Bersemilah Ramadan
![]() |
Penyerahan Buku Kultum Ramadan Santri Putri |
MENYIKAPI KESALAHAN
Oleh Alayya Indika Bayani
Dalam berinteraksi dengan orang lain mau tidak mau, suka tidak suka,sengaja atau
tidak sengaja pasti akan terjadi singgung menyinggung dan luka melukai
perasaaan. Andaikata perasaan kita yang terluka atau dilukai oleh orang lain,
maka Islam mengajarkan tida sikap meresponya. Pertama, menahan marah; kedua,
memberi maaf; ketiga, membalasnya dengan kebaikan. Sikap yang pertama minimal,
yang kedua lebih baik, dan yang ketiga paling baik. Allah SWT berfirman:
Q.S. Ali Imran 3:134
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Arab-Latin: Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn
Terjemah Arti: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
1. Menahan Marah
Marah adalah emosi yang tak terkendali yang mendatangkan damai
negatif kemudian disesali. Ketika orang marah
lebih banyak dikendalikan oleh emosinya. Sehingga kadang ia berlaku
seperti orang bodoh. Tidak berpikir
panjang dengan apa akibarnya nanti. BIsa jadi, alat-alat rumah tangga, benda-benda
berharga menjadi pelampiasan amarahnya.
Jangan marah
bukan berarti tidak boleh marah
Tidak boleh marah bukan membiarkan kesalahan dan kemungkaran atau sering disabut
nahi mungkar. Nahi mungkar adalah hal yang baik dan yang dituju nahi mungkar adalah perbuatan tidak benar. Sedangkan yang dituju marah adalah pribadi yang melakukan kesalahan bukan
perbuatannya, sehingga orang marah banyak dikendalika oleh emosi.
Andaikata kita tidak
bisa menguasai amarah dalam diri, maka ia boleh
menghindar untuk menenangkan diri dan menguasai nafsu amarahnya.
2. Memberi Maaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf kepada orang
lain tanpa rasa benci dan keinginan untuk membalas. Dalam Bahasa Arab al’fuwu yang berarti kelebihan atau yang berlebih. Dalam Bahasa Arab al’fuwu yang berarti kelebihan atau yang berlebih, yang berlebihan harusnya di berikan agar keluar. Keluar dalam al’afwu maknanya menjadi menghapus.Dalam konteks
bahasa berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati.
Orang yang dapat menahan amarahnya belum tentu dapat memberi maaf
pada orang lain. Ketika memberi maaf harus juga dilakukan sebelum orang
lain meminta maaf. Sikap ini ditunjukan kepada orang lain tanpa rasa benci dan keinginan
untuk membalas.
Dendam Adalah Lawannya Pemaaf
Dendam adalah menahan rasa permusuhan didalam hati dan menunggu kesempatan
untuk membalas. Seorang pendendam tidak ada kata maaf sebelum
memdapat kesampatam membalas rasa sakit hatinya. Sifat ini tidak hanya merusak pergaulan tapi juga merusak dirinya
sendiri. Energinya banyak terkuras dengan memelihara dan berusaha membalasnya.
Ia merasa sakit apa bila melihatnya, ia akan memikirkan segala cara dan momem yang tepat untuk melampiaskan rasa
sakitnya. Orang yang pendendam juga sebenarnya
tidak mau mendapat “ampunan” dari Allah Subhanahu wata’ala
Berlapang Dada Beriringan Pemaaf
Dalam bahasa Arab ash-shathu yang etimoiogis berarti lapang dan
dapat diartikan kelapagan dada. Berjabat tangan dinamai dengan mushafahah,
Karena melakukannya memjadi pertanda kelapangan dada.
Ibarat menulis di selembar kertas, jika
terjadi kesalahan tulis dan kesalahan tulis itu akan dihapus dengan alat peng
hapus. Namun serapi-rapi meng hapus tentu akan meninggalkan bekas, bahkan bisa
kusut. Supaya lebih baik dan lebih rapi, sebaiknya diganti saja kertasnya.
Berdasarkan permisalan
itu, menghapus kesalahan disebut memaafkan, sedangkan berlapang dada adalah menukar
lembaran kesalahan dengan lembaran yang baru sama sekali. Jadi berlapang dada
menuntut untuk membuka lembaran baru. Sehigga hubungan yang ternodai, tidak
kusut dan tidak seperti halaman yang dihapus.
3. Berbuat baik
Setelah menahan marah dan memberi maaf,
sikap selanjutnya adalah membalasnya dengan kebaikan. Membalasnya dengan
kebaikan adalah sikap terbaik dalam merepon kesalahan
orang lain. Istilah Al Quran disebut ihsan, orang-orang
nya disebut al muhsinin.
Enaknya kalau orang
baik kita baik, kalau orang jahat kita juga bisa. Tapi sikap balas-membalas
bukan sikap mulia. Jika kita dihina, lalu kita balas menghina maka kita
sama-sama hina dengan dia. Kalau kita dimaki, lalu kita balas memakinya maka
kita sama-sama tidak terhormat dengan orang itu. Derajat seseorang akan
diangkat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala justru saat membalas keburukan dengan
kebaikan.
Tidak semua kesalahan
bisa dimaafkan dengan tidak melakukan tindakan apapun. Karena kesalahan yang
berat atau tindakan pidana tidak semua dapat diselesaikan denagn saling
memaafkan. Ada tindakan pidana sekalipun sudah dimaafkan tetap harus diproses
secara hukum karena memnyangkut kepentingan publik untuk mendapatkan rasa aman dalam kehidupan masyarakat.
DUA KUNCI SUKSES
Oleh Alfi Nurulrokhimah
Setiap orang pasti ingin berhasil dalam menggapai keinginannya.
Setiap mukmin selalu menginginkan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
“Dan carilah pada apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS Al-Qashas:77)
Dan keberhasilan tersebut perlu suatu ujian untuk membuktikan bahwa
kita telah berhasil. Hal ini sama seperti seorang murid SD. Agar dapat naik
kelas maka perlu mengikuti tes atau yang dikenal denganUjian Akhir Semester.
Jika dapat melewati ujian tersebut, maka anak tersebut akan naik kelas.
Kehidupan kita tidak jauh beda dengan ujian bagi seorang anak SD. Allah SWT
memberikan cobaan dalam setiap langkah kehidupan untuk memastikan hamba mana
yang memiliki amal terbaik.
“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya.” (QS Al Mulk : 2)
Berikut adalah
beberapa hal terkait ujian dalam kehidupan kita.
1.
Waktu Ujian
Ujian dalam
hidup dimulai semenjak waktu baligh sampai nanti waktunya berpulang ke
Rahmatulloh. Setiap fase umur memiliki cobaan yang berbeda. Seorang remaja
harus bisa memilih teman dan pergaulannya. Ketika sudah menikah, seorang suami
harus bisa mencari nafkah yang halal dan melindungi keluarganya. Ketika sudah
tua, seorang kakek harus sabar dengan penyakit yang dideritanya. Semua ujian
tersebut harus dihadapi dengan mengharap ridho Allah SWT.
2. Bahan Ujian
Bahan ujian
itu ada disekitar kita seperti suami/istri, anak, keluarga, teman, dan
tetangga. Selain itu, harta kekayaan dapat menjadi bahan ujian kita.
“Dijadikan
indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS 3:14)
3. Sifat Ujian
Sifat ujian
dapat dalam kondisi susah dan senang. Kebanyakan orang mengidentikkan ujian
dengan kesusahan. Jika tidak mendapatkan rezeki yang cukup atau sedang
ditinggal yang dicintai maka dianggap sebagai ujian dari Allah SWT. Tapi ujian
dengan kesenangan sering tidak dipedulikan walau biasanya ujian dengan
kesenangan lebih sulit.
Sebagai
contoh, orang yang hidupnya pas-pasan, maka dia akan membelanjakan uangnya
untuk kebutuhan pokok seperti beli beras, sayur dan lauk sederhana. Jika orang
memiliki uang yang lebih bisa jadi dia akan membeli makanan yang mahal untuk
memuaskan nafsu bahkan bisa jadi membeli makanan yang haram. Terkadang yang
dibeli adalah keinginan untuk caper saja.
4. Kunci Jawaban
Kunci jawaban
ujian terhadap kehidupan kita hanya terletak pada 2 hal yaitu syukur dan sabar.
“Betapa mengagumkan urusan seorang mukmin.
Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika datang kepadanya kesenangan
dia pun bersyukur. Maka hal itu baik baginya. Jika datang kepadanya kesusahan
dia pun bersabar. Maka hal itu pun baik baginya. Dan tidaklah hal itu
didapatkan kecuali oleh orang mukmin.” (HR. Muslim)
Layaknya hidup
seperti perputaran roda, maka ketika Allah SWT memberikan kelonggaran maka
selayaknya seorang hamba untuk bersyukur dengan menjaga nikmat yang diberikan
dan berbagi dengan orang lain. Hikmah dari bersyukur adalah tidak merasa
sombong dengan apa yang dikaruniakan Allah SWT. Segala kesuksesan hanya Allah
SWT yang mengatur.
“Katakanlah:“Wahai Tuhan Yang mempunyai
kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS Al Imran :26)
Sebaliknya,
kesusahan dalam hidup harus dihadapi dengan kesabaran dan keyakinan bahwa akan
ada hikmah besar dari suatu musibah. Sifat sabar dicerminkan dengan tidak
menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesusahan tetapi justru melakukan
muhasabah terhadap diri sendiri sebagai penyebabnya. Kesabaran akan dibalas
oleh Allah SWT dengan pengampunan atas dosa yang telah lampau. Rasulullah SAW
bersabda: “Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan,
kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan
Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya” (HR. Bukhari
no. 5641).
Inti dari
menjalani hidup adalah menghadapi segala ujian yang diberikan Allah SWT. Dan
kunci jawabannya adalah selalu bersyukur dan bersabar.
SEDEKAH DI BULAN YANG PENUH BERKAH
Oleh Ari Oktaviani
Sedekah
adalah pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas
tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar
zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya sekedar mengeluarkan dan
menyumbangkan harta.
Sedekah yang
paling ringan yaitu senyum, hal tersebut sesuai dengan HR. Tirmizi
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَة
Artinya:” Senyummu di
depan saudaramu, adalah sedekah bagimu”
Sedekah yang paling utama disisi Allah yaitu
sedekah jariah, sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sedekah
kepada kerabat. Sedekah jariyah yaitu segala perbuatan baik yang dilakukan oleh
seorang muslim kepada orang lain, pahala dari sedekah akan mengalir secara terus
menerus walaupun orang yang bersedekah itu telah ,meninggal dunia. Sedekah
sembunyi- sembunyi dilakukan agar menghindari perbuatan riya. Sedekah kepada
kerabat lebih diutamankan karena dengan swedekah kepada kerabat itu akan
mendatangkan dua pahala sekaligus yaitu pahala sedekah dan pahala
bersilaturahmi.
Keutamaan sedekah banyak sekali diantaranya sebagai
berikut:
1. Sedekah dapat menghapus dosa. Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits
Riwayat Tirmidzi yang berbunyi: والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
Artinya: “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.”
2. Orang
yang bersedekah akan mendapatkan naungan dari Allah SWT di hari akhir. Setiap
orang pasti akan mengalami kematian dan apabila kita mengaku orang yang beriman
kita juga menyakini adanya hari akhir, nahhh di hari akhir itu segala hal yang
ada di bumi akan hancur. Namun ada segeolongan orang yang akan mendapatkan
naungan di hari akhir diantaranya yaitu orang yang bersedekah, hal tersebut
sesuai dengan hadits riwayat Bukhari: رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
Artinya : “Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan
amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan
oleh tangan kanannya.”
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan
sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan
baginya.” (HR.
Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang?
Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan
bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi
dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi
oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua,
jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’
tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai
berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang
bersedekah, Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan
dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang
banyak.” (Qs.
Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki
oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk
menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka
mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari
kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari
golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
4 HAL YANG DIBERI KEBAIKAN OLEH ALLAH
Oleh Deska Farida
Seringkali kebaikan allah itu
kita pandang dari sudutnya yang materi Allah itu baik kalau kita punya harta
yang banyak,tanah yang luas,pabrik yang dimana-mana,sementara kalau hanya
sekedar itu kebaikan allah , terlalu sedikit orang yang mendapatkannya. padahal
kebaikan allah tidak pernah berhenti dan meliputi seluruh makhluk yang hidup
ini. Mari kita renungkan sebuah hadist,dimana baginda rasulullah bersabda:
وَالْآخِرَةٍالدُّنْيَاخَيْرَ أُعْطِيَ فَقَدْ أُعْطِيْهِنَّ مَنْ أَرْبَعَةٌ
Ada 4 hal siapa yang oleh allah
diberikan kebaikan dunia dan juga akhirat ini:
1.
شَاكِرٌ قَلْبٌ (Orang yang oleh allah di berikan hati yang pandai
bersyukur).
Ada ungkapan My heart
is my home ( Hatiku adalah rumahku) ,kalau luas hati rumah yang kecil
besar rasanya. kalau sempit hati rumah yang besar pun kecil jadinya.kalau hati
sempit rumah pun kecil kiamat namanya.
Orang yang hatinya
pandai bersyukur, bisa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah. Dengan dia
bersyukur semakin bertambah nikmat itu kepadanya.
Banyak orang yang kaya harta tapi miskin hati di zaman kita sekarang ditengah gemerlapnya
harta,dan dia tidak tahu mau diapakan harta yang banyak itu
Orang-orang sufi menjelaskan kaya itu ada 2 macam ada
kaya majasi dan kaya hakiki
a)
Kaya hakiki yaitu ilmunya luas, pikirannya lebar, rendah hatinya, qonaah hidupnya
b)
Kaya majasi yaitu orang yang lahirnya dibaluti harta tapi hatinya miskin.hidupnya sudah serba ada
tapi dia masih merasa kurang.Salah satu contoh :rumahnya sudah di titik air
liur orang melihatnya, tapi dia masih merasa belum apa-apa.mobilnya berdecak
orang kagum melihatnya, tapi dia rasakan itupun masih belum,maka dia selalu
miskin.dalam serba yang cukup tapi dia
masih merasa kurang, maka hidupnya pun selalu kekurangan.
Orang yang
diberikan hati yang kaya sungguh sebuah
kebaikan.hati yang kaya merupakan hati yang luas. hati luas ada 2 tanda yaitu
bisa mensyukuri nikmat dan tidak mengingkari apa yang allah berikan
padanya.tapi orang yang hatinya sempit biasanya tidak pandai mensyukuri nikmat
dan tidak senang melihat orang lain mendapatkan
nikmat.contoh orang yang hatinya sempit : Tetangganya beli televisi dia demam, tetangganya beli sepeda motor dia
makin gawat dia masuk rumah sakit, di rumah sakit dengar tetangganya beli mobil
meninggal dia.disiksa oleh perasaan sendiri.begitulah orang yang miskin
hatinya.
orang yang pandai
bersyukur tentunya akan allah beri kebaikan dunia dan sekaligus kebaikan
akhirat.
2. ذَاكِرٌ وَلِسَانٌ (Orang yang diberi lidah
yang pandai berdzikir menyebut nama allah) .
dalam artian yang seluas-luasnya.tasbih dia berdzikir
tahmid dia berdzikir tahlil ia dzikir. Tapi ada fenomena lain melihat apapun
yang mengagungkan kembali kepada sang pencipta itu pun dzikir,
Melihat semesta,jagad raya, melihat bintang-bintang
bertaburan diangkasa, melihat lautan luas terhampar, melihat gunung menjulang
ke angkasa itu semua mengingatkan kepada allah,itu pun dzikir.Orang yang diberi lidah pandai berdzikir ia selalu
mengingat allah dalam segala keadaan .
islam mengajarkan seperti dari hal-hal yang paling kecil,
memulai pekerjaan “ bismillah”.melihat sesuatu yang hebat “masyaallah’’ melihat
sesuatu yang luar biasa ’’ subhanallah’’ terkejut “ astaqhfirullah” berjanji”
insyaallah” semua dikaitkan dengan allah inilah dzikir ,Hidup yang larut dalam
alur ketuhanan.
