : 32)
Penyakit hati ini juga disebutkan dalam hadits berikut ini
“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud)
Sombong atau takabur
Perilaku sombong atau takabur sangatlah tidak disukai Allah SWT. Seseorang yang sombong biasanya akan merasa bangga pada dirinya dan apa yang dimilikinya dan menganggap remeh orang lain. Tidak ada manusia di dunia ini yang diperbolehkan memiliki sifat sombong karena hanya Allah sajalah yang diperbolehkan untuk sombong karena Ia pemilik langit dan bumi. Allah SWT memerintahkan umatnya untuk menghindari perilaku sombong dalam ayat berikut berikut
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS Al Isra :37)
Riya atau suka pamer
Seorang muslim memang senantiasa dianjurkan untuk berbuat baik dan menolong sesama akan tetapi seseorang yang berbuat baik hanya untuk pamer atau menunjukkannya pada orang lain dan merasa bangga dengan hal itu adalah termasuk orang yang riya. Riya sendiri sangat berbahaya dan dilarang dalam islam. Perbuatan baik atau suatu ibadah sebaiknya hanya diketahui oleh dirinya dan Allah SWT saja dan tidak menyebut-nyebut ibadah atau pemberiannya tersebut. Sifat riya bisa menghilangkan pahala kebaikan itu sendiri sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Qs Al Baqarah 264)
Bakhil atau kikir
Sifat bakhil atau kikir adalah salah satu penyakit hati dimana seseorang yang tidak mau atau memberikan sedikit hartanya pada orang yang membutuhkan sementara ia memiliki harta tersebut. Perilaku ini adalah salah satu sifat buruk dan disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini (baca harta dalam islam dan manfaat bersedekah)
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
ekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs Al Imran : 180)
Ujub
Ujub adalah suatu sifat yang suka membangga-banggakan diri atas apa yang ia miliki sementara apa yang ia miliki tersebut tidaklah ia sadari merupakan karunia Allah SWT. Sifat ujub bisa merusak hati dan cenderung membuatnya sombong.
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq, hadist hasan)
Demikian penyakit hati menurut islam dan bahayanya yang tercantum dalam dalil-dalil yang menyertainya. Apabila kita memiliki sifat atau penyakit diatas maka segera bertobat adalah salah satu cara mengobatinya. (baca taubatan nasuha dan shalat taubat) Semoga sebagai seorang muslim kita selalu bisa menjaga hati dari penyakit hati tersebut. (baca penyebab amal ibadah ditolak dan dosa yang tak terampuni Allah SWT)