3 صابرٌ الْبَلَاءِ عَلَى بَدَنٌوَ (Pribadi fisik /badan yang kuat yang tegar menghadapi ujian dari
Allah).
Beruntung orang diberikan kebaikan, kalau dia diberikan
badan yang tegar dalam menghadapi bencana, tegar menghadapi cobaan,kuat
menghadapi tantangan.
Tantangan itu penting kalau tidak ada tantangan kita akan
tidur, cobaan juga kita perlukan tapi kalau kita tidak sanggup menahannya larut
oleh cobaan itu kita akan kalah karenanya.orang yang baik di berikan kebaikan
dunia akhirat punya badan yang tegar dalam menghadapi cobaan.apa cobaan allah?
2 macam,1 ayat Alqur’an menjelaskan “Kami akan coba kami akan uji kamu dengan
yang baik dan yang tidak baik”.Dengan yang enak dan dengan yang tidak enak,
dengan yang menyenanngkan dan dengan yang tidak menyenangkan bukan sakit ujian
sehat pun ujian, tidak hanya miskin kaya
pun ujian,bukan tidak punya jabatan cobaan naik pangkat pun ujian.kita ini mengira yang namanya ujian yang tidak enak
saja.
Kalau sudah sakit ’’Ya allah sedang diuji” sehat lupa sama
allah, miskin “ujian” setelah kaya lupa
bahwa itu juga’’ujian’’. Fenomenanya banyak orang lulus diuji dengan kemiskinan
tapi gagal berantakan setelah diuji dengan kekayaan, waktu miskin dia menjadi
hamba allah, dan setelah kaya dia menjadi hamba harta.
Belum pernah ada orang mengatakan ”saya sedang di uji oleh allah” .kenapa?
”uang saya sedang banyak”.Kalau sudah bangkrut, miskin baru merasa diuji.
رُسُلِهِ مِنْ أَحَدٍ بَيْنَ نُفَرِّقُ
لَا
Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang
lainnya) dari Rasul- rasul. Semua rasul di uji, semuanya tegar seperti batu
karang di tengah samudra walau tiap hari di hempas ombak, dihantam gelombang,
ia tetap berdiri dengan tegar walaupun ada ujian. lain dengan orang yang loyo
sedikit kena kesulitan seperti ayam sampar kerakap tumbuh dibatu. Hidup segan
mati pun tak mau. Skeptis Psimis , apa yang bisa kita lakukan kalau dasar hidup
kita skeptis psimis tadi. Hidup ini adalah cobaan semakin tinggi kualitas
keimanan semakin berat cobaan hidup, semakin kokoh ketaatan pada agama semakin
kuat pula cobaan datang menerpa.
4. صَلِيْحَة
وَزَوْجَةٌ (Diberi istri yang sholehah, pendamping).
Tidak ada suami yang sukses jadi apapun dia tanpa peran
serta dan dukungan dari istri.
Itu sebabnya rasulluh menikah dengan khotijah,. Apa yang
jadi pertimbangan beliau? Menikahi seorang janda yang umurnya 15 tahun lebih
tua pula dari beliau, kalau sekedar mengikuti hawa nafsu pastinya tidak
khadijah yang dipilih oleh baginda rasul.
Baginda rasul bukan sekedar mencari istri beliau mencari seorang
pendamping.
Apa bedanya istri dengan pendamping? Setiap perempuan bisa
menjadi istri, tapi tidak setiap istri menjandi pendamping.itu dibuktikan dalam
sejarah, orang lain belum beriman khadijah beriman, orang lain memusuhi nabi,
khadijah mengorbankan hartanya untuk membantu perjuangan nabi. Saat nabi
tertimpa kesulitan khadijah tampil jadi penghibur. Khotijah tampil jadi
pembela.
Ketika pertama kali berhadapan dengan malaikat jibril
menyampaikan wahyu. Rasulullah gemetar seperti orang demam dan kembali kerumah.
Berkata kepada khadijah “ selimuti saya khadijah. Kenapa Baginda?.kata
khadijah. Baru saja turun malaikat jibril mengatakan begini-begini.saya
khawatir khadijah. Khadijah mengerti suaminya mengalami semacam ketakutan
Seorang pendamping yang baik beliau tampil. Dan berkata
jangan khawatir baginda allah tidak akan menyusahkan baginda untuk selamanya.
Rumah tangga adalah awal kesuksesan di tempat yang lain, karena itu kalau
diberikan istri yang sholeh itu sudah kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.
Seorang penjabat yang jujur, polos,lugu, sederhana, bisa
jadi koruptor apabila dirayu oleh istrinya. Seorang istri yang sholehah tentu
tidak akan merayu suami untuk berbuat segala hal yang dilarang allah.
Semoga
kita termasuk orang yang diberi kebaikan oleh allah swt baik kebaikan dunia
maupun akhirat, semoga kita termasuk orang yang pandai berdzikir dan bersyukur.
Dan semoga allah menjauhkan kita dari segala apa yang menimbulkan dosa.aamiin.
ORANG-ORANG YANG MERUGI PADA BULAN RAMADHAN
Oleh Dewi
Ayu S.
Bagi setiap
muslim, bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa, bulan yang
senantiasa dinanti-nantikan kehadirannya. Betapa bahagianya setiap muslim,
menemuinya. Ibarat seorang kekasih, yang telah lama berpisah dengan kekasih
tercinta, ia akan selalu menanti kehadirannya. Segala sesuatu untuk bisa
mempertemukan dengan kekasihnya akan ditempuh. Tidak peduli walau harus mendaki
gunung yang tinggi atau menyeberangi lautan yang luas, asal sang kekasih dapat
tersenyum ceria melihat kesungguhan dan ketulusan hatinya selama ini.
Dalam sebuah
hadis dikatakan:
اِذَا دَخَلَ
رَمَضَا نَ فُتِّحَتْ اَ بْوَا بُ الْجَنّةِ وَغُلَّقَتْ اَبْوَابُ جَهَنَّمَ
وَسُلْسِلَتِ الشَّيَا طِيْنَ
Abu Hurairah
ra berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Apabila datang bulan Ramadhan,
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setanpun
dibelenggu”. (H.R. Muslim)
Hadis ini
menjadi salah satu motivasi bagi setiap muslim untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pengabdiannya kepada Allah Swt. Di bulan Ramadhan, Allah tidak hanya
membuka pintu-pintu kebaikan dan memberikan pahala yang berlipat-lipat pada
setiap amal kebaikan, tetapi juga menutup atau meminimalisir hambatan dan
rintangan yang menghalangi hamba-Nya untuk meraih kebaikan dan pahala, yaitu
membelenggu setan baik dari kalangan jin maupun manusa.
Sesungguhnya
kabar gembira bulan Ramadhan hanya akan dirasakan muslim yang memiliki tekad
kuat untuk menjadikan Ramadhan sebagai lahan menanam amal dan mencurahkan
segala keluh kesah kepada Sang Maha Kuasa, sehingga dapat mendekati derajat
takwa yang merupakan tujuan akhir puasa ramadhan.
Perlu
diketahui, bahwa walaupum setan dibelenggu pada bulan Ramadhan, tetapi setan
akan terus menggoda manusia dengan berbagai macam cara termasuk dengan situasi
dan kondisi sehari-hari bulan puasa. Walaupun mungkin tidak sampai batal secara
hukum, tetapi nilai-nilai esensi yang terkandung dalam puasa akan hilang
sehingga puasanya kan sia-sia.
رُبَّ صَا ئِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَا مِهِ اِلاَّ الْجُوْ عُ
وَرُبَّ قَا ئِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَا مِهِ اِلاَّ السَّهَرُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan
apa-apa selain lapar, dan berapa banyak orang sholat di tengah malam tidak
mendapatkan apa-apa selain begadang”. (H.R. an-Nasa’i)
Hadis tersebut
menjelaskan bahwa tidak semua orang yang menjalankan ibadah puasa akan mendapat
apa yang dijanjikan secara sempurna. Semua tergantung dari sejauh mana manusia
menunaikan hak-hak puasa itu.
Tiap muslim
harus menyadari bahwa puasa adalah momen yang sangat tepat untuk merenungi
keberadaannya di dunia ini. Bahwa puasa di bulan ramadhan adalah media yang
Allah sediakan bagi setiap muslim untuk meraih iman dan ihtisab dengan cara
meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Maka, sungguh sangat merugi bila kita
menyia-nyiakan bulan Ramadhan.
Golongan Orang
yang Merugi di Bulan Ramadhan
1.
Tidak berpuasa dan beribadah dengan
maksimal
Perintah
berpuasa tertuang dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak di
antara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun
tidak menjalankan ibadah puasa. Padahal, jika kita menilik pada rukun Islam,
bahwa seseorang belum dapat dikatakan Islam jika belum bersyahadat, menegakkan
sholat dan mengerjakan puasa. Sementara zakat dan ibadah haji diwajibkan bagi
yang mampu saja.
Selain itu,
ada juga yang berpuasa, namun tidak melakukan amal ibadah dengan maksimal.
Puasa hanya sekadar puasa saja, padahal bulan Ramadhan ini menyimpan berbagai
potensi. Ibadah sunnah pahalanya dihitung ibadah wajib, dan ibadah wajib
dilipatgandakan pahalanya.
2.
Tidak menjaga sholat
Shalat adalah
ibadah terpenting bagi muslim, karena sholat adalah tiang agama. Dan sebagai
amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari
segenap amalan seseorang hama di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila
shalatnya baik, maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian
menimpanya.” (H.R. Tirmidzi)
Selain itu,
para lelaki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat fardhu di masjid. Karena
bagi orang yang malas sholat di masjid dikategorikan sebagai golongan orang
munafik.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan
neraka Jahannam, “Sesungguhnya Allah akan mengumopulkan orang-orang munafik dan
kafir d neraka jahannam”. (Q.S. an-Nisa:140)
3.
Tidak mengikuti tarawih hingga
selesai
Kadang-kadang
kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum sholat witir.
Nabi Saw. bersabda: “Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai,
ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk”. (H.R Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahhamd).
4.
Tidak membiasakan membaca Al-Quran
Membaca
Al-Quran adalah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan ramadhan maupun
bulan lainnya.
Dalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran , maka baginya satu kebaikan
dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh pahala. Aku tidak
mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam
satu huruf, Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al-Quran belum
lagi jika dikerjakan pada bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan
dilipatgandakan sampai tak terhingga.
5.
Lebih buruk dari tahun lalu
Jika puasa
Ramadhan kita tahun ii lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya kita
adalah orang-orang yang merugi. Karena orang yang beruntung adalah orang yang
hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Untuk itu, marilah kta koreksi kualitas
ibadah kita, apakah semakin bak atau semakin menurun dari tahun sebelumnya.
6.
Menganggap Biasa Bulan Ramadhan
Orang yang
menganggap biasa bulan Ramadhan, tidak ada yang berbeda seperti bulan-bulan
lainnya. Hingga Ramadhan berlalu, tentu sebuah kerugian yang besar yang
didapatkannya. Ia tidak menganggap istimewa bulan ramadhan, dan tidak merasakan
manfaatnya. Tidak pula segera melakukan kebaikan, padahal segalanya
dilipatganakan pahalanya.
7.
Sebatas menahan Lapar dan Dahaga
Berpuasa tidak
hanya menahan perut dari makan dan minum saja, tetapi juga hawa nafsunya.
Seharusnya ia tidak pernah melakukan kemunkaran, menggunjing, menyebar fitnah,
menghina, dll, perilaku yang dilakukan di luar bulan Ramadhan. Namun, ketika
Ramadhan tiba, kebiasaan buruk itu tak juga berubah, sehingga Ramadhan tidak
membawa pengaruh untuk kehidupan sehari-hari.
Abu Hurairah
meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan
perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang
ditinggalkannya (puasa)”. (H.R. Bukhari)
Rasulullah Saw
bersabda “Puasa itu tidak hanya meninggalkan makanan dan minuman. Akan tetapi,
puasa itu ialah meninggalkan perkataan sia-sia dan kotor”. (H.R. Ibnu Hibban).
8.
Tetap Maksiat di Bulan Ramadhan
Ini merupakan
golongan terburuk yang dilakukan oleh umat yang mengaku muslim. Mereka tidak
mengenal Allah, baik di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Golongan ini
tetap tidak menjalankan menjalankan sholat dan puasa tanpa udzur.
KEISTIMEWAAN AL-QURAN
Oleh Dian Kusumaning R
Al-Qur’an adalah risalah Allah kepada manusia
semuanya. Al-Quran adalah kalam Allah. Sebagaimana dalam firman -Nya:
تَبَارَكَ
الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِلِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Maha
suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (Q.S. Al-Furqan, ayat:
1)
ALQURAN itu
istimewa. Sebagai kitab yang jadi sumber hukum tertinggi dalam Islam, Alquran
berisi pedoman hidup bagi seluruh muslim.
Membaca
Alquran merupakan ibadah. Selain dibaca, isi Alquran juga perlu dipelajari dan
diamalkan. Sebab, selain aturan berupa perintah dan larangan Allah di dalamnya,
Alquran juga punya banyak keistimewaan lainnya
Sebagai
manusia, kita tidak pernah lupa kepada Allah. Amalan yang paling mensucikan,
yang mengangkat derajat, yang lebih baik dari menafkahkan emas adalah
dzikrullah. Dzikrullah terbaik adalah membaca Al-Quran. Karena Al-Quran adalah
Kalam Allah.
1. Keseimbangan
kata
Beberapa kata dalam Alquran dan
ayatnya, ternyata saling berpasangan dan memiliki jumlah yang seimbang.
Contohnya: kata ‘Hayat’ dan ‘maut’ yang berarti hidup dan mati. Kata-kata
tersebut diulang-ulang dalam Alquran, masing-masing sebanyak 145 kali.
Selain itu juga ada kata ‘musibah’
dan ‘sukr’ yang artinya bencana dan syukur. Kata-kata tersebut diulang-ulang
dalam Alquran sebanyak 75 kali.
Jika direnungkan lebih dalam,
keseimbangan kata ini mengandung hikmah, bahwa hidup akan berakhir dengan
kematian. Demikian juga dibalik setiap musibah, selalu ada nikmat Allah yang
bis adisyukuri.
2. Jumlah
bilangan yang tepat
Beberapa kata dalam Alquran ternyata
berkaitan dnegan rumusan matematika loh. Contohnya, terkait penanggalan modern.
Kita tahu dalam 1 tahun terdapat 12
bulan terdiri dari 365 hari. Nah, dalam Alquran, kata ‘syahr’ yang artinya
bulan itu jumlahnya ada 12. Sedangkan kata ‘yaum’ ynag artinya hari, jumlahnya
ada 365.
Kesamaan itu tentunya bukan
kebetulan. Ada perhitungan Allah yang Maha Teliti di sana. Dan, ini membuktikan
bahwa Alquran bukanlah buatan manusia, tapi benar-benar kalamullah.
3. Kitab yang
paling mudah dihafal
Alquran yang terdiri dari ribuan
ayat dalam 114 surat yang terbagi menjadi 30 juz, ternyata bisa dihafal, ko.
Bahkan oleh anak kecil atau lansia sekalipun. Buktinya?
Setiap tahun, ratusan hafiz
terlahir dari madrasah Alquran yang tersebar di berbagai negara. Di Iran, ada
seorang anak bernama Husein bin Thoba Thoba’i yang mampu menghafal Alquran
sejak usia 5 tahun. Lebih dahsyat lagi, seorang anak dari Aljazair bernama
Abdurrahman Farih. Dia sudah hafal Alquran sejak umur 3 tahun.
4. Ilmu
Pengetahuan
Alquran banyak menyingkap rahasia
tentang persoalan ilmiah yang bahkan masih jadi tanda tanya para ilmuan dunia.
Salah satunya tentang gunung.
Allah SWT berfirman:
“Dan telah kami jadikan di bumi ini
gunung-gunung yang kokoh sehingga bumi tidak goncang bersama mereka…” (QS Al
Anbiya: 31)
Dalam ilmu geologi modern,
terungkap bahwa gunung memang berfungsi untuk mencegah goncangan bumi.
Gunung tercipta dari lempengan bumi
yang bergerak dan bertabrakan jutaan tahun lalu. Lempengan inilah yang
diketahui bisa berfungsi menahan tenaga dari dalam bumi.
Dengan demikian, apa yang
disampaikan Allah dalam Alquran itu berkesesuaian dengan ilmu pengetahuan yang
diperoleh manusia melalui metode ilmiah. Sebab, pada dasaranya semua ilmu pengetahuan itu
bersumber dari Allah SWT.
5. Keindahan
Alquran
Dalam membaca Alquran ada aturan
tajwid yang harus diterapkan. Demikian juga, ada yang disebut qiroaah atau
langgam bacaan. Alquran bahkan bisa disuarakan dengan sangat merdu dengan kedua
tuntunan tersebut (tajwid dan qiroah).
Bukan hanya merdu, keindahan
Alquran juga terdapat dalam tata bahasa yang apik dan tak mungkin bisa ditiru
oleh manusia. Buktinya?
Pada masa setelah nabi Muhammad SAW
wafat, ada seorang nabi palsu bernama Musailamah Al kazab. Dia berusaha membuat
kitab tandingan Alquran. Namun hasilnya, nihil. Kitab yang dibuat Musailamah
ini isinya sama sekali tak bermakna, bahkan struktur bahasanya pun sama sekali
tidak indah.
6. Keaslian
Alquran
Allah SWT menjamin keaslian
Alquran. Dari sejak pertama kali diturunkan, memang ada sebagian orang yang
ingin mengubah atau menambahkurangi isi alquran, namun usaha tersebut selalu
berhasil digagalkan oleh umat Islam.
7. Berisi kisah
terdahulu dan yang akan datang
Kisah-kisah dalam Alquran ini
sifatnya bukan dongeng melainkan kisah yang sesungguhnya terjadi di masa lalu.
Lewat kisah ini, ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik untuk masa depan.
Al-Quran dan Ramadhan
Ramadhan
adalah bulannya Al-Quran. Mukjizat Nabi Muhammad yang selalu dapat kita
gunakan. Tidak ada umat yang seberuntung kita. Bisa merasakan mukjizat yang
diberikan kepada Nabinya. Maka jangan sia-siakan Al-Quran. Dialah yang paling
setia, bahkan yang bisa menemani saat kita masuk ke dalam kubur nanti.
Mudah-mudahan
kita termasuk orang yang tidak pernah bisa lupa kepada Allah SWT. Karena amalan
terbaik, amalan yang paling mensucikan, amalan yang lebih baik daripada
menafkahkan bongkahan emas yaitu adalah dzikrullah. Amalan yang lebih baik
daripada mati terbunuh, daripada mati karena jihad, yaitu mengingat Allah.
Dzikrullah paling bagus adalah tilawah al-Quran, membaca al-Quran. Memperbagus
bacaannya merupakan etika dalam membaca al-Quran.
Ada beberapa
kaifiyyat atau etika sebelum dan dalam membaca al-Qur’an yang dianjurkan,
berikut rinciannya:
1. Berada dalam keadaan
suci, atau berwudhu’ terlebih dahulu, meskipun boleh membacanya bagi orang yang
berhadats.
2. Membacanya di
tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca al-Qur’an.
3. Ber-siwak atau
menggosok gigi, membersihkan mulut sebelum mulai membaca.
4. Membaca
isti’adzah atau ta’awwudz.
5. Membaca
basmallah pada permulaan setiap surat, kecuali surath al-Bara’ah atau
at-Taubah.
6. Memperhatikan
ketertiban bacaan (tajwid).
7. Membaguskan
dan menghias bacaan al-Qur’an (tahsin wa tazayyun).
8. Membaca dengan
tartil.
9. Men-tadabburi
bacaan (meresapi, memikirkan ayat-ayat yang dibaca).
10. Mengeraskan
bacaan
11. Tidak boleh
melakukan 5 hal berikut:
a. Tar’id, yaitu
menggeletarkan suara, laksana suara yang menggeletar karena kedinginan atau
kesakitan.
b. Tarqish, yaitu
sengaja berhenti pada huruf mati namun kemudian dihentakkannya secara tiba-tiba
disertai gerakan tubuh, seakan-akan sedang melompat atau berjalan cepat.
c. Tathrib, mendendangkan
dan melagukan al-qur’an sehingga membaca panjang (mad) bukan pada tempatnya
atau menambahnya bila kebetulan tepat pada tempatnya.
d. Tahzin, yaitu
membaca al-Qur’an dengan nada memelas seperti orang yang bersedih sampai hampir
menangis disertai kekhusyukan dan suara lembut.
e. Tardad, yaitu
bila sekelompok orang menirukan seorang qari’ (pembaca al-Qur’an) pada akhir
bacaannya dengan satu gaya cara-cara di atas.
12. Bila selesai
membaca al-Qur’an mengucapkan Shadaqallahul-‘Adzhim atau Sami’na wa Atha’na
Ghhufranaka Rabba wa Ilaikal-Masir.
13. Bila dalam
keadaan shalat maka imam membaca dan ma’mum mendengarkan.
6 AMALAN RINGAN NAMUN BERAT TIMBANGANNYA
Oleh Dina Ratnaningrum
1.
Menyempurnakan Wudhu
Dari Utsman
bin Affan radhiyallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
« مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ
حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ ».
Artinya : “Barang
siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, maka akan keluarlah dosa - dosa
dari badannya, sampai - sampai ia akan keluar dari bawah kuku - kukunya.”
Keutamaan wudhu :
Dosa akan
mengalir bersama air wudhu, anggota tubuh yang dibasuh air wudhu akan
mengeluarkan cahaya di hari kiamat, menghapus dosa, mengangkat derajat, orang
yang tidur dalam keadaan berwudhu akan didoakan malaikat, dan jika meninggal
dalam keadaan syahid, jika makan diawali dan diakhiri dengan wudhu, maka
makanan itu menjadi berkah.
2. Berjalan ke
Masjid dan Menunggu Ditegakkannya Sholat
إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا
يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا
دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
“Jika dia berwudlu dengan menyempurnakan wudhunya lalu keluar dari
rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat
berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan
ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya.”(HR.
Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)
Keutamaan
melangkahkan kaki menuju masjid :
Setiap langkah
akan ditinggikan derajat dan dihapus dosanya, setiap langkahnya menuju masjid
adalah shodaqoh, menjadi tamu istimewa allah di syurga dengan mendapat hidangan
khusus setiap pagi dan sore, setiap langkah mendapatkan kebaikan (hasanah /
pahala) dan dihapuskan dari keburukan / kejelekan, mendapatkan cahaya yang
sempurna di hari kiamat, langkah pulang ke rumah dari masjid, nilainya sama
dengan langkah keberangkatannya ke masjid
3. Berdzikir
“Subhanallahi wa bihamdih”
Rasulullah SAW
bersabda:
Dua kalimat
yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai (oleh) Allah
Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat “Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil’Adzim”.
(HR Bukhari
7/168 dan Muslim 4/2072).
4. Shalat
Dhuha
Keutamaan
shalat dhuha : pahalanya seperti bersedekah, dicukupi kebutuhannya, meraih
ghanimah atau keuntungan yang lebih cepat, diganjar dengan rumah di surga,
mendapat pahala haji dan umrah, menggugurkan dosa, dibuatkan pintu khusus di
surga.
Allah akan
memberikan kedudukan yang istimewa bagi orang-orang yang melaksanakan sholat
dhuha berdasarkan dengan jumlah rakaatnya. Orang yang mengerjakan dua rakaat
shalat dhuha akan tercatat sebagai orang yang tidak lalai. Jika empat rakaat
tercatat sebagai orang yang muhsinin (berbuat baik). Jika enam rakaaat tercatat
sebagai hamba yang taat. Jika delapan rakaat tercatat sebagai hamba yang juara
(sukses). Jika dua belas rakaat shalat dhuha akan dibuatkan sebuah rumah yang
indah di syurga
5. Membiasakan
Membaca Al – Qur’an
Hadis Ibnu
Mas’ud juga, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ
حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia akan
mendapatkan satukebaikan sedangkan satu kebaikan itu (bernilai)sepuluh kali
lipatnya, aku tidak mengatakan ‘Alif Laam Miim ‘ sebagai satu huruf, akan
tetapi ‘Alif sebagai satu huruf, ‘Laam ‘ sebagai satu huruf dan ‘miim ‘ sebagai
satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).
6. Sholat
Sunnah 2 Rakaat Sebelum Subuh
رَكْعَتَا اَلْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR.
Muslim)
Beberapa
keutamaan shalat sunnah sebelum subuh yaitu memohon petunjuk, menunjukkan rasa
taqwa, bentuk doa, diampuni dosa-dosanya, rutinitas mulia, teladan rasulullah,
mendisiplinkan waktu shalat, shalat sunnah terbaik, jalan masuk surga, ringan
dan berpahala besar, kebaikan di akherat, dilindungi di hari kiamat, mengikuti
sunnah rasul, jalan kebaikan.
AMALAN 10 MALAM TERAKHIR DIBULAN RAMADHAN
Oleh : Diyana
Lutfiyah
A.WACANA PENCURI RAMADHAN
Waktu bulan 10
Ramadhan menjadi saat-saat yang paling berharga.Bulan penuh ampunan,berkah dan
pahala ini akan segera berakhir.Oleh sebab itu kita harus memanfatkan dengan
sebaik-baiknya dan semoga kita semua terhindar dari beberapa wacanan yang dapat
pencuri Ramadhan kita.Beberapa wacana tersebut adalah:
·
Memikirkan baju baru
Ingatlah, tujuan
ibadah puasa adalah untuk menggapai takwa,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan
bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian
agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Pakaian takwa itulah yang
terbaik dibanding pakaian lahiriyah. Allah Ta’ala berfirman,
يَا
بَنِي آَدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ
وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang paling baik.” (QS. Al-A’raf: 26).
·
Mudik
·
Sibuk di dapur
B. BEBERAPA
AMALAN DI 10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN
1.I’tikaf di Masjid
I’tikaf adalah berdiam
diri di masjid dengan melakukan ketaatan kepada Allah. Ketika seseorang
melakukan i’tikaf maka
ia mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala,
menahan jiwanya untuk bersabar dalam ibadah, memutus hubungan dengan
makhluk untuk berkomunikasi dengan Khaliq–nya,
mengosongkan hati dari kesibukan dunia yang menghalanginya dari mengingat
Allah Ta’ala dan
sibuk beribadah dengan melakukan dzikir, membaca Alquran, shalat, berdoa,
bertaubat, dan beristigfar.Hal ini sesuai hadist yang artinya:
“Sesungguhnya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-i’tikaf pada sepuluh malam terakhir
Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri beliau ber-i’tikaf setelah itu.” (HR. Al-Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172)
Dari
hadits tersebut, dapat kita simpulkan bahwa seorang wanita juga dianjurkan
untuk melakukan i’tikaf karena
dahulu para istri Nabi tetap melakukan i’tikaf sepeninggal beliau.
- Qiyamul Lail
Di
antara amalan yang istimewa di 10 hari terakhir Ramadhan adalah
bersungguh-sungguh dalam shalat malam, memperlama shalat dengan memperpanjang
berdiri, ruku’, dan sujud. Demikian pula memperbanyak bacaan Alquran dan
membangunkan keluarga dan anak-anak untuk bergabung melaksanakan shalat malam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan
shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan
diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari no.
1901)
- Membaca
Alquran
Hendaknya
seseorang bersemangat untuk tilawah Alquran
karena Ramadhan merupakan waktu turunnya Alquran
- Shadaqah
- Memperbanyak
Doa
Hendaknya
seseorang banyak berdoa di 10 hari terakhir Ramadhan karena jika doanya
bertepatan dengan malam lailatul
qadar maka doanya akan terkabul.
- Bertaubat
dan Istigfar
RAMADHAN MOVE ON
Oleh Eny Ngesti Utami
Ramadhan sudah
datang, bagaimana perasaan anda? Senang kah? Bahagia kah? Atau justru malah
sedih?
Bulan ramadhan
jadikan sebagai ajang awal kita move on, maksudnya ajang perubahan diri. Banyak
orang yang melakukan puasa tapi justru tidak mendapatkan apa apa selain haus
dan lapar.
HAL HAL YANG MERUSAK PUASA
1.
Berpuasa tanpa
keikhlasan
Padahal jika kita ikhlas maka allah akan
menghapus dosa dosanya dimasa lalu, seperti hadist berikut:
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari
Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Tapi dalam
kenyataannya banyak sekali orang yang berpuasa tapi dirinya merasa tidak ikhlas
dengan puasanya.
2.
Berpuasa tanpa
ilmu
فَقِيهٌ وَاحِدٌ , أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ
مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ
“seorang faqih (ahli ilmu
agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “.
(HR Ibnu Majah).
Seorang yang hendak berpuasa sebaiknya
mengetahui ilmu tentang puasa sendiri, jangan hanya yang penting berpuasa tapi
tidak tau ilmunya ..
3.
Berpuasa hanya menahan dari makan, minum,
dan berjimak saja.
Jika melakukan puasa hanya untuk menahan
hal hal tersebut maka hal tersebut bisa merusak puasa meskipun puasanya sah.
Banyak hal yang harus kita jauhi atau hindari selagi puasa .
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ
وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang
siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah
SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR
Bukhori)
4.
Berpuasa tapi bermalas malasan
“(Bulan
dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan
dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai
pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan” ( HR Ahmad)
Didalam hadis
diatas dijelaskan bahwa ramadhan itu bulan dimana dibukanya pintu pintu syurga,
apa kita hanya akan bermalas malasan saat puasa?
5.
Bersemangat hanya diawal saja
“Adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari
yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan
mengikat sarungnya” (HR Bukhori dan Muslim)
Jadi ketika bulan ramadhan banyak yang
bersemangat hanya diawal ramadhan saja, setelah menjelang ramadhan hamper semua
orang sibuk dengan persiapan lebaran hingga lupa bahwa ramadhan masih belum
berakhir.
RAMADHAN
MOMENTUM PERUBAHAN
1.
Ramadhan training ikhlas
Aplikasi :
a. Meniatkan
Setiap Aktifitas untuk Kebaikan dan Mencari Ridho Allah
b. Merasakan
Pengawasan Allah dalam pekerjaan dan tugas, memberikan yang terbaik dan takut
bermaksiat
2.
Ramadhan
training ihsan
Aplikasi :
a.
Semangat menjalankan tugas dengan
optimal dan profesional
b.
Saling berlomba dan berkompetisi
menghadirkan yang terbaik untuk umat dan bangsa
3.
Ramadhan training istiqomah
Aplikasi :
a. Semangat
bekerja keras tanpa malas
b. Mengoptimalkan
potensi dengan baik dan terarah
c. Menuju
finishing touch yang khusnul khotimah
SEDIKIT DEMI SEDIKIT
Oleh Feba
Ayuningtiyas
Sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi bukit merupakan sebuah peribahasa yang artinya
usaha/upaya kecil yang terus-menerus pasti akhirnya akan memberikan hasil.