BAIKMU TERNODAI SALAHMU

Oleh: Novita Indah Lestari

Kenapa sih, manusia cenderung lebih mudah mengingat kesalahan orang daripada kebaikannya? Apakah ini fitrah pada manusia? Ada teman kita nih yang baik hati sekali. Dia care banget sama kita selalu ada setiap kita butuhkan. Suatu hari teman kita itu berbuat salah sama kita. Apa yang langsung kita ingat dari dari dirinya? Kesalahannya itu? Lalu kebaikan-kebaikannya yang lama mana, nggak dihitung itu kenapa? Itulah sejuta kebaikan yang tergoda oleh satu kesalahan. Bahaya sekali ya.
Berikut bahayanya mengingat kesalahan orang lain dan melupakan kebaikannya:
· Timbulnya Penyakit Hati
Hati yang sehat tentu  tidak menyimpan kebencian, kemarahan bahkan dendam kepada orang lain. Jika seseorang selalu mengingat kesalahan dan tidak ingat lagi kebaikan orang lain maka hati orang itu telah sakit. Orang yang ingat pada orang lain karena kesalahannya maka yang ada di hatinya hanya ada benci saja, benci dan terus benci. Tak ada lagi kelembutan pada hatinya. Ali bin Abi Thalib berkata: “jangan jelaskan tentang dirimu pada orang lain karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tak akan percaya itu”. Jadi jika di mata seseorang kita sudah salah maka hal apapun yang kita lakukan dan katakan padanya tak lagi terlihat kebaikannya tak ada lagi sisi benarnya. Orang tersebut telah terhinggapi penyakit hati. Na’udzubillah.
·      Hidupnya Akan sempit
Orang yang selalu mengingat kesalahan orang lain dan melupakan kebaikan hatinya maka tidak ada keberkahan dalam hidupnya karena hari-harinya penuh dengan penyakit hati. Ketemu sama orang itu tidak pernah mau, benci, hidupnya sempit jadi apa-apa terbatas. Orang yang senantiasa mengingat kesalahan orang lain maka hidupnya penuh prasangka, hidupnya sempit. Ya sudahlah, itu urusan dia sama Allah. Urusan kita adalah selalu berbuat baik walaupun dengan orang yang berbuat selalu kepada kita.
·      Putus Tali Silahturahmi
Rugi sekali orang-orang yang memutus tali silahturahmi. Kata Rasulullah boleh tidak berbicara selama tiga hari, tapi setelah lewat dari tiga hari mereka tidak berdamai dan kemudian dia meninggal maka diharamkanlah surga baginya. Maka orang terbaik adalah yang mendahului salam. Ingat silahturahmi bukan membalas dengan kebaikan tapi silahturahmi adalah menyambung segala sesuatu yang terputus dan itu adalah ciri orang mukmin, tidak mau ada musuh dalam hidupnya walaupun dia tidak suka dengan orang tetap berusaha membersihkan hatinya dan berusaha menjalin hubungan baik dengan orang itu.
·         Merasa Dirinya suci
Dalam hadits :
Pernah Rasulullah SAW duduk di depan sahabat tertawa terbahak-bahak kemudian Umar bertanya kenapa, kemudian Rasul ingat anda cerita di akhirat nanti ada orang mengatakan “wahai Allah, aku pernah didzolimi oleh orang itu aku tidak pernah lupa dengan kesalahannya” tapi kemudian Allah berfirman lagi “maukah kau surga ini ? “MAU”. Kau dapat surga ini dengan cara kau maafkan kesalahan orang yang menyakitimu kau lupakan kesalahannya dan kau bisa bergandengan dengannya untuk menuju surga Allah. Kita mau surga bukan? Maka merendah dirilah kita di hadapan Allah, kita bersihkan hati kita supaya tidak ada dendam, agar tidak ada marah, agar tidak ada benci, jadilah tentram hidup kita, Insyaallah terhindar dari bahaya-bahaya itu.
Allah berfirman :
 
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (Q.S An-Nahl :90)
Berbuat ihsan, memberi setelah mendapat, kebaikan dibalas kebaikan itulah adil. Tetapi ada, orang mendapat satu ia memberinya tiga, setelah seseorang buat salah kepada kita, kita beri dia hadiah, luar biasa semoga kita dimudahkan untuk seperti itu.
Lalu bagaimana sih caranya biar kita bisa melupakan kesalahan orang lain dan ingat kebaikannya ? Berikut ini cara-caranya :
·         Muhasabah diri
Kalau kita tidak bisa hitung kebaikan orang lain, kita hitung salah kita. Ketika orang berbuat salah pada kita, coba kita hitung kesalahan kita pada dia lenih banyak kok. Oh, mungkin saya pernah berbuat ini pada orang lain, Allah balas dengan orang lain yang datang. Jadi muhasabah diri akan memudahkan kita untuk tetap ingat kebaikan orang lain dan melupakan kesalahannya.
·         Bersyukur dan sabar
.
·         Minta kelembutan hati pada Allah
·         Mengingat besarnya pahala memaafkan orang lain.
·         Pahala memaafkan adalah amalan yang tidak kita tahu pahalanya, tidak bisa kita hitung.


MEMETIK BUAH SABAR

Oleh Novita Sari

Sabar berasal dari bahasa Arab Sobaro yasbiru, yang artinya menahan. Sabar menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari segala bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai.
Tips memetik buah sabar
1.             Kuatkan niat di dalam hati
2.             Berusaha selalu bersyukur dan ikhlas
3.             Optimis, selalu berpikiran positif
4.             Jangan menyerah, dan jika emosi rilekskan dirimu
5.             Yakinlah diujung kesulitan ada hadiah terindah dari Allah yang sudah menanti
6.             Selalu memaafkan orang lain
7.             Berkumpul dengan orang sabar
8.             Dekatkan diri dengan Allah SWT
9.             Ambil hikmah dari setiap kejadian
10.         Ingat marah bisa bikin cepet tua
11.         Percaya bahwa setiap perbuatan pasti dibalas oleh Allah SWT

Ciri-ciri orang sabar seperti apa?
1.             Giat bekerja
2.             Tidak mudah marah
3.             Rajin beribadah
4.             Suka bersedekah
5.             Membantu orang lain
6.             Tidak berbicara kotor
7.             Senantiasa mengalah demi kebaikan