Ketika kita ingin memiliki sebuah barang, kita akan mencari bagaimana caranya
agar memiliki barang tersebut, sedangkan kita tidak mempunyai uang sama sekali
agar bisa membelinya. Terfikirlah cara menabung uang sedikit demi sedikit,
sehingga uang yang terkumpul akan menjadi banyak dan bisa membeli barang
tersebut. Seperti halnya dalam ibadah, ketika seseorang ingin merubah dirinya
menjadi yang lebih baik. Ia tidak bisa langsung/instan dalam berubah, tetapi
perlahan-lahan. Karena ketika ia perlahan-lahan berubah akan membuatnya
terbiasa dan konsisten dalam perubahan yang ia lakukan, sehingga menimbulkan
keistiqomahan.
Kita sebagai
umat Nabi Muhammad ingin beribadah juga seperti Nabi Muhammad, berakhlakur
karimah seperti nabi Muhammad. Setelah diteliti bedanya hanya sedikit. Antara
Nabi Muhammad dan umatnya yaitu kita. Nabi Muhammad sedikit tidur, kita sedikit-sedikit
tidur. Nabi Muhammad sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan, Nabi Muhammad
sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah. Ini untuk mengarahkan kepada kita
bahwa mencontoh Nabi bukan perkara yang mudah. Tetapi bukan berarti kita tidak
bisa untuk mencontoh sedikit demi sedikit perilaku Nabi Muhammad. Inya Allah.
Nah, jadi sedikit demi sedikit dalam meniru perilaku Nabi Muhammad itu seperti
apa ya? Agar betul-betul Sedikit demi sedikit ada 4 hal yang harus dilakukan,
yaitu:
1.
Sebagai umat Muslim yang beriman
harus rajin membaca Al-Qur’an
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa
yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak
mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu
huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan
dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Membaca satu
huruf saja sudah mendapatkan 10 kebaikan, coba 1 halaman ada lebih dari 100
huruf. Berapa yang kita peroleh? Kita sebagai umat Muslim sangat jarang membaca
Al-Qur’an. Coba kita renungkan, saat malas membaca Al-Qur’an katakan pada diri
sendri. “Cobalah membaca Qur’an, 5 menit saja!” bukankah telah banyak waktu
yang terbuang tanpa pahala? Ada metode agar kita membaca Al-Qur’an setiap hari
yaitu: Ba’da maghrib 10 ayat, ba’da shubuh 10 ayat. Kalau dijumlah 1 hari 20
buah ayat, kali 1 bulan 600 ayat. Al-Qur’an hanya 6000 ayat. Berarti 1 tahun
khatam sekali. Bulan ramadhan juga harus sering membaca Al-Qur’an, 1 bulan
harus sudah khatam 1 kali. Berarti 1 tahun khatam 2 kali. Orang yang cinta
kepada Allah sudah pasti akan membaca kalam-Nya, yaitu dengan rajin membaca
Al-Qur’an, tartil bacaannya, dan juga membaca maknanya.
2.
Rajin sholat malam.
Ketika Orang yang mengerjakan sholat
tahajud kemudian berdoa, insya Allah doanya dikabulkan oleh Allah. Apalagi jika
ia melakukannya di sepertiga malam yang terakhir. Nabi Muhammad saw. Bersabda:
“Dan
Shalatlah (pada malam hari) tatkala orang-orang tidur! Niscaya kalian memasuki
surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi No. 2409 dan mengatakan bahwa hadis ini
shahih) Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Ad-Darimi )
Siapa yang tidak mau surga? tentu kita
semua mendambakannya. Rasulullah saw. memberikan kabar gembira berupa
surga yang diperoleh dengan mudah dan selamat kepada kita yang mengerjakan
sholat tahajjud ketika kebanyakan orang terlelap. Aisyah radhiyallahu ‘anha
mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seseorang
bertekad untuk bangun melaksanakan shalat malam, namun ketiduran
mengalahkannya, maka Allah tetap mencatat pahala shalat malam untuknya dan
tidurnya tadi dianggap sebagai sedekah untuknya.” (HR. An Nasai no. 1784, shahih menurut Syaikh Al Albani).
Jika ada
seseorang yang sudah mempunyai niatan sholat tahajud, tetapi ia malah
ketiduran, sehingga tidak jadi melaksanakan sholat tahajud. Ia tetap
mendapatkan pahala sholat malam dan tidurnya dianggap sedekah. Masya Allah.
3.
Rajin puasa sunah.
Sungguh, puasa
adalah amalan yang sangat utama. Di antara ganjaran puasa disebutkan dalam
hadits berikut,
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh
manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh
ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa.
Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.
Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang
yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia
berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang
yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi” (HR.
Muslim no. 1151).
Adapun puasa
sunnah adalah amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Selain itu
pula puasa sunnah dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang
terdepan (as saabiqun al muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah seseorang akan
mudah mendapatkan cinta Allah. Tradisikan puasa sunah senin kamis dan 13,
14, 15, tengah bulan. Puasa sunah lebih berat daripada puasa wajib karena puasa
sunah banyak godaannya karena yang lain tidak puasa, kita hanya berpuasa
sendirian. Jika kita puasa senin kamis 1 bulan bisa 8 hari ditambah puasa
tengah bulan ditambah 3 hari. Jadi kita puasa sunah selama 1 bulan adalah 11
hari. Ditambah puasa-puasa yang lain seperti puasa di bulan Sya’ban, 6 hari di
bulan syawal, puasa di awal Dzulhijah, dan ‘asyura. Jika sudah bisa berpuasa
senin kamis dan puasa tengah bulan tiga hari bisa beralihlah ke puasa daud.
4.
Tiada hari tanpa shodaqoh “one day
one thousand”.
Shodaqoh dapat
mendatangkan rizki sebagai balasan langsung dari Allah Swt atas sedekah yang
dikeluarkannya, ini merupakan suatu keberkahan baginya, Rasulullah Saw
bersabda:
اِسْتَنْزِلُوا الرِّزْقَ
بِالصَدَقَةِ
Turunkanlah
(datangkanlah) rezkimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (HR. Baihaki).
Orang yang
bersedekah akan mendapatkan rizki dari Allah, tetapi banyak orang yang enggan
untuk bersedah karena merasa uangnya akan berkurang dan menjadi miskin, padahal
syaithan lah yang menakut-nakuti agar seseorang tidak bersedakah. Allah swt.
Berfirman:
“Syaitan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan
(kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
Setan
menghalangi kita untuk sedekah.
Setan menakut-nakuti kita dengan kefakiran. Ketika seorang hamba ingin
bersedekah, yang ada dalam benaknya adalah takut dengan berkurangnya harta,
takut dia jadi fakir, takut dia jadi miskin. Padahal belum ada catatannya dalam
sejarah manusia, orang jatuh bangkrut gara-gara sedekahnya. Allah subhanahu wa ta’ala akan mengganti dengan yang
lebih baik dan dalam bentuk harta yang lain. Mari mulai sekarang kita mencoba
untuk bersedakah. Belanja di pasar ada atau beli sesuatu yang lain ada
kembalianya 1 ribu. Sisihkan uang satu hari satu ribu untuk saudara-saudara
kita yang membutuhkan. Coba kita hitung, 1 hari 1 ribu, 30 hari berarti 30
ribu. Alhamdulillah kita sudah bershodaqoh 30 ribu perbulan. Mungkin menurut
kita ini sepele, tapi semua ini pahalanya begitu besar.
Oleh Firjatul Islamiyati
Di bulan
Ramadhan ada amalan sunnah yang bisa dijalani yaitu makan sahur. Amalan ini
disepakati oleh para ulama dihukumi sunnah dan bukanlah wajib, sebagaimana kata
Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 7: 206. Namun amalan ini memiliki
keutamaan karena dikatakan penuh berkah.
Dalam hadits
muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
تَسَحَّرُوا
فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan
sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no.
1923 dan Muslim no. 1095).
Yang dimaksud
barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah
bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia
dan akhirat. Namun patut diketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang
hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya.
1.
Keberkahan dalam Makan Sahur
a)
Memenuhi perintah Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaan
mentaati beliau disebutkan dalam ayat,
مَنْ يُطِعِ
الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa’: 80).
Allah Ta’ala
juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
b)
Makan sahur merupakan syi’ar Islam
yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Dari ‘Amr bin
Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا
بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan
antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan
sahur.” (HR. Muslim no. 1096). Ini berarti Islam mengajarkan baro’ dari orang
kafir, artinya tidak loyal pada mereka. Karena puasa kita saja dibedakan dengan
orang kafir.
c)
Dengan makan sahur, keadaan fisik
lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan
sahur. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu
semakin menguatkan dan menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarh Shahih
Muslim, 7: 206).
d)
Orang yang makan sahur mendapatkan
shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السُّحُورُ
أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ
مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur
adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan
seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan
sahur.” (HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini
shahih lighoirihi).
e)
Waktu makan sahur adalah waktu yang
diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ
يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ
مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka
wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas
Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan.
Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan
kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).
f)
Waktu sahur adalah waktu utama
untuk beristighfar. Sebagaimana orang yang beristighfar saat itu dipuji oleh
Allah dalam beberapa ayat,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ
بِالْأَسْحَارِ
“Dan
orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.”
(QS. Ali Imran: 17).
وَبِالْأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan selalu
memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. ” (QS. Adz Dzariyat: 18).
g)
Orang yang makan sahur dijamin bisa
menjawab adzan shalat Shubuh dan juga bisa mendapati shalat Shubuh di waktunya
secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan.
Makan sahur
sendiri bernilai ibadah jika diniatkan untuk semakin kuat dalam melakukan
ketaatan pada Allah.
Intinya, makan
sahur punya berbagai keberkahan. Itulah rahasia-rahasia yang mungkin sebagian
kita tidak mengetahuinya.
CARA MENGHADAPI COBAAN HIDUP
Oleh Istighfarin

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi?( Q.S Al-Ankabut ayat 2)
bahwa mereka
tidak akan dibiarkan saja mengucap aamannaa, dibiarkan kami beriman kepada
Allah wahumlayuftanun padahal mereka belum diuji lebih dahulu. Hal ini berarti
bahwa seseorang apabila berani mengatakan amanna kami beriman kepada Allah,
maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menghadapi ujian, setelah ujian datang
baru akan nampak nyata kadar dan kualitas keimanan yang dimiliki oleh
seseorang. Dari hal tersebut timbul
pertanyaan, mengapa orang yang beriman yang justru diuji oleh Allah SWT,
logikanya tentu ringan saja bahwa yang mengikuti ulangan disekolah tentu
anak-anak sekolah, kalau tidak sekolah tentu saja tidak perlu ikut ulangan,
makin tinggi kelasnya makin berat soal ulangan yang diberikan kepadanya.
Demikian pula dalam kehidupan beragama, justru yang beriman yang mendapat ujian
dari Allah SWT. Semakin tinggi nilai kualitas keimannnya, akan semakin berat
ujian dan cobaan hidup yang diberikan kepadanya. Nabi kita Muhammad SAW pernah
pula memperingatkan, beliau bersabda sesungguhnya ujian yang paling berat
adalah yang telah diberikan kepada para nabi-nabi, dibawah itu adalah para
auliya kemudian para ulama, bertahap kebawah dan kebawah diuji setiap orang
menurut keteguhan dan kekuatannya berpegang kepada agamanya. Jadi semakin teguh
kita berpegang pada ajaran agama, semakin dekat kita dengan aturan-aturan
agama, semakin berat ujian dan cobaan yang menimpa hidup ini. Maka persolan
inilah yang akan kita bicarakan pada peretemuan kali ini tentang cobaan-cobaan
yang datang menimpa kehidupan kita. Pokok persoalannya adalah QS Al-baqarah
ayat 155, Allah SWT menjelaskan jenis-
jenis ujian yang diberikan kepada kita orang-orang yang beriman, dalam surah
tersebut Allah SWT menjelaskan

walanabluwannakum
bisyay-in mina lkhawfi waljuu'i wanaqshin mina l-amwaali
wal-anfusi watstsamaraati wabasysyiri shshaabiriin
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ( Q.S Al-Baqarah
155)
dan tentu dan
pasti kata Allah kami akan menguji kamu sekalian kami akan mencoba kamu
sekalian dengan sebagian kecil rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Ada lima macam jenis ujian yang dijelaskan dalam surah
tersebut.
Yang pertama walanabluwannakum bisyay-in mina lkhawfi,
kami uji kamu coba kamu dengan sebagian kecil dari rasa takut, setiap manusia
terlahir dengan membawa dua sifat yang kontroversil. Akan disebut apa seseorang
bergantung pada sifat mana yang lebih menonjol di dalam dirinya, tiap orang
punya rasa berani tiap orang juga punya rasa takut. Kalau beraninya lebih besar
daripada takutnya ia dinamakan pemberani, tapi kalau takutnya lebih besar dari
pada beraninya ia dinamakan penakut. Tapi yang jelas 2 sifat kontroversil ini
memang ada di dalam diri manusia. Akan diuji kamu sekalian dengan sebagian
kecil rasa takut, takut yang kadang-kadang tidak beralasan. Yang kaya takut
jatuh miskin, yang punya jabatan takut kehilangan jabatan dan pengaruhnya, yang
pada akhirnya yang hidup pun menjadi takut mati. Sesuatu yang sungguh tak
beralasan dan menimbulkan kegelisahan didalam kehidupan. Mari kita lihat dampak
yang ditimbulkan oleh rasa takut ini. Ada orang kaya yang takut jatuh miskin,
akibat rasa takutnya ini, pertama iya menumpuk-numpuk harta sebisa-bisanya
dengan menghalalkan segala macam cara, tidak peduli halal haram, tidak mengerti
haq dan batil, atau haq pantas yang makruf dan munkar tercela, yang penting ia
bisa menumpuk-numpuk harta, bisa menimbun-nimbunnya tidak cukup untuk dirinya sendiri,
kalau perlu anaknya sudah dipersiapkan untuk jadi orang kaya, cucunya sudah
disipakan jdi orang kaya, anak cucunya,cucu cucunya seluruhnya ia takut jatuh
miskin. Kemudian akibat dari rasa takut ini, ia pun terjebak kedalam penyakit
baqil bin pelit alias kikir. Tidak sedikitpun tergerak hatinya untuk memberikan
bantuan dan pertolongan kepada mereka yang memang memerlukannya. Termasuklah ia
ke dalam apa yang di peringatkan, orang-orang yang menumpuk-numpuk harta
kemudian menghitung-hitungnya, dia menyangka bahwa hartanya akan dapat
mengekalkan kehidupannya didunia ini, dia menyangka bahwa hartanya akan dapat
mengekalkan kebahagiaannya di dalam kehidupan ini. Maka kerjanya hanya menumpuk
dan menumpuk,dan dia sangat takut untuk jatuh miskin. Saudara – saudara kaum
muslimin rakhimakumullah lalu yang
kebetulan punya jabatan takut kehilangan kedudukan dan pengaruhnya , maka ia
akan melakukan segala cara dan jalan untuk menjaga keamanan dan ketengangan
dari jabatan yangs sedang didudukinya, hilang kesadaran bahwa jabatan adalah
amanah, hilang pengertian bahwa kedudukan adalah alat untuk berbuat baik dan
mengabdi kepada sesamanya, yang ada pikirannya adalah bagaimana menjaga
kedudukan dan pengaruhnya agar tetap ada dalam dirinya, segala cara pun
dilakukan dan kadang-kadang ia kehilangan kontrolnya,kemudian pada akhirnya
manusiapun di landa oleh perasaan takut
mati, sungguh tidak beralasan sama sekali. Karena mati adalah kewajiban bagi
semua yang bernama hidup, mati adalah merupakan suatu pintu yang setiap orang
akan masuk kedalam pintu itu, bahkan mati sesungguhnya merupakan nasihat di
dalam kehidupan kita. Saudara- saudara kaum muslimin rakhimakumullah yang kaya
takut miskin, yang punya jabatan takut kehilangan jabatan, kedudukan dan
pengaruhnya, dan pada akhirnya hiduppun menjadi takut mati. Sesunggunnya
takut-takut yang sungguh tidak beralasan sama sekali, jika orang kaya takut
jatuh miskin itu kemudian dia menghalalkan segala macam cara untuk menumpuk
kekayaannya yang tidak akan habis selama tujuh turunan kemudian diiringi dengan
sifat bakhil, sifat tertutup, sifat berpangku tangan melihat kesulitan dan
penderitaan orang lain, maka sesungguhnya ia tidak merasa bahwa harta merupakan
titipan dari Allah SWT, bahwa dia merupakan alat dan bukan merupakan tujuan didalam
kehidupan ini. Takut miskin merupakan suatu oenyakit yang mengakibatkan orang
lupa diri dan lupa daratan, takut kehilangan kedudukan dan pengaruh juga adalah
penyakit yang menyebabkan orang menghalalkan segala macam cara untuk menjaga
kedudukan dan jabatannya, dan takut mati adalah sesuatu yang tidak beralasan
sebab siapa yang berani hidup harus berani pula menghadapi mati, yang takut
mati tidak usah hidup saja, karena mati adalah kewajiban bagi semua orang yang
hidup, oleh karennya rasa takut yang tidak beralasan sesungguhnya merupakan
ujian, untuk menguji nilai-nilai keimananan yang ada di dalam diri seorang
hamba. Orang kaya diuji dengan hartanya, pejabat diuji dengan kedudukan dan
pengaruhnya,manusia hidup diuji dengan akan datangnya mati yang menjemput
kehidupannya.menghadapi ujian-ujian semacam ini, maka marilah kita menyadari
yang kaya tidak perlu takut miskin, dari Allah harta itu datang, kepada Allah
harta itu akan kembali, yang punya kedudukan dan pengaruh tidak perlu takut
kehilangan kedudukan dan pengaruhnya, karena jabatan sesungguhnya merupakan
amanah dari Allah SWT yang harus
dianggap sebagai kesempatan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya.
Ujian yang kedua waljuu'i , akan kami uji kamu dengan rasa lapar, kelaparan belum
tentu identik dengan kemiskinan, bahkan didalam surah an-nahl ayat 12 Allah SWT
memberikan contoh yang sangat nyata dan
jelas. Allah memberikan contoh, bagaimana keadaan suatu negeri yang
makmur, aman, tenang, tentram, rezekinya datang dari segala arah, tapi sayang
sekali penduduknya kufur dengan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada
mereka, akibatnya Allah timpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan sebagai
akibat dari apa yang telah mereka lakukan. Marilah kita melihat contoh-contoh dalam al quran ini untuk melakukan intropeksi
di dalam diri dan kehiduoan kita. Adalah suatu keberuntungan bahwa kita sebagai
manusia dijadikan Allah sebagai khalifahnya
dipermukaan bumi ini, yang ditugaskan untuk membudidayakan alam, mengelola
dan mengambil manfaatnya bagi sebesar-besar manfaat di dalam kehidupan kita,
dijadikannya bumi untuk tempat tinggal kita sebagai hamparan dimana fasilitas
dan kebutuhan hidup kita tersedia, tinggal lagi kita pandai-pandai
mengelolanya, apalagi buat kita muslim yang tinggal dipersada nusantara
Indonesia tercinta ini. Suatu negara yang orang katakan untaian jamrud
katulistiwa, yang hijau ranau subur, makmur melahirkan slogan dengan kata gemah
ripah lohjinawi, tata tentrem, kerto raharjo. Negara yang demikian subur,
negara yang demikian indah, hijau ranau ini, apabila kita terkena penyakit
kufur kepada nikmat yang diberikan Allah kepada kita, dia tidak akan
mendatangkan ketenangan, dia tidak akan mendatangkan kesejahteraan, bahkan
boleh jadi menimbulkan kekacauan ketidaktenangan dan kelaparan ditengah negara
yang subur makmur. Inilah yang sangat menyedihkan, kenapa ini semua ini bisa
terjadi ? orang kufur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT. Diberikan
negara yang indah, subur, makmur, hijau ranau tapi dikelola dengan cara yang
brutal dan membabi buta, menguras sumber daya alam melampaui sebagaimana yang
seharunya sehingga memperkosa keadaan alam itu sendiri, hutan dan belukar yang
ditebang secara liar dan sembarangan akan melahirkan gurun-gurun pasir yang
gersang dan tandus, sehingga dengan demikian maka akan mengakibatkan malapetaka
bagi kehidupan manusia itu sendiri, begitu juga percobaan-percobaan ilmu
pengetahuan yang mengundang dan mengandung reaktor-reaktor nuklir akan
memberikan luka kepada alam itu sendiri, yang mengakibatkan akan kembali
merugian kepada makhluk bernama manusia. Saudara-saudara kaum muslimin
rakhimakumullah jadi dengan demikian di dalam negara yang demikian subur,
hijau, ranau, dan makmur bisa saja terjadi kelaparan apabila kita ingkar, tidak
mau bersyukur terhadap nikmat Allah yang diberikan kepada kita, kita kelola
alam ini seenak perut kita saja dengan tidak memikirkan akibatnya dikelak
kemudian hari nanti. Kita ambil satu contoh orang-orang tua kita dulu, pada
umur 60 th, 70 th kalau dia menanam kelapa, kalau kita tanya “kek, buat siapa menanam kelapa? Jawabannya pasti untuk
anak-cucu saya dibelakang kemudian hari. Orang yang bisa menanamkan sesuatu
untuk generasi yang akan datang itulah orang tua yang bijaksana, tapi orang
yang menanam sesuatu hanya untuk kepentingan dirinya sendiri saja, maka itulah
orang yang hanya mementingkan diri sendiri atau egois tapi lebih celaka lagi
orang yang mau melakukan sesuatu yang akan meninggalkan akibat bagi generasi
yang akan datang, akibat yang tidak baik itulah orang yang aniaya, orang yang
dzalim dalam kehidupan kita. Bumi tempat kediaman manusia tinggal bukan satu wujud yang tanpa
batas, pernahkah kita membayangkan, hanya satu bumi untuk dihuni oleh 5 milyar
lebih dari makhluk bernama manusia, yang kadang-kadang pertumbuhan sarana untuk
menunjang kehidupan tidak sepesat pertumbuhan jumlah makhluk bernama manusia
itu sendiri. Oleh karena itu kita dituntut untuk pandai-pandai mengelola,
membudidayakan alam ini dengan tetap menjaga keseimbangannya sehingga bahaya
kelaparan yang merupakan ujian didalam kehidupan Insyaa Allah tidak akan kita
temukan di dalam kehidupan kita. Saudara-saudara kaum muslimin rakhimakumullah,
hal ini kelaparan dalam artian satu bangsa, bisa juga kelaparan dalam artian
dalam kehidupan pribadi daripada manusia. Hidup ini kata orang berjalan
bagaikan roda pedati, sekali tempo kita naik keatas, lain saat kita turun
kebawah, ada saatnya kita jaya, ada saatnya kita pun mengalami kemunduran, oleh
karena itu pasang surut kehidupan ini membuat orang seharusnya sadar, bahwa
pasang surut itu tidak harus menyebabkan pasang surutnya Ia dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT. Kelaparan boleh jadi merupakan ujian untuk menguji
nilai-nilai keimanan sesorang. Apabila dalam kondisi lapar imannya mantap,
imannya teguh , imannya kuat, maka dalam kondisi dimana perutnya tidak lapar,
tentu iman itu akan lebih bertambah mantap lagi. Kalu orang perutnya kenyang ,
berisi penuh lalu imannya stabil kemudian saat kelaparan imannya pun mengalami
penurunan. Maka disitu nyata disaat ia diuji dengan kelaparan kualitas imannya
ikut menyurut, mundur kebelakang dan mengalami proses degradasi, proses
peluncuran dan penurunan. Oelh karenanya marilah kita menyadari Allah SWT senantiasa memeberikan yang terbaik
kepada kita bersama. Kelaparan, apabila kita terima dengan sikap lapang
dada,tidak akan menyebabkan kita jadi berbuat nekat, tetapi kita tetap dalam
kontrol, dalam keadaan stabil, tidak keluar dengan melakukan
perbuatan-perbuatan yang negatif, bagaimanapun kita ingin membela dan mempertahankan
kelangsungan hidup, bagaimanapun juga kita ingin menjaga kelangsungan perut,
tapi kita tidak keluar dari norma-norma dan kaidah-kaidah yang telah ditentukan
di dalam kehidupan beragama. Inilah cobaan yang kedua yang ada dijelaskan di
dalam al baqarah ayat 155 berupa keluparan.
Yang ketiga
adalah mina l-amwaali
kekurangan harta dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan ujian dari Allah SWT
untuk menguji sejauh mana kekuatan iman yang kita miliki di dalam kehidupan,
tetapi sesungguhnya kekayaanpun hakikatnya juga merupakan ujian dalam
kehidupan. Namun umumnya manusia akan
merasa lebih diuji jika dia miskin dari pada saat diuji dengan jikalau dia
menjadi orang kaya. Pada sisi lain kenyataan mengatakan banyak orang lulus diuji
ketika diuji dengan kemiskinan, tetapi gagal berantakan ketika diuji dengan
kekayaan. Kemiskinan pun apabila kita lihat dari segi kehidupan banyak macam
bentuknya, ada kemiskinan dibidang ilmu pengetahuan, kemiskinan dan kebodohan
merupakan dua saudara yang seakan-akan sekandung. Kemiskinan bisa mebimbulkan
kebodohan, kebodohan bisa menimbulkan kemiskinan, tapi yang paling celaka sudah
miskin bodoh pula.yang kedua miskin akhlak, hal ini lebih parah lagi dari
miskin ilmu,karena menyebabkan orang kurang hajar, tidak punya budi pekerti,
sehingga dengan demikian miskin akhlak lebih bahaya dari pada miskin ilmu.
Adapun yang dimaksud dalam ayat ini adalah miskin harta. Imam Ali
karamahuwajaha pernah memberikan suatu peringatan boleh jadi kemiskinan
mendekatkan orang kepada kekufuran, dengan kata lain kemiskinan biasanay bisa
membuat orang nekat, kalau sudah nekat maka bukan hanya harga diri yang dijual,
keluarga yang dijual, bukan hanya nilai materi yang dimilkinya yang terjual,
bahkan iman dan kenyakinannya, akidah dan pandangan hidupnyapun tidak akan
segan-segan digadaikannya dijualnya untuk mengatasi kemiskinan. Padahal selalu
diingatkan pandangan dan keyakinan iman sesungguhnya merupakan intan paling
mahal , mutiara paling berharga di dalam kehidupan kita. Maka kemsikinan
merupakan ujian, banyak orang kebal berhadapan dengan segala macam cobaan, tapi
pada saat diuji dengan kemiskinan ia tidak tahan diri, ia tidak sanggup
mempertahankan iman dan aqidahnya, maka aqidah yang satu-satunya ikut terjual.
Marilah kita menyadari bahwa kemiskinan yang diberikan kepada kita merupakan
ujian yang dieberijan Allah kepada kita untuk menguji nilai-nilai keimanan
kita.
Yang keempat
adalah wal-anfusi, kekurangan jiwa
atau kematian, saudara-saudara kaum muslimin rakhimakumullah, yang hidup takut
mati, padahal semua makhluk hidup haruslah mati. Bagaiamanapun kita takut mati,
bisakah kita menghindarkan diri dari nya? bagaimanapun kita tidak ingin bertemu
dengan malaikat maut, bagaimana kita bisa menghindar ? kemana kita akan lari
apabila dia sudah datang menjemput nyawa. Karena itu memang ada satu prinsip
yang dijelakan oleh para ulama kita iskariman aumut syahidan, mati dan hidup
dua hal yang tak terpisahkan, oleh karenanya kalau memang hidup, hiduplah
secara mulia, kalau mati maka matilah secara syahid. Hidup mulia atau mati
syahid ! jangan terbalik hidup sia-sia mati konyol. Nilai yang tidak ada
artinya, alangkah mulia hidup yang berisi kemuliaaan dan alangkah indahnya mati
dalam nilai syahid. Mati sesungguhnya juga merupakan ujian untuk menguji sejauh
mana persiapan yang sudah dilakukan dalam kehidupan ini untuk menyambut dan
tidak sekedar untuk menyambut tapi juga untuk mengarungi kehidupan sesudah
kematian itu sendiri. Sebab kematian bukan akhir dari segalanya, kematian
merupakan suatu pintu dimana kita akan masuk didalamnya, akan berjalan kembali
menelusuri fase-fase kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Pembicaraan mengenai kematian inipun bisa kita evaluasi, ada yang takut mati
usahanya, ada yang takut mati karirnya, ada yang takut mati rezekinya, ada yang
takut mati batinnya, ada yang takut mati jasmaninya, dan sebagainya.
Yang kelima watstsamaraati, kekurangan
buah-buahan bisa berarti paceklik ini juga bisa diartikan orang kufur kepada
nikmat yang diberikan Allah SWT, orang jauh dari petunjuk-petunjuk agama,
merasa segala kemampuan bisa dipecahkan dengan otaknya, hilang segala
ketergantungannya kepada Allah SWT, maka usahanya bisa berakhir dengan yang
tidak diharapkan. Seperti contohnyatanya tikus yang meggarap sawah menyerbu
padi, ulat menyerbu pohon jambu, angin topan, puting beliung, gempa bumi. Itu
sudah proses diluar kemampuan manusia untuk mendeteksinya bahwa setiap manusia
sadar dan berusaha sesuai keterikatannya dengan hukum alam, kepada sunnatullah,
maka ia harus punya sandaran vertikal kepada Allah SWT. Agar saat usahanya
berhasil ia tidak lupa diri dan daratan, dan apabila usahanya ternyata gagal ia
tidak menjadi putus asa, buruk sangka, sempit hati, cupit pandangan. Cobaan
datang dari Allah SWT berupa kekurangan buah alias paceklik.
Menghadapi 5
macam cobaan ini, apa konsep dan jalan keluarnya ? kalimat selanjutnya dalam
surah tersebut menjelaskan wabasysyiri shshaabiriin. Menghadapi macam-macam ujian dalam hidup baik
rasa takut, kelaparan, kemiskinan, kurang jiwa, dan kekurangan buah-buahan
dengan gembirakan orang-orang yang sabar. Siapa orang yang sabar ?

(yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".( Q.S Al-Baqarah ayat 156)
Bukan hanya
sekedar ucapannya tapi penghayatannya kepada filsafat yang terkandung dalam
kalimat tadi. Kalau suatu saat kita akan kehilangan harta yang kita miliki,
kenapa tidak berpikir innalillahi wa innalilaihi rojiun, bahwa dulu ketika kita
lahir di dunia ini tidak ada harta yang saya bawa, kalau sekarang harta itu
hilang maka innalillahi wa innnailahi rojiun. Begitu pula jika kehilangan jabata dan kedudukannya, keluarga yang
meninggal. Maka jika banyak ujian
bertumpu menimpa jika berpegang pada pedoman kalimat tersebut rasanya tidak ada
lagi yang membuat kita goyah, karena pondasi yang membuat kita berdiri
sudah demikian kokoh dan kuat. Keyakinan
ini akan menanamkan kelapangan jiwa, dari kelapangan jiwa maka akan tertanam
ketenangan dan ketentraman dan jauh dari rasa takut. Inilah jalan keluar bahwa
segala yang datang dari Allah akan kembali kepada Allah. Semoga dengan sikap
ini kita akan lapang dada menghadapi ujian, dan akan semakin tangguh iman dan
aqidah kita menghadapi cobaan yang datang menimpa.