Keutamaan sabar
1.             Orang yang sabar akan senantiasa bersama-sama Allah
Dan Allah lebih mencintai orang-orang yang bersabar terhadap ujian yang diberikan olehNya. Allah bersama orang-orang yang sabar. Kebersamaan yang dimaksud oleh Allah adalah kebersamaan secara khusus yang berarti menjaga, melindungi, dan menolong mereka.
2.             Allah memberikan apresiasi predikat takwa kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi ujian Allah.
Al-Baqarah ayat 177 dan Ali-Imran ayat 125
3.             Allah akan memberikan balasa kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dan tanpa batas
Orang yang berhak menerimanya adalah orang yang sabar. (QS Az-Zumar ayat 10 dan Al-Qashas ayat 80).
4.             Orang yang sabar akan mendapatkan kabar gembira
QS Al-Baqarah ayat 155
5.             Allah memberitakan bahwa orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mulia
QS Asy-Syura ayat 43
6.             Berita gembira dari Allah bahwa hanya orang-orang yang bersabarlah yang dapat mengambil hikmah atau pelajaran yang bermanfaat dari ayat-ayat Allah
QS Ibrahim ayat 5
7.             Mereka memperoleh keberuntungan, keselamatan, dari sesuatu yang ditakuti dan masuk surganya Allah
QS Ar-Ra’d ayat 24
8.             Orang yang sabar akan senantiasa bersama-sama Allah
Sebagaimana ungkapan Syaikul Islam yang dikutip oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah: “Dengan kesabaran dan kenyakinan dapat diperoleh kepemimpinan dalam agama”. Lalu ia menyebutkan firman Allah QS. As-Sajdah ayat 24
9.             Allah menghubungkan kesabaran dengan iman, keyakinan, takwa, tawakal, syukur, amal shalih, dan rahmat yang diperoleh seseorang.
Sabar merupakan bagian dari iman, ibarat kedudukan kepala dari tubuh. Tiada artinya iman bagi orang-orang tidak memiliki kesabaran, sama artinya ibarat tubuh tanpa kepala.  
Umar Bin Khatab berkata: “Hidup yang paling baik ialah yang kami lalui dengan kesabaran.
Manfaat dan hikmah sabar
1.             Sabar sebagai penolong
Kesabaran bisa jadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat.
Contohnya:
Dalam berkendaraan
·         sesuai aturan
·         berhati-hati
·         bebas dari kecelakaan
2.             Pembawa keberuntungan
Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah dan tak akan pernah mengingkari janjiNya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa, keberuntungan itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat.
QS Ali-Imran ayat 200
3.             Mendatangkan keuntungan yang besar
Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh Allah dan RasulNya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
Maka bersabarlah, niscaya kesabaran akan menjemput anda ke tempat terbaik. Terbaik dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai akhirnya anda akan mereguk kenikmatan abadi di akhirat kelak.

Kedahsyataan dari sabar
1.             Al Baqarah ayat 153
2.             An Nahl ayat 127
3.             Ar Ra’du ayat 24


KEUTAMAAN SHOLAT TARAWIH”


Oleh: Putri Aulia K.K

Shalat ini dinamakan tarawih yang artinya istirahat karena orang yang melakukan shalat tarawih beristirahat  setelah melaksanakan shalat empat raka’at. Shalat tarawih termasuk qiyamul lail atau shalat malam. Akan tetapi shalat tarawih ini dikhususkan di bulan Ramadhan. Jadi, shalat tarawih ini adalah shalat malam yang dilakukan di bulan Ramadhan. 
Adapun shalat tarawih tidak disyariatkan untuk tidur terlebih dahulu dan shalat tarawih hanya khusus dikerjakan di bulan Ramadhan. Sedangkan shalat tahajjud menurut mayoritas pakar fiqih adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah bangun tidur dan dilakukan di malam mana saja.
Para ulama sepakat bahwa shalat tarawih hukumnya adalah sunnah (dianjurkan). Bahkan menurut ulama Hanafiyah, Hanabilah, dan Malikiyyah, hukum shalat tarawih adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan). Shalat ini dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan. Shalat tarawih merupakan salah satu syi’ar Islam.
Imam Asy Syafi’i, mayoritas ulama Syafi’iyah, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan sebagian ulama Malikiyah berpendapat bahwa lebih afdhol shalat tarawih dilaksanakan secara berjama’ah sebagaimana dilakukan oleh ‘Umar bin Al Khottob dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Kaum muslimin pun terus menerus melakukan shalat tarawih secara berjama’ah karena merupakan syi’ar Islam yang begitu nampak sehingga serupa dengan shalat ‘ied.
Keutamaan Shalat Tarawih
Pertama, akan mendapatkan ampunan dosa yang telah lalu.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759). Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi. Hadits ini memberitahukan bahwa shalat tarawih bisa menggugurkan dosa dengan syarat karena iman yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya’ atau alasan lainnya.
Yang dimaksud “pengampunan dosa” dalam hadits ini adalah bisa mencakup dosa besar dan dosa kecil berdasarkan tekstual hadits, sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Mundzir. Namun An Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah khusus untuk dosa kecil.
Kedua, shalat tarawih bersama imam seperti shalat semalam penuh.
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” Hal ini sekaligus merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan shalat tarawih secara berjama’ah dan mengikuti imam hingga selesai.
Ketiga, shalat tarawih adalah seutama-utamanya shalat.
Ulama-ulama Hanabilah (madzhab Hambali) mengatakan bahwa seutama-utamanya shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan dilakukan secara berjama’ah. Karena shalat seperti ini hampir serupa dengan shalat fardhu. Kemudian shalat yang lebih utama lagi adalah shalat rawatib (shalat yang mengiringi shalat fardhu, sebelum atau sesudahnya). Shalat yang paling ditekankan dilakukan secara berjama’ah adalah shalat kusuf (shalat gerhana) kemudian shalat tarawih.

“CIRI-CIRI DARI IKHLAS”


Apa sebetulnya hakikat dari ikhlas itu sendiri? Lalu apa ciri orang ikhlas dalam beramal? Dalam kitab Mu’jam al-Wasith, kata ikhlas berasal dari kata خلص يخلص خلوصا yang berarti jernih atau murni. Sementara itu, menurut Al-Jurjani dalam al-Ta’rifat menjelaskan bahwa ikhlas adalah tidak mencari pujian dalam beramal. Imam Qusyairi dalam kitab Arrisalah Al Qusyairiyah mengutip penjelasan gurunya. Ia menyatakan bahwa ikhlas adalah mengesakan Allah dalam ketaatan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Perilaku ini tanpa ada embel-embel kepentingan lain yang berkaitan dengan manusia, atau ingin mencari pujian dan popularitas.Menurut Dzun Nun Al Misri, ada tiga ciri orang ikhlas dalam beramal, yaitu: Pertama, ketika dipuji atau dihina, sikapnya sama saja, tak ada perbedaan dalam perilakunya.
Kedua, melupakan amalan yang telah ia lakukan. Ia tak mau mengingatnya lagi. Seperti ketika telah memberi shadaqah atau bantuan kepada orang lain, maka ia tak mengungkitnya lagi. Agar amalnya tak sirna gara-gara al mannu (menyebut kembali amalan yang telah dikerjakan atau diberikan).
Ketiga, melupakan pahala amal akhirat, sehingga ia berusaha beramal sebanyak-banyaknya, karena selalu merasa kurang, serta tak pernah membanggakan amalnya. Menurut pendapat Imam Fudhail bin Iyadh: meninggalkan amalan karena manusia maka itu riya’ (pamer) namanya, sedangkan beramal dengan tujuan agar dipuji manusia, maka itu masuk kategori syirik. Adapun ikhlas yaitu ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya. Begitu juga Sahal bin Abdillah saat ditanya tentang sesuatu yang dirasa nafsu paling berat, beliau langsung menjawab dengan sederhana, yaitu ikhlas, karena tak ada kedudukan yang lebih tinggi dari itu. Berbeda dengan pendapat Hudzaifah Al Mura’syi, yang menyatakan bahwa ketika perilaku, perbuatan seorang hamba sudah sama lahir dan batinnya, baik di kala sendirian atau dalam suasana keramaian, maka kondisi seperti ini dinamakan ikhlas. Dari penjelasan di atas, untuk mecapai tingkatan (maqam) ikhlas dibutuhkan keseriusan, keyakinan yang tinggi. Sifat-sifat yang membentuk ciri orang ikhlas ini harus selalu dilatih, dipupuk tiap saat. Agar tak kendor dan teledor dari tujuan akhir manusia, yaitu bahwa salat, ibadah, hidup dan mati hanya tertuju untuk Allah sebagai Dzat yang menciptakan segalanya, serta yang patut disembah, dan ditaati. Ada beberapa hikmah yang terkandung dalam ikhlas, di antaranya:
Orang yang telah mencapai derajat keikhlasan yang tinggi, iblis tak mampu meggodanya, apalagi sampai menyesatkanya, hal ini seperti keterangan dalam Surat Al Hijr 39-40 yang berbunyi:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (40
Artinya: Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi. Dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,(39) kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”.(40) Imam Thobari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa iblis bersumpah akan menggoda, dan menyesatkan semua manusia dari jalan kebenaran. Ia merasa berat, tak mampu menggoda orang-orang yang ikhlas dalam segala amal perbuatannya. Imam Qurtubi mengutip hikayat dari Abu Tsumamah, mengisahkan bahwa golongan Hawariyyin (para pengikut Nabi Isa yang beriman, dan membenarkan, dan mengikuti ajarannya) bertanya kepada Nabi Isa tentang tipe orang-orang yang ikhlas dalam beramal. Nabi Isa menjawab: yaitu orang yang beramal, berbuat kebaikan, tapi ia tak mencari pujian, popularitas dari manusia. Orang yang ikhlas dalam beramal akan bertemu langsung dengan Allah, seperti penjelasan di Surat Al Kahfi Ayat 110:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
(110)
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh. Dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya”.(110) Imam Ibnu Kasir menjelaskan bahwa ada dua syarat amal kebaikan akan diterima oleh Allah. Pertama: amal perbuatan yang dilakukan harus sesuai tuntunan syariat Islam. Kedua, amal perbuatannya harus ikhlas karena Allah, bukan untuk kepentingan sesaat.Semoga kita selalu dituntun oleh Allah agar selalu mendapat hidayah, dan dijadikan hamba yang ikhlas dalam beramal.

TETAP SEGAR DAN SEHAT DI BULAN RAMADHAN

Oleh Siti Rokuyah


1.      Mengakhirkan Sahur.
Hikmah mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengakhirkan sahur memang banyak manfaatnya bagi tubuh. Tubuh akan mempunyai tenggang waktu yang cukup guna membakar makanan untuk dirubah menjadi kalori (energi), sehingga badan tidak akan lemas pada siang hari. Faedah makan sahur diakhirkan disebutkan oleh Ibnu Jamroh, ia berkata, nabi sallallahualaihi wassalam telah memandang suatu amalan yang sangat mudah bagi umatnya yang dilakukan. Seandainya makan sahur dilakukan ditengah malam (bukan diakhir waktu sahur), tentu juga  memberatkan.orang yang makan sahur ditengah malam pun dapat membuat lalai dari shalat subuh atau membuat seseorang berusaha keras untuk begadang.” (Fath Al- Bari, 4: 138).
Jadi, waktu makan sahur nabi sallallahualaihi wassalam adalah dekat dengan waktu subuh, artinya beliau akhirkan.
Sedangkan waktu berakhirnya adalah mendekati adzan subuh berkumandang.
2.      Hindari Tidur Setelah Makan Sahur
Banyak yang tidak menyadari betapa betapa bahayanya kebiasaan ini. Langsung tidur setelah makan sahur dan dapat berdampak negatif bagi kesehatan bagi tubuh. Diantaranya adalah lemak tubuh menimbun, asam lambung naik, diare, stroke. Agar tidak tidur setelah sahur maka harus melalukan kegiatan yang bermanfaat misalnya sahur, mengaji, membaca, dan zikir.
3.      Hindari Sikap Bermalas-Malasan
Bermalas-malasan tidak dianjurkan dalam Islam, apalagi di bulan Ramadhan. Tetaplah aktif melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk amalan-amalan yang mendatangkan pahala serta olah raga ringan. Berolah-raga bisa dilakukan pagi hari, misalnya jalan, lari di tempat, bersepeda atau senam. Aktivitas pada saat puasa justru dapat merangsang pengeluaran hormon-hormon anti insulin yang berfungsi melepas gula darah dari simpanan energi, sehingga kadar gula darah tidak menurun dan pada akhirnya tubuh tetap bugar sepanjang hari.
4.      Tidur Cukup
Tidur yang cukup saat bulan ramadhan sangat penting maka dari itu kita perlu menyesuaikan jam-jam tidur agar tubuh tetap terjaga kesehatannya meskipun pukul 03:00 kita harus bangun untuk makan sahur kemudian dilanjutkan aktifitas sambil menunggu waktu subuh. Waktu-waktu yang baik saat bulan puasa adalah mulai tidur pukul 10 – 11 malam, organ hati kita mulai menyimpan darah dan menjadikannya lebih dingin. Kelenjar endrokrin kita juga mulai bekerja untuk menambahkan enzim dan elektolit pada tubuh. Pada pukul 11 – 1 pagi, organ hati mulai bekerja untuk melepaskan racun dari tubuh kita , termasuk kolestrol yang diproses dengan baik, bagian otak juga difungsikan jadi lebih baik. Kemudian ketika sudah pukul 1 -3 pagi, darah dan seluruh kotoran pada tubuh bakalan dibuang.
5.      Menyegerakan Berbuka Puasa
Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan (HR. Bukhori dan Muslim). Bagaima tidak, mulai terbitnya fajar hingga waktu adzan maghrib, mereka menahan diri dari hal yang membatalkan puasa seperti, makan, minum, hingga menahan diri dari hawa nafsu.
Menyegerakan berbuka puasa memiliki keutamaan, diantaranya adalah menjadi umat yang dicintai di sisi Allah SWT, berada dalam kebaikan, mengamalkan sunah, terhindar dari keburukan.
6.      Saat Berbuka Memulai Makan Dengan Rasa Manis
Saat berbuka, awali dengan makanan atau minuman manis, seperti kurma atau teh manis, atau minuman manis lainnya. Demikian juga Rasulullah telah memerintahkan untuk berbuka puasa dengan kurma. Jika tak memiliki kurma, maka hendaklah dengan air.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ                                                                      فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, biasa berbuka dengan beberapa buah ruthab (kurma segar) sebelum mengerjakan shalat. Jika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendapatkan ruthab, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan beberapa buah tamr (kurma masak yang sudah lama dipetik). Dan jika tidak mendapatkan tamr, maka beliau meminum air”.
Memberi sesuatu yang manis pada tubuh saat perut dalam keadaan kosong lebih diterima dan bermanfaat bagi anggota tubuh, apalagi badan yang lemah akan menjadi kuat kembali.
7.      Hindari Minum Air Dingin Atau Es.
Buka puasa dengan air es tidak baik, hal tersebut di sebabkan karena air es akan membuat lambung berkontraksi, pernyataan ini di sampaikan oleh salah satu dokter dari IDI atau Ikatan Dokter Indonesia yakni Dokter Nursyam.
Menurutnya, jika kita tetap ingin minum air es maka setidaknya kita memberi jeda dalam kurang lebih 5 sampai 10 menit, karena setelah waktu jeda ini maka kondisi perut akan kembali stabil.
8.      Berbuka Hendaknya Dilakukan Secara Bertahap
Berbuka puasa hendaknya dilakukan dengan cara bertahap  dan tidak terburu-buru agar lambung tidak kaget, dengan demikian kerja lambung tidak terlampau berat karena lambung membutuhkan ruang kosong untuk mencerna makanan. Untuk meringankan kerja pencernaan, kunyah makanan dengan baik.
9.      Menkonsumsi Makanan Berserat
Perbanyaklah makan sayur dan buah saat berbuka atau sahur. Selain mengurangi kekeringan tubuh (karena kandungan air dalam makanan berserat cukup tinggi), tubuh juga dapat menahan rasa lapar lebih lama dengan makanan berserat. Hal ini diakibatkan tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan berserat. Demikian juga daging hewan berkaki empat dan unggas bisa bertahan lama di perut
10.  Menkonsumsi Makanan Bergizi.
Perbanyak makanan yang mengandung lima unsur gizi lengkap, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, agar tubuh tetap sehat. Vitamin yang perlu dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B dan C yang banyak terdapat pada buah berwarna merah atau kuning, sayuran berwarna hijau tua atau kacang-kacangan
11. Tetap Bersiwak Dan Mandi
Dianjurkan tetap bersiwak, menyiramkan air dingin pada kepala dan juga mandi. Bersiwak atau gosok gigi boleh dilakukan oleh orang yang berpuasa. Demikian juga tidak ada masalah dengan berkumur dan mendinginkan diri pada badannya. Dalam suatu riwayat disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyiramkan air pada kepalanya, sedangkan beliau n dalam keadaan berpuasa, karena haus atau panas yang menyengat. Ibarat tanaman, jika kekeringan, maka apabila disiram air, tanaman tersebut akan menjadi segar kembali.

OBAT HATI

Oleh Sri Hidayati

Seperti yang kita sadari bersama, umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan ibadah kepada Allah. Umumnya manusia sangat malas untuk diajak melakukan ketaatan kepada Sang Pencipta. Mengapa? Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali dengan hawa nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda. Ada yang hawa nafsunya lebih menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat, namun dia tidak merasa bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia menjadi hamba yang taat.
Lalu bagaimana cara mengobati hati?
            Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 – 17) menjelaskan bahwa ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga digunakan dalam ilmu medis. Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien, dia akan memberlakukan 3 hal:
1.     [حِفْظُ القُوَّة] Menjaga Kekuatan.
     Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang dokter juga memberikan multivitamin. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan fisik pasien.
     Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal, merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.
2.     Melindungi Pasien dari Munculnya Penyakit Yang Baru
     Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan pasien untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita pasien. Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah panyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia,

Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
3.    Menghilangkan Penyakit yang ada dalam Dirinya
Tahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter akan memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan memberinkan antibiotik dengan dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai dengan penyakit pasien.
     Di bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,
Artinya: “Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
            Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam dirinya. Obat yang diberika seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan tingkat penyakit yang diderita pasien. Dokter akan memberikan penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien cukup parah, bahkan sampai harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan rentang waktu berbeda-beda, atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu. Termasuk treatment operasi dan ampuntasi.
            Sama halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita sangat parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat memberikan treatment sampai pada taraf hukuman had, seperti cambuk, potong tangan, pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.

MALAM LAILATUL QADAR

Oleh Sri Mulyani

Malam lailatul qadar adalah malam yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat muslim pada bulan ramadhan. Kedatangannya  membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi umat muslim. Ada banyak ke istimewaan saat turunnya malam lailatul qadar ini. Malam ini sering disebut-sebut sebagai malam seribu bulan. Apa sih keistimewaan mala ini, berikut penjelasannya: Seperti yang diterangkan dalam al-quran surat al-qodr:1-5





“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”.
1.      Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya al-quran
2.      Lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan
3.      Allah menurunkan malaikat ke bumi untuk mengatur segala urusan.
4.      Lailatul qadar malam yang penuh keberkahan
Selain itu juga diterangkan dalam hadis sabda nabi Muhammad SAW bahwa:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
barang siapa melaksanakan sholat pada malam lailatul qadar karenan iman dan mengharap pahala dari allah maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR.Bukhari dan muslim)”
5.      Hadits diatas menjelaskan bahwa Dosa setiap orang yang mehidupkan malam lailatul qodar akan diampuni oleh allah.
Inilah karunia allah yang sangat luas. Amal sedikit dengan pahala besar. Di dalamnya kelembutan allah atas umat Muhammad, Dia mengetahui betapa pendek umurnya,. Karena itu mereka diberi ganti dengan hari-hari yang mereka gunakan untuk berpuasa dan sholat malam karena allah, sehingga mereka diberi pahala yang sangat besar. Maka malam yang bersamaan dengan seorang hamba muslim yang berdiri menunaikan sholat malam karena mengharap ridha dari allah dengan penuh iman dan harap akan pahala-Nya disisi allah maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu dan juga diberi pahala pahala yang sama dengan pahala ibadah selama 83 tahun 4 bulan.
            Berkenaan dengan malam kemuliaan ini terdapat tanda-tanda kapan datangnya malam kemuliaan ini, seperti dijelaskan dalam hadis
تَحَرَّوْا ليلة القدرِ في الوِتْرِ، من العشرِ الأواخرِ من رمضانَ
Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Datangnya malam kemuliaan ini terjadi pada malam-malam hanjil di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Tanda lainnya adalah kekuatan sinar dan cahaya pada malam itu, ketenangan dan lapang dada yang didapatkan oleh manusia didalam dirinya. Matahari dipagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat seperti bulan purnama dan stidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari itu. Angin yang tenang dengan cuaca yang cerah dan sedang. Terkadang allah memberikan anugerah kepada manusia dengan menunnjukkannya kepada mereka di dalam mimpimereka sebagai tanda pemuliaan atas mereka. Seperti diterangkan dalam hadis
إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
“Sesungguhnya tanda Lailatul Qadr adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.” [HR. Ahmad].
Cara meraih malam lailatul qadar: Sholat malam ,Beritikaf, Membaca al-quran, Besholawat, Memperbanyak doa: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي “Ya, Allah. Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf. Maka, maafkan aku”.



NIKMAT TUHAN MANA LAGI YANG KAMU DUSTAKAN

Oleh Yuni Wulan Sari

Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah begitu banyak memberikan nikmat untuk para hamba-Nya. Akan tetapi, apakah kamu sudah merenungkan semua nikmat pemberian dari Allah tersebut?. Jika kita coba merenungi, maka bisa ditemukan begitu banyak nikmat yang Allah berikan untuk kita semua seperti contohnya nikmat kesehatan sehingga kita bisa menggerakan tubuh untuk beraktivitas sampai pada nikmat Iman dan Islam.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Qs. An Nahl: 18].
Kesempatan hidup yang dianugerahkan oleh Allah swt kepada kita ini, marilah kita gunakan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, kita isi dengan aktifitas yang bernilai ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah yang berdimensi sosial kemasyarakatan, Jangan sampai kita baru menyesal ketika ajal datang menjemput kita, dengan meminta kepada Allah agar di kembalikan untuk hidup lagi, walau barang sebentar saja, hanya untuk sekedar beramal saleh dan menginfakkan seluruh harta yang dimilikinya. Padahal ketika ajal telah tiba, tak bisa diundur dan tidak pula dimajukan walau barang sebentar saja. Kemanapun kita berlari untuk sernbunyi, sekalipun kita sedang dikelilingi oleh tim dokter ahli dengan peralatan teknologi yang paling mutakhir, bila saat kematian telah tiba, pastilah akan terjadi saat itu juga. Karenanya marilah kita gunakan kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya,  untuk beribadah  dan beramal  saleh demi mencari keridhaan Allah swt.

Kedua:  Pesan Nabi yang kedua adalah agar kita menjaga kesehatan dan menggunakannya untuk  taat dan mengabdi kepada Allah swt memperbanyak aktivitas kesalehan dan beribadah kepada-Nya, sebab bila kita terserang  penyakit atau dalam keadaan sakit, maka tentu kesempatan untuk beribadah dan beramal saleh, akan terganggu atau bahkan tidak bisa kita lakukan sama sekali,  karena kondisi kita yang sangat lemah dan kritis. Kesehatan adalah anugerafi Tuhan yang sangat besar, namun banyak manusia yang tidak menyadarinya, dia baru tersadar, 'ketika telah ditimpa sakit.

Ketiga: Masa luang, sebenamya merupakan kesempatan emas untuk kita gunakan melakukan aktifitas kesalehan dan beribadah. Jangan sampai ada kesempatan yang terbuang percuma,  karena Tuhan tidak menjadikan hidup ini sia-sia dan tidak pula main-main.  Karena pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, Allah dalam banyak ayat Al-Quran bersumpah dikaitkan dengan waktu, seperti: "Demi waktu Ashar", "Demi  waktu  Malam", "Demi waktu Dhuha", dan lain sebagainya. Apabila manusia tidak mau mengisi dan memanfaatkan waktu dengan beramal saleh dan berbagai amal kebaikan lainnya, tentu ia akan tergolong sebagai orang yang merugi.

Keempat: Masa muda merupakan masa yang baik, 'karena pada masa ini 'kondisi fisik masih prima, penuh dengan daya kreasi dan ide-ide segar, utamanya masa ini hendaklah digunakan untuk mempersiapkan diri dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian, sehingga benar­benar telah memiliki kesiapan untuk menerima tongkat estafet perjuangan generasi tua yang telah uzur.

Kelima:  Kekayaan juga merupakan anugerah dari Allah yang harus kita gunakan dan tasharrufkan sesuai dengan keinginan Tuhan yang memberi kekayaan itu. Jangan sampai kita menutup kran kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah buat orang-orang  fakir miskin, anak-anak yatim dan obyek-obyek lain untuk memperjuangkan agama Allah swt.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mensyukuri nikmat yang sudah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan untuk kita dan pada ulasan kali ini, akan kami berikan ulasan selengkapnya mengenai cara mensyukuri nikmat Allah untuk kamu.
1.      Mensyukuri Dengan Menggunakan Hati
  1. Mensyukuri Dengan Lisan
  2. Mensyukuri Dengan Anggota Tubuh
  3. Mensyukuri Dengan Lidah
  4. Mensyukuri Dengan Amal Perbuatan
  5. Mensyukuri Dengan Memuji Allah
  6. Mensyukuri Dengan Menjaga Kesehatan
  7. Mensyukuri Dengan Pola Hidup Sehat.
  8. Mensyukuri Dengan Menjaga Kebersihan
  9. Mensyukuri Dengan Taat Beribadah
  10. Mensyukuri Dengan Senyuman.
  11. Mensyukuri Dengan Acara Syukuran.
  12. Mensyukuri Dengan Harta
  13. Mensyukuri Dengan Zakat dan Menunaikan Haji
  14. Mensyukuri Dengan Kegiatan Sosial
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.
Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allâh yang telah dianugerahkan kepada kalian.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us