BELAJAR TOLERANSI DENGAN PUASA
Oleh: Moca Monica
Ayat yang
menjelaskan tentang kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadan, ALLAH bersabda
pada QS.Al-Baqarah ayat 183 yang bunyinya
“Ya ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumush
shiyamu kama kutiba ‘alal ladzina min qablikum la’allakum tattaqun”
Salah satu
aspek dari ayat ini adalah “ kama kutiba ‘alal ladzina min qablikum” yang
artinya Berpuasalah kalian sebagaimana orang-orang di wajibkan oleh Allah SWT
sebagaimana orang-orang sebelum kalian. Artinya adalah orang-orang sebelum
islam itu datang memang sudah di wajibkan untukberpuasa oleh Allah SWT bahkan
sejakmanusia pertama di muka bumi ini, nabi adam dikisahkan dalam riwayat
ketika melanggar prlanggaran Allah di surge memakan buah khuldi beliau kemudian
berpuasa seketika melanggar peraturan Allah, begitu juga nabi nuh ketika beliau
terkena musibah berupa banjir yang besardikisahkan dalam riwayat bahwa beliau
juga melakukan puasa. Nabi Ibrahim AS kerika kayu-kayu dikumpulkan untuk
membakan beliau maka nabi Ibrahim kemudian melakukan ritual puasa juga begitu
juga nabi musa dan para nabi-nabi sebelum nabi Muhammad semua melakukan puasa,
dalam momentum-momentum tertentu yang secara umum momentum-momentum itu adalah
terkena musibah.
Pelajaran
pertama adalah bahwa puasa bisa menjadi obat bagi kita ketika kita sedang
sedih, sedang terkena musibah. Karenapuasa adalah satu-satunya amalan yang
Allah katakan bahwa Allah sendiri yang kemudian mengganjarnya dan itu soal diri
kita dan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist yang artinya ketika
kita berada dalam kondisi yang sangat buruk terkena musibah maka kita butuh
sesuatu untuk kita dekati, untuk kita curhat, untuk menenangkan diri kita
jangan kepada manusia karena bias jadi tidak bijaksana dalam menjadi orang yang
bias diajak bercurhat. Maka lakukanlah curhat itu dengan berpuasa ketika
kitaterkena musibah, sehingga kita ada dalam kondisi yang sangat dekat dengan
Allah dan menyebabkan kita berada didalam kedamaian meskipun kita sedang
terkena musibah. Sebagaimana dilakukan dan di sunnahkan para nabi sebelum nabi
Muhammad, dimana ketika mereka terkena musibah mereka melakukan puasa.
Pelajaran yang
kedua dari penjelasan ayat tersebut adalah bahwa puasa ini mengajarkan kepada
kita untuk toleran kepada umat-umat agama lain dari para nabi sebelum nabi
Muhammad. Ada umat nabi is, yakni orang-orang nasrani. Umat nabi musa yakni
orang-orang yahudi dan semua umat dari agama lain. Sebenarnya siapapun manusia
itu mereka juga meyakini kebaikan dari puasa itu sehingga ingin menjadi titik
bagi kita untuk toleran kepada umat dari agama lain atau siapapun saja karena
ada suatu kebaikan bersama yang diyakini oleh kita semua salahsatunya adalah
puasa.dimana puasa ini adalah amalan yang bukan hanya dilakukan oleh kita dan
diwajibkan kepada umat nabi Muhammad tapi dilakukan oleh umat agama lain dan
diwajibkan pada umat dari nabi sebelum nabi Muhammad
Pelajaran
ketiga dari puasa ini adalah kita harus membedakan antara kebenaran dan
kebaikan. Bahwa kita bias jadi berbeda tentang kebenaran dengan umat-umat agama
lain, umat agama lain meyakini kitab suci yang berbeda dari kita meyakini nabi
yang berbeda dengan kita, namun soal kebaikan semua obat itu adalah sama yakni
bahwa kita harus merasakan rasa lapar yang dirasakan orang yang yang kekurangan
itu adalah kebaikan yang diajarkan oleh semua agama bahwa kita harus menahan
nafsu kita untuk mencaci orang lain itu adalah kebaikan yang diajarkan oleh
semua agama. Artinya dalam hal kebaikan sebenarnya kita dengan agama lain
sama-sama dianjutkan untuk berbuat baik.oleh karena itu ini seharusnya menjadi
tempat bagi kita untuk bersama-sama dengan agama lain yakni melakukan kebaikan,
berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana diperintahkan dalam islam yakni
Fastabiqul Khairat, berlomba-lombalah kamu dalam hal kebaikan bukan kebenaran.
Biarkan kebenaran itu masing-masing orang, masing masing agama memiliki apa
yang mereka yakini dan kita tidak mau memaksakan agama kita kepada siaapun,
sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an; Laa Ikraha Fiddin “tidak ada paksaan
dalam agama” maka puasa mengajarkan kepada kita untuk kemuadian berlomba-lomba
dalam kebaikan karena puasa dia bukan hanya kebaikan bagi umat nabi Muhammad
tapi kebaikan yang sudah dianjurkan kepada umat-umat terdahulu dari nabi-nabi
sebelum nabi Muhammad dan umat islam. Semoga kita menjadikan puasa ini sebagai
titik balik kita untuk toleransi dengan umat agama lain dan berangkulan dengan
mereka untuk berbuat baik kepada siapa saja. Berbuar baik kepada orang-orang
yang membutuhkan kebaikan tanpa melihat perbedaan agama, suku, mazhab, dan
perbedaan-perbedaan lain, karena kebaikan bersifat universal, lintas agama,
lintas segala-galanya.
PENYAKIT HATI
Oleh Nabila
N.O.A
Hati adalah
salah satu organ tubuh manusia, dalam islam sendiri hati adalah penentu sifat
seseorang. Baik buruknya seseorang berasal dari dalam hatinya. Dalam bahasa
Arab, hati disebut dengan Qalbu. Kita sering mendengar betapa pentingnya organ
hati tempat lahirnya perasaan tersebut. Bahkan Rasulullah SAW saat masa kecil
dibersihkan hatinya dari berbagai kotoran oleh Malaikat JIbril (baca kisah
teladan nabi Muhammad SAW dan keutamaan cinta kepada Rasulullah SAW bagi umat
islam) .
Hati juga
tempat bersemayamnya syaitan dan keburukan yang disebut juga dengan penyakit
hati. Lantas apakah sebenarnya penyakit hati dalam islam dan apa bahayanya
penyakit ini jika tidak segera diobati? Simak penjelasan berikut ini. (baca
juga obat hati dalam islam). Berikut adalah penjelasan mengenai penyakit hati
menurut islam :
Pengertian
Penyakit Hati
Penyakit hati
adalah penyakit atau gangguan yang ada pada hati dan perasaan manusia. Penyakit
hati dalam islam bukanlah penyakit hati yang menyangkut kesehatan seperti
penyakit liver, chirhosis, dan lain sebagainya. Penyakit yang ada dalam hati
setiap orang bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Perihal mengenai
penyakit hati ini disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini
وَأَمَّا
الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ
وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ
Dan adapun
orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu
bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka
mati dalam keadaan kafir. (QS At Taubah : 125)
Dalam firman
tersebut disebutkan bahwa penyakit dalam hati seseorang bisa membwa pada
kekafiran dan mati dalam keadaan kafir. Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh
setiap muslim manapun. Oleh sebab itu selayaknya sebagai muslim kita harus
senantiasa menjaga hati dari berbagai kotoran dan penyakit yang bisa merusak
keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT. (baca fungsi iman kepada Allah SWT dan
manfaat beriman kepada allah SWT)
Jenis Penyakit
Hati
Agar bisa
menjaga hati kita dan senantiasa waspada pada penyakit-penyakit hati kita harus
mengetahui apa saja penyakit hati tersebut. Berikut ini adalah beberapa
penyakit hati yang biasa terjadi pada manusia dan berbahaya jika dibiarkan
begitu saja.
Hasad, Iri dan
Dengki
Ketiga jenis
penyakit ini hampir sama dimana perasaan hasad atau iri adalah orang yang tidak
suka jika seseorang mengalami kebahagiaan sementara perilaku atau sifat dengki
lebih parah lagi, ia bukan hanya tidak senang jika seseorang mendapatkan
kebahagiaan, ia juga akan mendoakan agar kebahagiaan hilang dari orang tersebut
dan berpindah pada dirinya. Perintah untuk menjauhi penyakit hati ini
terkandung dalam firman Allah ayat berikut
وَلَا
تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ
نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah
kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih
banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian
dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS An Nisa :
32)
Penyakit hati
ini juga disebutkan dalam hadits berikut ini
“Waspadalah
terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala
sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud)
Sombong atau
takabur
Perilaku
sombong atau takabur sangatlah tidak disukai Allah SWT. Seseorang yang sombong
biasanya akan merasa bangga pada dirinya dan apa yang dimilikinya dan
menganggap remeh orang lain. Tidak ada manusia di dunia ini yang diperbolehkan
memiliki sifat sombong karena hanya Allah sajalah yang diperbolehkan untuk
sombong karena Ia pemilik langit dan bumi. Allah SWT memerintahkan umatnya
untuk menghindari perilaku sombong dalam ayat berikut berikut
وَلَا تَمْشِ
فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ
الْجِبَالَ طُولًا
Dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai
setinggi gunung. (QS Al Isra :37)
Riya atau suka
pamer
Seorang muslim
memang senantiasa dianjurkan untuk berbuat baik dan menolong sesama akan tetapi
seseorang yang berbuat baik hanya untuk pamer atau menunjukkannya pada orang
lain dan merasa bangga dengan hal itu adalah termasuk orang yang riya. Riya
sendiri sangat berbahaya dan dilarang dalam islam. Perbuatan baik atau suatu
ibadah sebaiknya hanya diketahui oleh dirinya dan Allah SWT saja dan tidak
menyebut-nyebut ibadah atau pemberiannya tersebut. Sifat riya bisa
menghilangkan pahala kebaikan itu sendiri sebagaimana yang disebutkan dalam
firman Allah SWT berikut
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي
يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ
صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin
yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir. (Qs Al Baqarah 264)
Bakhil atau
kikir
Sifat bakhil
atau kikir adalah salah satu penyakit hati dimana seseorang yang tidak mau atau
memberikan sedikit hartanya pada orang yang membutuhkan sementara ia memiliki
harta tersebut. Perilaku ini adalah salah satu sifat buruk dan disebutkan dalam
firman Allah SWT berikut ini (baca harta dalam islam dan manfaat bersedekah)
وَلَا
يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ
خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
ekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Qs Al Imran : 180)
Ujub
Ujub adalah
suatu sifat yang suka membangga-banggakan diri atas apa yang ia miliki
sementara apa yang ia miliki tersebut tidaklah ia sadari merupakan karunia
Allah SWT. Sifat ujub bisa merusak hati dan cenderung membuatnya sombong.
“Tiga hal yang
membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu
(yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).”
(H.R. Abdur Razaq, hadist hasan)
Demikian
penyakit hati menurut islam dan bahayanya yang tercantum dalam dalil-dalil yang
menyertainya. Apabila kita memiliki sifat atau penyakit diatas maka segera
bertobat adalah salah satu cara mengobatinya. (baca taubatan nasuha dan shalat
taubat) Semoga sebagai seorang muslim kita selalu bisa menjaga hati dari
penyakit hati tersebut. (baca penyebab amal ibadah ditolak dan dosa yang tak
terampuni Allah SWT)
BAIKMU TERNODAI SALAHMU
Oleh: Novita Indah Lestari
Kenapa sih,
manusia cenderung lebih mudah mengingat kesalahan orang daripada kebaikannya?
Apakah ini fitrah pada manusia? Ada teman kita nih yang baik hati sekali. Dia
care banget sama kita selalu ada setiap kita butuhkan. Suatu hari teman kita
itu berbuat salah sama kita. Apa yang langsung kita ingat dari dari dirinya?
Kesalahannya itu? Lalu kebaikan-kebaikannya yang lama mana, nggak dihitung itu
kenapa? Itulah sejuta kebaikan yang tergoda oleh satu kesalahan. Bahaya sekali
ya.
Berikut
bahayanya mengingat kesalahan orang lain dan melupakan kebaikannya:
·
Timbulnya Penyakit Hati
Hati yang
sehat tentu tidak menyimpan kebencian,
kemarahan bahkan dendam kepada orang lain. Jika seseorang selalu mengingat
kesalahan dan tidak ingat lagi kebaikan orang lain maka hati orang itu telah
sakit. Orang yang ingat pada orang lain karena kesalahannya maka yang ada di
hatinya hanya ada benci saja, benci dan terus benci. Tak ada lagi kelembutan
pada hatinya. Ali bin Abi Thalib berkata: “jangan jelaskan tentang dirimu pada
orang lain karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tak akan
percaya itu”. Jadi jika di mata seseorang kita sudah salah maka hal apapun yang
kita lakukan dan katakan padanya tak lagi terlihat kebaikannya tak ada lagi
sisi benarnya. Orang tersebut telah terhinggapi penyakit hati. Na’udzubillah.
· Hidupnya Akan
sempit
Orang yang
selalu mengingat kesalahan orang lain dan melupakan kebaikan hatinya maka tidak
ada keberkahan dalam hidupnya karena hari-harinya penuh dengan penyakit hati.
Ketemu sama orang itu tidak pernah mau, benci, hidupnya sempit jadi apa-apa
terbatas. Orang yang senantiasa mengingat kesalahan orang lain maka hidupnya
penuh prasangka, hidupnya sempit. Ya sudahlah, itu urusan dia sama Allah.
Urusan kita adalah selalu berbuat baik walaupun dengan orang yang berbuat
selalu kepada kita.
·
Putus Tali Silahturahmi
Rugi sekali
orang-orang yang memutus tali silahturahmi. Kata Rasulullah boleh tidak
berbicara selama tiga hari, tapi setelah lewat dari tiga hari mereka tidak
berdamai dan kemudian dia meninggal maka diharamkanlah surga baginya. Maka
orang terbaik adalah yang mendahului salam. Ingat silahturahmi bukan membalas
dengan kebaikan tapi silahturahmi adalah menyambung segala sesuatu yang
terputus dan itu adalah ciri orang mukmin, tidak mau ada musuh dalam hidupnya
walaupun dia tidak suka dengan orang tetap berusaha membersihkan hatinya dan
berusaha menjalin hubungan baik dengan orang itu.
·
Merasa Dirinya suci
Dalam hadits :
Pernah Rasulullah SAW duduk di depan sahabat tertawa terbahak-bahak
kemudian Umar bertanya kenapa, kemudian Rasul ingat anda cerita di akhirat
nanti ada orang mengatakan “wahai Allah, aku pernah didzolimi oleh orang itu
aku tidak pernah lupa dengan kesalahannya” tapi kemudian Allah berfirman lagi
“maukah kau surga ini ? “MAU”. Kau dapat surga ini dengan cara kau maafkan
kesalahan orang yang menyakitimu kau lupakan kesalahannya dan kau bisa
bergandengan dengannya untuk menuju surga Allah. Kita mau surga bukan? Maka
merendah dirilah kita di hadapan Allah, kita bersihkan hati kita supaya tidak
ada dendam, agar tidak ada marah, agar tidak ada benci, jadilah tentram hidup
kita, Insyaallah terhindar dari bahaya-bahaya itu.
Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran” (Q.S An-Nahl :90)
Berbuat ihsan, memberi setelah mendapat, kebaikan dibalas kebaikan
itulah adil. Tetapi ada, orang mendapat satu ia memberinya tiga, setelah
seseorang buat salah kepada kita, kita beri dia hadiah, luar biasa semoga kita
dimudahkan untuk seperti itu.
Lalu bagaimana sih caranya biar kita bisa melupakan kesalahan orang
lain dan ingat kebaikannya ? Berikut ini cara-caranya :
·
Muhasabah diri
Kalau kita tidak bisa hitung kebaikan orang lain, kita hitung salah
kita. Ketika orang berbuat salah pada kita, coba kita hitung kesalahan kita
pada dia lenih banyak kok. Oh, mungkin saya pernah berbuat ini pada orang lain,
Allah balas dengan orang lain yang datang. Jadi muhasabah diri akan memudahkan
kita untuk tetap ingat kebaikan orang lain dan melupakan kesalahannya.
·
Bersyukur dan sabar
.
·
Minta kelembutan hati pada Allah
·
Mengingat besarnya pahala memaafkan
orang lain.
·
Pahala memaafkan adalah amalan yang
tidak kita tahu pahalanya, tidak bisa kita hitung.
MEMETIK BUAH SABAR
Oleh
Novita Sari
Sabar berasal
dari bahasa Arab Sobaro yasbiru, yang artinya menahan. Sabar menurut istilah,
sabar adalah menahan diri dari segala bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan
diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai.
Tips memetik
buah sabar
1.
Kuatkan niat di dalam hati
2.
Berusaha selalu bersyukur dan
ikhlas
3.
Optimis, selalu berpikiran positif
4.
Jangan menyerah, dan jika emosi
rilekskan dirimu
5.
Yakinlah diujung kesulitan ada
hadiah terindah dari Allah yang sudah menanti
6.
Selalu memaafkan orang lain
7.
Berkumpul dengan orang sabar
8.
Dekatkan diri dengan Allah SWT
9.
Ambil hikmah dari setiap kejadian
10.
Ingat marah bisa bikin cepet tua
11.
Percaya bahwa setiap perbuatan
pasti dibalas oleh Allah SWT
Ciri-ciri orang sabar seperti apa?
1.
Giat bekerja
2.
Tidak mudah marah
3.
Rajin beribadah
4.
Suka bersedekah
5.
Membantu orang lain
6.
Tidak berbicara kotor
7.
Senantiasa mengalah demi kebaikan
Keutamaan sabar
1.
Orang yang sabar akan senantiasa
bersama-sama Allah
Dan Allah lebih mencintai orang-orang yang bersabar terhadap ujian
yang diberikan olehNya. Allah bersama orang-orang yang sabar. Kebersamaan yang
dimaksud oleh Allah adalah kebersamaan secara khusus yang berarti menjaga,
melindungi, dan menolong mereka.
2.
Allah memberikan apresiasi predikat
takwa kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi ujian Allah.
Al-Baqarah
ayat 177 dan Ali-Imran ayat 125
3.
Allah akan memberikan balasa kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dan tanpa batas
Orang yang berhak menerimanya adalah orang yang sabar. (QS Az-Zumar
ayat 10 dan Al-Qashas ayat 80).
4.
Orang yang sabar akan mendapatkan
kabar gembira
QS Al-Baqarah
ayat 155
5.
Allah memberitakan bahwa
orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mulia
QS Asy-Syura
ayat 43
6.
Berita gembira dari Allah bahwa
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dapat mengambil hikmah atau pelajaran
yang bermanfaat dari ayat-ayat Allah
QS Ibrahim
ayat 5
7.
Mereka memperoleh keberuntungan,
keselamatan, dari sesuatu yang ditakuti dan masuk surganya Allah
QS Ar-Ra’d
ayat 24
8.
Orang yang sabar akan senantiasa
bersama-sama Allah
Sebagaimana ungkapan Syaikul Islam yang dikutip oleh Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah: “Dengan kesabaran dan kenyakinan dapat diperoleh kepemimpinan
dalam agama”. Lalu ia menyebutkan firman Allah QS. As-Sajdah ayat 24
9.
Allah menghubungkan kesabaran
dengan iman, keyakinan, takwa, tawakal, syukur, amal shalih, dan rahmat yang
diperoleh seseorang.
Sabar merupakan bagian dari iman, ibarat kedudukan kepala dari
tubuh. Tiada artinya iman bagi orang-orang tidak memiliki kesabaran, sama
artinya ibarat tubuh tanpa kepala.
Umar Bin
Khatab berkata: “Hidup yang paling baik ialah yang kami lalui dengan kesabaran.
Manfaat dan hikmah sabar
1.
Sabar sebagai penolong
Kesabaran bisa
jadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia
terlebih lagi bahaya akhirat.
Contohnya:
Dalam
berkendaraan
·
sesuai aturan
·
berhati-hati
·
bebas dari kecelakaan
2.
Pembawa keberuntungan
Tak ada yang
perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah dan tak akan
pernah mengingkari janjiNya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi dari
keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa, keberuntungan
itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat.
QS Ali-Imran
ayat 200
3.
Mendatangkan keuntungan yang besar
Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah
saw, meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang
dilarang oleh Allah dan RasulNya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
Maka
bersabarlah, niscaya kesabaran akan menjemput anda ke tempat terbaik. Terbaik
dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai akhirnya anda akan mereguk
kenikmatan abadi di akhirat kelak.
Kedahsyataan dari sabar
1.
Al Baqarah ayat 153
2.
An Nahl ayat 127
3.
Ar Ra’du ayat 24
KEUTAMAAN SHOLAT TARAWIH”
Oleh: Putri Aulia K.K
Shalat
ini dinamakan tarawih yang artinya istirahat karena orang yang melakukan shalat
tarawih beristirahat setelah melaksanakan shalat empat raka’at. Shalat
tarawih termasuk qiyamul lail atau shalat malam. Akan tetapi shalat tarawih ini
dikhususkan di bulan Ramadhan. Jadi, shalat tarawih ini adalah shalat malam
yang dilakukan di bulan Ramadhan.
Adapun
shalat tarawih tidak disyariatkan untuk tidur terlebih dahulu dan shalat
tarawih hanya khusus dikerjakan di bulan Ramadhan. Sedangkan shalat tahajjud
menurut mayoritas pakar fiqih adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah
bangun tidur dan dilakukan di malam mana saja.
Para
ulama sepakat bahwa shalat tarawih hukumnya adalah sunnah (dianjurkan). Bahkan
menurut ulama Hanafiyah, Hanabilah, dan Malikiyyah, hukum shalat tarawih adalah
sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan). Shalat ini dianjurkan bagi laki-laki dan
perempuan. Shalat tarawih merupakan salah satu syi’ar Islam.
Imam
Asy Syafi’i, mayoritas ulama Syafi’iyah, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan
sebagian ulama Malikiyah berpendapat bahwa lebih afdhol shalat tarawih
dilaksanakan secara berjama’ah sebagaimana dilakukan oleh ‘Umar bin Al Khottob
dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Kaum muslimin pun terus
menerus melakukan shalat tarawih secara berjama’ah karena merupakan syi’ar
Islam yang begitu nampak sehingga serupa dengan shalat ‘ied.
Keutamaan Shalat Tarawih
Pertama, akan mendapatkan ampunan dosa
yang telah lalu.
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang
telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759). Yang
dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh
An Nawawi. Hadits ini memberitahukan bahwa shalat tarawih bisa menggugurkan
dosa dengan syarat karena iman yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh
Allah dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya’ atau alasan lainnya.
Yang
dimaksud “pengampunan dosa” dalam hadits ini adalah bisa mencakup dosa besar
dan dosa kecil berdasarkan tekstual hadits, sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul
Mundzir. Namun An Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di
sini adalah khusus untuk dosa kecil.
Kedua, shalat tarawih
bersama imam seperti shalat semalam penuh.
Dari
Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ
مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“Siapa
yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam
satu malam penuh.” Hal ini sekaligus merupakan anjuran agar kaum muslimin
mengerjakan shalat tarawih secara berjama’ah dan mengikuti imam hingga selesai.
Ketiga, shalat tarawih
adalah seutama-utamanya shalat.
Ulama-ulama
Hanabilah (madzhab Hambali) mengatakan bahwa seutama-utamanya shalat sunnah
adalah shalat yang dianjurkan dilakukan secara berjama’ah. Karena shalat
seperti ini hampir serupa dengan shalat fardhu. Kemudian shalat yang lebih
utama lagi adalah shalat rawatib (shalat yang mengiringi shalat fardhu, sebelum
atau sesudahnya). Shalat yang paling ditekankan dilakukan secara berjama’ah
adalah shalat kusuf (shalat gerhana) kemudian shalat tarawih.
“CIRI-CIRI DARI IKHLAS”
Apa sebetulnya hakikat dari
ikhlas itu sendiri? Lalu apa ciri orang ikhlas dalam beramal? Dalam kitab Mu’jam al-Wasith, kata ikhlas
berasal dari kata خلص يخلص خلوصا yang berarti jernih
atau murni. Sementara itu, menurut Al-Jurjani dalam al-Ta’rifat menjelaskan
bahwa ikhlas adalah tidak mencari pujian dalam beramal. Imam Qusyairi dalam
kitab Arrisalah Al Qusyairiyah mengutip penjelasan gurunya. Ia
menyatakan bahwa ikhlas adalah mengesakan Allah dalam ketaatan dengan tujuan
untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Perilaku ini tanpa ada embel-embel
kepentingan lain yang berkaitan dengan manusia, atau ingin mencari pujian dan
popularitas.Menurut Dzun Nun Al Misri, ada tiga ciri orang ikhlas dalam
beramal, yaitu: Pertama, ketika dipuji atau dihina, sikapnya sama saja,
tak ada perbedaan dalam perilakunya.
Kedua, melupakan amalan yang telah ia lakukan. Ia tak
mau mengingatnya lagi. Seperti ketika telah memberi shadaqah atau
bantuan kepada orang lain, maka ia tak mengungkitnya lagi. Agar amalnya tak
sirna gara-gara al mannu (menyebut kembali amalan yang telah
dikerjakan atau diberikan).
Ketiga, melupakan pahala amal akhirat, sehingga ia
berusaha beramal sebanyak-banyaknya, karena selalu merasa kurang, serta tak
pernah membanggakan amalnya. Menurut pendapat Imam Fudhail bin Iyadh:
meninggalkan amalan karena manusia maka itu riya’ (pamer)
namanya, sedangkan beramal dengan tujuan agar dipuji manusia, maka itu masuk
kategori syirik. Adapun ikhlas yaitu ketika Allah
menyelamatkanmu dari keduanya. Begitu juga Sahal bin Abdillah saat ditanya
tentang sesuatu yang dirasa nafsu paling berat, beliau langsung menjawab dengan
sederhana, yaitu ikhlas, karena tak ada kedudukan yang lebih tinggi dari
itu. Berbeda dengan pendapat Hudzaifah Al Mura’syi, yang menyatakan bahwa
ketika perilaku, perbuatan seorang hamba sudah sama lahir dan batinnya, baik di
kala sendirian atau dalam suasana keramaian, maka kondisi seperti ini dinamakan
ikhlas. Dari penjelasan di atas, untuk mecapai tingkatan (maqam) ikhlas
dibutuhkan keseriusan, keyakinan yang tinggi. Sifat-sifat yang membentuk ciri
orang ikhlas ini harus selalu dilatih, dipupuk tiap saat. Agar tak kendor dan
teledor dari tujuan akhir manusia, yaitu bahwa salat, ibadah, hidup dan mati
hanya tertuju untuk Allah sebagai Dzat yang menciptakan segalanya, serta yang
patut disembah, dan ditaati. Ada beberapa hikmah yang terkandung dalam ikhlas,
di antaranya:
Orang yang telah mencapai
derajat keikhlasan yang tinggi, iblis tak mampu meggodanya, apalagi sampai
menyesatkanya, hal ini seperti keterangan dalam Surat Al Hijr 39-40 yang
berbunyi:
قَالَ
رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ
الْمُخْلَصِينَ (40
Artinya: Iblis
berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti
aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi. Dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,(39) kecuali hamba-hamba Engkau
yang mukhlis di antara mereka”.(40) Imam Thobari dalam tafsirnya menjelaskan
bahwa iblis bersumpah akan menggoda, dan menyesatkan semua manusia dari jalan
kebenaran. Ia merasa berat, tak mampu menggoda orang-orang yang ikhlas dalam
segala amal perbuatannya. Imam Qurtubi mengutip hikayat dari Abu Tsumamah,
mengisahkan bahwa golongan Hawariyyin (para pengikut Nabi Isa yang beriman, dan
membenarkan, dan mengikuti ajarannya) bertanya kepada Nabi Isa tentang tipe
orang-orang yang ikhlas dalam beramal. Nabi Isa menjawab: yaitu orang yang
beramal, berbuat kebaikan, tapi ia tak mencari pujian, popularitas dari
manusia. Orang yang ikhlas dalam beramal akan bertemu langsung dengan
Allah, seperti penjelasan di Surat Al Kahfi Ayat 110:
قُلْ
إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ
وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا
صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
(110)
Artinya: Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
“Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh. Dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada
Tuhannya”.(110) Imam Ibnu Kasir menjelaskan bahwa ada dua syarat amal kebaikan
akan diterima oleh Allah. Pertama: amal perbuatan yang dilakukan harus
sesuai tuntunan syariat Islam. Kedua, amal perbuatannya harus
ikhlas karena Allah, bukan untuk kepentingan sesaat.Semoga kita selalu dituntun
oleh Allah agar selalu mendapat hidayah, dan dijadikan hamba yang ikhlas dalam
beramal.
TETAP SEGAR DAN SEHAT DI BULAN RAMADHAN
Oleh Siti Rokuyah
1.
Mengakhirkan Sahur.
Hikmah mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
mengakhirkan sahur memang banyak manfaatnya bagi tubuh. Tubuh akan mempunyai
tenggang waktu yang cukup guna membakar makanan untuk dirubah menjadi kalori
(energi), sehingga badan tidak akan lemas pada siang hari. Faedah makan sahur
diakhirkan disebutkan oleh Ibnu Jamroh, ia berkata, nabi sallallahualaihi
wassalam telah memandang suatu amalan yang sangat mudah bagi umatnya yang
dilakukan. Seandainya makan sahur dilakukan ditengah malam (bukan diakhir waktu
sahur), tentu juga memberatkan.orang
yang makan sahur ditengah malam pun dapat membuat lalai dari shalat subuh atau
membuat seseorang berusaha keras untuk begadang.” (Fath Al- Bari, 4: 138).
Jadi, waktu makan sahur nabi
sallallahualaihi wassalam adalah dekat dengan waktu subuh, artinya beliau
akhirkan.
Sedangkan waktu berakhirnya adalah mendekati
adzan subuh berkumandang.
2.
Hindari Tidur Setelah Makan Sahur
Banyak yang tidak menyadari betapa
betapa bahayanya kebiasaan ini. Langsung tidur setelah makan sahur dan dapat
berdampak negatif bagi kesehatan bagi tubuh. Diantaranya adalah lemak tubuh
menimbun, asam lambung naik, diare, stroke. Agar tidak tidur setelah sahur maka
harus melalukan kegiatan yang bermanfaat misalnya sahur, mengaji, membaca, dan
zikir.
3.
Hindari Sikap Bermalas-Malasan
Bermalas-malasan tidak dianjurkan
dalam Islam, apalagi di bulan Ramadhan. Tetaplah aktif melakukan kegiatan
sehari-hari, termasuk amalan-amalan yang mendatangkan pahala serta olah raga
ringan. Berolah-raga bisa dilakukan pagi hari,
misalnya jalan, lari di tempat, bersepeda atau senam. Aktivitas pada saat puasa
justru dapat merangsang pengeluaran hormon-hormon anti insulin yang berfungsi
melepas gula darah dari simpanan energi, sehingga kadar gula darah tidak menurun
dan pada akhirnya tubuh tetap bugar sepanjang hari.
4.
Tidur Cukup
Tidur yang cukup saat bulan
ramadhan sangat penting maka dari itu kita perlu menyesuaikan jam-jam tidur
agar tubuh tetap terjaga kesehatannya meskipun pukul 03:00 kita harus bangun untuk
makan sahur kemudian dilanjutkan aktifitas sambil menunggu waktu subuh.
Waktu-waktu yang baik saat bulan puasa adalah mulai tidur pukul 10 – 11 malam,
organ hati kita mulai menyimpan darah dan menjadikannya lebih dingin. Kelenjar
endrokrin kita juga mulai bekerja untuk menambahkan enzim dan elektolit pada
tubuh. Pada pukul 11 – 1 pagi, organ hati mulai bekerja untuk melepaskan racun
dari tubuh kita , termasuk kolestrol yang diproses dengan baik, bagian otak
juga difungsikan jadi lebih baik. Kemudian ketika sudah pukul 1 -3 pagi, darah
dan seluruh kotoran pada tubuh bakalan dibuang.
5.
Menyegerakan Berbuka Puasa
Manusia akan senantiasa berada
dalam kebaikan selama mereka menyegerakan (HR. Bukhori dan Muslim). Bagaima
tidak, mulai terbitnya fajar hingga waktu adzan maghrib, mereka menahan diri
dari hal yang membatalkan puasa seperti, makan, minum, hingga menahan diri dari
hawa nafsu.
Menyegerakan berbuka puasa memiliki
keutamaan, diantaranya adalah menjadi umat yang dicintai di sisi Allah SWT,
berada dalam kebaikan, mengamalkan sunah, terhindar dari keburukan.
6.
Saat Berbuka Memulai Makan Dengan Rasa Manis
Saat berbuka, awali dengan makanan
atau minuman manis, seperti kurma atau teh manis, atau minuman manis lainnya.
Demikian juga Rasulullah telah memerintahkan untuk berbuka puasa dengan kurma.
Jika tak memiliki kurma, maka hendaklah dengan air.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu
‘anhu, dia bercerita:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ
عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ
مِنْ مَاءٍ
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, biasa berbuka dengan beberapa buah ruthab (kurma
segar) sebelum mengerjakan shalat. Jika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak mendapatkan ruthab, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka
dengan beberapa buah tamr (kurma masak yang sudah lama dipetik). Dan jika tidak
mendapatkan tamr, maka beliau meminum air”.
Memberi
sesuatu yang manis pada tubuh saat perut dalam keadaan kosong lebih diterima
dan bermanfaat bagi anggota tubuh, apalagi badan yang lemah akan menjadi kuat
kembali.
7.
Hindari Minum Air Dingin Atau Es.
Buka puasa dengan air es tidak baik, hal tersebut di sebabkan
karena air es akan membuat lambung berkontraksi, pernyataan ini di sampaikan
oleh salah satu dokter dari IDI atau Ikatan Dokter Indonesia yakni Dokter
Nursyam.
Menurutnya, jika kita tetap ingin minum air es maka setidaknya kita
memberi jeda dalam kurang lebih 5 sampai 10 menit, karena setelah waktu jeda
ini maka kondisi perut akan kembali stabil.
8.
Berbuka Hendaknya Dilakukan Secara
Bertahap
Berbuka puasa hendaknya dilakukan dengan cara bertahap dan tidak terburu-buru agar lambung tidak
kaget, dengan demikian kerja lambung tidak terlampau berat karena lambung
membutuhkan ruang kosong untuk mencerna makanan. Untuk meringankan kerja
pencernaan, kunyah makanan dengan baik.
9.
Menkonsumsi Makanan Berserat
Perbanyaklah makan sayur dan buah saat berbuka atau sahur. Selain
mengurangi kekeringan tubuh (karena kandungan air dalam makanan berserat cukup
tinggi), tubuh juga dapat menahan rasa lapar lebih lama dengan makanan
berserat. Hal ini diakibatkan tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna
makanan berserat. Demikian juga daging hewan berkaki empat dan unggas bisa
bertahan lama di perut
10.
Menkonsumsi Makanan Bergizi.
Perbanyak makanan yang mengandung lima unsur gizi lengkap, seperti
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, agar tubuh tetap sehat.
Vitamin yang perlu dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B dan C yang banyak
terdapat pada buah berwarna merah atau kuning, sayuran berwarna hijau tua atau
kacang-kacangan
11. Tetap Bersiwak Dan Mandi
Dianjurkan tetap bersiwak, menyiramkan air dingin pada kepala dan
juga mandi. Bersiwak atau gosok gigi boleh dilakukan oleh orang yang berpuasa. Demikian juga tidak ada masalah dengan berkumur dan mendinginkan diri pada
badannya. Dalam suatu riwayat disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menyiramkan air pada kepalanya, sedangkan beliau n dalam keadaan
berpuasa, karena haus atau panas yang menyengat. Ibarat tanaman, jika kekeringan,
maka apabila disiram air, tanaman tersebut akan menjadi segar kembali.
OBAT HATI
Oleh Sri Hidayati
Seperti yang kita sadari bersama,
umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan ibadah kepada Allah. Umumnya
manusia sangat malas untuk diajak melakukan ketaatan kepada Sang Pencipta.
Mengapa? Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali
dengan hawa nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda. Ada yang hawa nafsunya
lebih menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat, namun dia
tidak merasa bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia
menjadi hamba yang taat.
Lalu bagaimana cara mengobati hati?
Imam
Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 – 17) menjelaskan bahwa
ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga digunakan
dalam ilmu medis. Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati
pasien, dia akan memberlakukan 3 hal:
1.
[حِفْظُ القُوَّة]
Menjaga Kekuatan.
Ketika
mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar pasien banyak makan yang
bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang dokter juga
memberikan multivitamin. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan
fisik pasien.
Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit
hati, salah satu upaya yang harus dia lakukan adalah menjaga kekuatan
mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Hatinya
harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran
dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karena
ilmu dan amal, merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana
hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena hati senantiasa butuh nutrisi
berupa ilmu.
2.
Melindungi Pasien dari Munculnya Penyakit Yang
Baru
Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang
dilakukan dokter adalah menyarankan pasien untuk menghindari berbagai pantangan
sesuai jenis penyakit yang diderita pasien. Hal yang sama juga berlaku untuk
penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang yang sakit harus
menghindari segala yang bisa memperparah panyakit dalam hatinya, yaitu dengan
menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala
bentuk penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa
bagi hati manusia,

Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
3.
Menghilangkan Penyakit
yang ada dalam Dirinya
Tahapan
terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter
akan memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan memberinkan antibiotik
dengan dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai dengan penyakit pasien.
Di bagian akhir keterangannya untuk
pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang
merusak hati adalah dengan banyak bertaubat,
beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi
dengan membayar kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak
orang lain, diapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,

Artinya:
“Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak
melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Karena
dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam
dirinya. Obat yang diberika seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan
jenis dan tingkat penyakit yang diderita pasien. Dokter akan memberikan
penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien cukup parah, bahkan sampai
harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan rentang waktu berbeda-beda,
atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu. Termasuk treatment operasi dan
ampuntasi.
Sama
halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita sangat
parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat memberikan
treatment sampai pada taraf hukuman had, seperti cambuk, potong tangan,
pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.
MALAM LAILATUL QADAR
Oleh
Sri Mulyani
Malam lailatul
qadar adalah malam yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat muslim
pada bulan ramadhan. Kedatangannya
membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi umat muslim. Ada banyak ke
istimewaan saat turunnya malam lailatul qadar ini. Malam ini sering
disebut-sebut sebagai malam seribu bulan. Apa sih keistimewaan mala ini,
berikut penjelasannya: Seperti yang diterangkan dalam al-quran surat
al-qodr:1-5

“Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah
kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan
izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”.
1.
Malam lailatul qadar adalah malam
diturunkannya al-quran
2.
Lailatul
qadar lebih baik dari seribu bulan
3.
Allah
menurunkan malaikat ke bumi untuk mengatur segala urusan.
4.
Lailatul
qadar malam yang penuh keberkahan
Selain itu
juga diterangkan dalam hadis sabda nabi Muhammad SAW bahwa:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ
الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“barang
siapa melaksanakan sholat pada malam lailatul qadar karenan iman dan mengharap
pahala dari allah maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR.Bukhari
dan muslim)”
5. Hadits diatas menjelaskan bahwa Dosa
setiap orang yang mehidupkan malam lailatul qodar akan diampuni oleh allah.
Inilah karunia allah yang sangat luas. Amal sedikit dengan pahala
besar. Di dalamnya kelembutan allah atas umat Muhammad, Dia mengetahui betapa
pendek umurnya,. Karena itu mereka diberi ganti dengan hari-hari yang mereka
gunakan untuk berpuasa dan sholat malam karena allah, sehingga mereka diberi
pahala yang sangat besar. Maka malam yang bersamaan dengan seorang hamba muslim
yang berdiri menunaikan sholat malam karena mengharap ridha dari allah dengan
penuh iman dan harap akan pahala-Nya disisi allah maka diampuni dosa-dosa yang
telah lalu dan juga diberi pahala pahala yang sama dengan pahala ibadah selama
83 tahun 4 bulan.
Berkenaan dengan malam kemuliaan ini
terdapat tanda-tanda kapan datangnya malam kemuliaan ini, seperti dijelaskan
dalam hadis
تَحَرَّوْا ليلة القدرِ في الوِتْرِ، من العشرِ الأواخرِ من رمضانَ
“Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr
(malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan
Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Datangnya
malam kemuliaan ini terjadi pada malam-malam hanjil di 10 malam terakhir bulan
ramadhan. Tanda lainnya adalah kekuatan sinar dan cahaya pada malam itu,
ketenangan dan lapang dada yang didapatkan oleh manusia didalam dirinya.
Matahari dipagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat seperti bulan
purnama dan stidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari
itu. Angin yang tenang dengan cuaca yang cerah dan sedang. Terkadang allah
memberikan anugerah kepada manusia dengan menunnjukkannya kepada mereka di
dalam mimpimereka sebagai tanda pemuliaan atas mereka. Seperti diterangkan
dalam hadis
إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ
فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ,
وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ
أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا
شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ
يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
“Sesungguhnya
tanda Lailatul Qadr adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam
yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu
tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya,
tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah,
tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi
setan untuk keluar bersama matahari pagi itu.” [HR. Ahmad].
Cara meraih
malam lailatul qadar: Sholat malam ,Beritikaf, Membaca al-quran, Besholawat, Memperbanyak
doa: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ
عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي “Ya, Allah. Sesungguhnya
Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf. Maka, maafkan aku”.
NIKMAT TUHAN MANA LAGI YANG KAMU DUSTAKAN
Oleh Yuni Wulan Sari
Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah begitu banyak
memberikan nikmat untuk para hamba-Nya. Akan tetapi, apakah kamu sudah
merenungkan semua nikmat pemberian dari Allah tersebut?. Jika kita coba
merenungi, maka bisa ditemukan begitu banyak nikmat yang Allah berikan untuk
kita semua seperti contohnya nikmat kesehatan sehingga kita bisa menggerakan
tubuh untuk beraktivitas sampai pada nikmat Iman dan Islam.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah,
niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Qs. An Nahl: 18].
Kesempatan hidup yang dianugerahkan oleh Allah swt kepada kita ini,
marilah kita gunakan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, kita isi
dengan aktifitas yang bernilai ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah yang
berdimensi sosial kemasyarakatan, Jangan sampai kita baru menyesal ketika ajal
datang menjemput kita, dengan meminta kepada Allah agar di kembalikan untuk
hidup lagi, walau barang sebentar saja, hanya untuk sekedar beramal saleh dan
menginfakkan seluruh harta yang dimilikinya. Padahal ketika ajal telah tiba,
tak bisa diundur dan tidak pula dimajukan walau barang sebentar saja. Kemanapun
kita berlari untuk sernbunyi, sekalipun kita sedang dikelilingi oleh tim dokter
ahli dengan peralatan teknologi yang paling mutakhir, bila saat kematian telah
tiba, pastilah akan terjadi saat itu juga. Karenanya marilah kita gunakan
kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya, untuk beribadah dan
beramal saleh demi mencari keridhaan Allah swt.
Kedua: Pesan Nabi yang kedua adalah agar kita menjaga kesehatan dan menggunakannya untuk taat dan mengabdi kepada Allah swt memperbanyak aktivitas kesalehan dan beribadah kepada-Nya, sebab bila kita terserang penyakit atau dalam keadaan sakit, maka tentu kesempatan untuk beribadah dan beramal saleh, akan terganggu atau bahkan tidak bisa kita lakukan sama sekali, karena kondisi kita yang sangat lemah dan kritis. Kesehatan adalah anugerafi Tuhan yang sangat besar, namun banyak manusia yang tidak menyadarinya, dia baru tersadar, 'ketika telah ditimpa sakit.
Ketiga: Masa luang, sebenamya merupakan kesempatan emas untuk kita gunakan melakukan aktifitas kesalehan dan beribadah. Jangan sampai ada kesempatan yang terbuang percuma, karena Tuhan tidak menjadikan hidup ini sia-sia dan tidak pula main-main. Karena pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, Allah dalam banyak ayat Al-Quran bersumpah dikaitkan dengan waktu, seperti: "Demi waktu Ashar", "Demi waktu Malam", "Demi waktu Dhuha", dan lain sebagainya. Apabila manusia tidak mau mengisi dan memanfaatkan waktu dengan beramal saleh dan berbagai amal kebaikan lainnya, tentu ia akan tergolong sebagai orang yang merugi.
Keempat: Masa muda merupakan masa yang baik, 'karena pada masa ini 'kondisi fisik masih prima, penuh dengan daya kreasi dan ide-ide segar, utamanya masa ini hendaklah digunakan untuk mempersiapkan diri dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian, sehingga benarbenar telah memiliki kesiapan untuk menerima tongkat estafet perjuangan generasi tua yang telah uzur.
Kelima: Kekayaan juga merupakan anugerah dari Allah yang harus kita gunakan dan tasharrufkan sesuai dengan keinginan Tuhan yang memberi kekayaan itu. Jangan sampai kita menutup kran kenikmatan yang telah dianugerahkan Allah buat orang-orang fakir miskin, anak-anak yatim dan obyek-obyek lain untuk memperjuangkan agama Allah swt.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mensyukuri nikmat yang sudah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan untuk kita dan
pada ulasan kali ini, akan kami berikan ulasan selengkapnya mengenai cara
mensyukuri nikmat Allah untuk kamu.
1.
Mensyukuri Dengan Menggunakan Hati
- Mensyukuri Dengan Lisan
- Mensyukuri Dengan Anggota Tubuh
- Mensyukuri Dengan Lidah
- Mensyukuri Dengan Amal Perbuatan
- Mensyukuri Dengan Memuji Allah
- Mensyukuri Dengan Menjaga Kesehatan
- Mensyukuri Dengan Pola Hidup Sehat.
- Mensyukuri Dengan Menjaga Kebersihan
- Mensyukuri Dengan Taat Beribadah
- Mensyukuri Dengan Senyuman.
- Mensyukuri Dengan Acara Syukuran.
- Mensyukuri Dengan Harta
- Mensyukuri Dengan Zakat dan Menunaikan Haji
- Mensyukuri Dengan Kegiatan Sosial
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ
فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.
Lihatlah kepada orang-orang yang
lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang
yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian,
supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allâh yang telah dianugerahkan kepada
kalian.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar